Seminggu. Satu minggu gue nggak masuk kerja setelah kejadian itu
Pak Yuta yang tak henti-hentinya meneror gue dengan ribuan telefon dan juga pesan teks
Hyohyeon dan Doyoung tidak henti-hentinya mengetuk pintu apartemen gue. Gue sendiri hanya di dalam kamar sambil memikirkan kejadian itu
Gue terlalu malu untuk ketemu sama pak Yuta, bahkan buat ingat wajahnya aja gue malu
Nafsu makan gue juga menurun. Yang biasanya sehari bisa makan sampai tiga kali, beberapa hari ini gue makan kalau ingat aja. Jangan tanya gimana badan gue, udah kurus kaya sapu lidi
Gue mengambil ponsel gue, kemudian membuka pesan teks yang pak Yuta kirim beberapa menit yang lalu
My Boss
|Kamu bilang tidak akan menyesal
|Kamu menghindari saya, Hyera
|Kalau kamu terus seperti ini, saya ga bisa jamin rumah kamu aman malam iniGue terkekeh. Lucu ya, harusnya gue yang merasa tidak enak dan meminta maaf. Tapi disini kaya pak Yuta yang melakukan kesalahan itu. Pak Yuta yang terus menerus meneror gue
My Boss
|I don't want to lose u, HyeItu pesan terakhir yang pak Yuta kirim. Selanjutnya terdengar suara ketukan dari pintu. Gue membiarkan pintu itu terus diketuk. Karena gue tahu itu pasti Hyohyeon atau Doyoung
Gue menghela nafas kasar. Kemudian menarik selimut, kembali larut dalam fikiran gue
Apakah dengan menghindari masalah, semua akan selesai? Atau kalau gue berani berhadapan dengan pak Yuta, semua masalah juga selesai?
Gue cuma sendiri. Nggak ada yang bisa jadi bahu buat gue bersandar. Apa yang bakal orang tua gue lakukan kalau mereka tahu anaknya kaya gini di dunia? Gue yakin mereka pasti kecewa banget
Suara ketukan pintu berhenti. Gue memejamkan mata gue, berusaha mengusir bayang malam itu
Enak, pengen lagi
Astagfirullah, aku ini berdosa banget
"Saya sudah bilang kan. Kamu nggak bisa menghindar dari saya"
Gue melotot, kemudian membuka selimut gue dengan kasar. Gue mencari suara itu, suara berat yang mengusik fikiran gue akhir-akhir ini
Gue menatap siluet hitam sedang bersandar di pintu balkon. Menatap gue dengan lembut. Gue duduk untuk memastikan bahwa itu benar-benar pak Yuta
Iya, Nakamoto Yuta
Laki-laki itu berhasil masuk ke apartemen gue
Pak Yuta berjalan mendekat, kemudian duduk di sebelah gue
Tangannya terulur untuk mengambil tangan gue. Mengusapnya lembut
"Kamu bilang tidak akan menyesal" gue memejamkan mata gue. Menahan tangis
"Apa saya salah? Kalau iya, saya minta maaf" dia mengecup punggung tangan gue. Gue mencoba menariknya, tapi dia menahan
"P-pak" gue memberanikan diri untuk menatapnya. Menatap wajahnya yang indah itu
"Hm?"
"S-saya. Saya benar-benar minta maaf. Saya takut, saya takut jika nanti bapak memandang rendah saya. Memandang saya sebagai pelacur yang menggoda bapak" ucap gue
"Saya benar-benar tidak tahu jika menjadi dewasa akan semenyakitkan ini. Saya benci ketika saya lemah, saya takut semua orang memandang rendah saya" gagal, gue gagal menahan tangis gue
"Hal yang saya takutkan adalah, ketika bapak memandang rendah saya. Saya tidak punya siapa-siapa lagi, cuma bapak yang benar-benar mengerti saya walaupun bapak menyebalkan" pak Yuta terkekeh geli, membuat gue menatapnya dengan mata sembab dan air mata
Pak Yuta mengusap pipi gue. Menghapus air mata gue. Kemudian menarik gue ke pelukannya
"Apa saya pernah bilang seperti itu?" gue menggeleng
"Haera, kamu itu sekretaris terbaik saya. Mitra kerja terbaik saya. Bahkan pendengar yang baik bagi saya. Seharusnya kamu kan yang kalang kabut tentang kejadian ini, tapi nyatanya saya sendiri yang terus menghubungi kamu" pak Yuta mengusap rambut gue
"Saya tidak akan memandang kamu rendah Hyera. Tidak akan. Saya butuh kamu, saya nggak bisa ngapa-ngapain tanpa kamu. Kamu tahu berapa kerugian saya selama seminggu ini?" Gue menggeleng
"Hampir dua milyar, tapi saya tidak mempermasalahkan itu. Saya cuma mau kamu kembali, saya mau Hyera yang dulu" gue menatapnya. Gue nggak tahu apa yang membuat seorang Nakamoto Yuta jadi selembut ini dalam waktu yang relatif singkat
Yang awalnya cuek dan nggak pernah peduli dengan perasaan wanita. Bahkan bodo amat
Pak Yuta mengecup kening gue, "besok berangkat ya. Kasihan Hyohyeon kerja sendirian"
"Nggak janji" ucap gue
"Kalau gitu saya yang bakal angkat kamu sampai ke kantor" pak Yuta mencubit hidung gue
Gue mengernyit, kemudian menatap dia tajam
"Apa?" tanyanya bingung
"Bapak gimana bisa masuk ke apartemen saya?"
"I-itu" ucap dia gagap. Pak Yuta bangun dan menarik tangan gue menuju pintu apartemen
Gue menganga melihat gagang smart lock door gue udah rusak. Bahkan benar-benar rusak
Gue menatap dia, dia tersenyum kikuk
"Nanti saya ganti"
~tbc~
hallo, hehe ╥﹏╥
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Secret : Nakamoto Yuta
Short StoryKisah klasik. Gue yang ga sengaja tidur bareng bos gue yang dingin dan datar kaya kulkas "Haera saya menggaji kamu bukan untuk menggosip hal yang tidak penting" © jae-niverse