08

5.6K 696 96
                                    

Seminggu. Satu minggu gue nggak masuk kerja setelah kejadian itu

Pak Yuta yang tak henti-hentinya meneror gue dengan ribuan telefon dan juga pesan teks

Hyohyeon dan Doyoung tidak henti-hentinya mengetuk pintu apartemen gue. Gue sendiri hanya di dalam kamar sambil memikirkan kejadian itu

Gue terlalu malu untuk ketemu sama pak Yuta, bahkan buat ingat wajahnya aja gue malu

Nafsu makan gue juga menurun. Yang biasanya sehari bisa makan sampai tiga kali, beberapa hari ini gue makan kalau ingat aja. Jangan tanya gimana badan gue, udah kurus kaya sapu lidi

Gue mengambil ponsel gue, kemudian membuka pesan teks yang pak Yuta kirim beberapa menit yang lalu

My Boss
|Kamu bilang tidak akan menyesal
|Kamu menghindari saya, Hyera
|Kalau kamu terus seperti ini, saya ga bisa jamin rumah kamu aman malam ini

Gue terkekeh. Lucu ya, harusnya gue yang merasa tidak enak dan meminta maaf. Tapi disini kaya pak Yuta yang melakukan kesalahan itu. Pak Yuta yang terus menerus meneror gue

My Boss
|I don't want to lose u, Hye

Itu pesan terakhir yang pak Yuta kirim. Selanjutnya terdengar suara ketukan dari pintu. Gue membiarkan pintu itu terus diketuk. Karena gue tahu itu pasti Hyohyeon atau Doyoung

Gue menghela nafas kasar. Kemudian menarik selimut, kembali larut dalam fikiran gue

Apakah dengan menghindari masalah, semua akan selesai? Atau kalau gue berani berhadapan dengan pak Yuta, semua masalah juga selesai?

Gue cuma sendiri. Nggak ada yang bisa jadi bahu buat gue bersandar. Apa yang bakal orang tua gue lakukan kalau mereka tahu anaknya kaya gini di dunia? Gue yakin mereka pasti kecewa banget

Suara ketukan pintu berhenti. Gue memejamkan mata gue, berusaha mengusir bayang malam itu

Enak, pengen lagi

Astagfirullah, aku ini berdosa banget

"Saya sudah bilang kan. Kamu nggak bisa menghindar dari saya"

Gue melotot, kemudian membuka selimut gue dengan kasar. Gue mencari suara itu, suara berat yang mengusik fikiran gue akhir-akhir ini

Gue menatap siluet hitam sedang bersandar di pintu balkon. Menatap gue dengan lembut. Gue duduk untuk memastikan bahwa itu benar-benar pak Yuta

Iya, Nakamoto Yuta

Laki-laki itu berhasil masuk ke apartemen gue

Pak Yuta berjalan mendekat, kemudian duduk di sebelah gue

Tangannya terulur untuk mengambil tangan gue. Mengusapnya lembut

"Kamu bilang tidak akan menyesal" gue memejamkan mata gue. Menahan tangis

"Apa saya salah? Kalau iya, saya minta maaf" dia mengecup punggung tangan gue. Gue mencoba menariknya, tapi dia menahan

"P-pak" gue memberanikan diri untuk menatapnya. Menatap wajahnya yang indah itu

"Hm?"

"S-saya. Saya benar-benar minta maaf. Saya takut, saya takut jika nanti bapak memandang rendah saya. Memandang saya sebagai pelacur yang menggoda bapak" ucap gue

"Saya benar-benar tidak tahu jika menjadi dewasa akan semenyakitkan ini. Saya benci ketika saya lemah, saya takut semua orang memandang rendah saya" gagal, gue gagal menahan tangis gue

"Hal yang saya takutkan adalah, ketika bapak memandang rendah saya. Saya tidak punya siapa-siapa lagi, cuma bapak yang benar-benar mengerti saya walaupun bapak menyebalkan" pak Yuta terkekeh geli, membuat gue menatapnya dengan mata sembab dan air mata

Pak Yuta mengusap pipi gue. Menghapus air mata gue. Kemudian menarik gue ke pelukannya

"Apa saya pernah bilang seperti itu?" gue menggeleng

"Haera, kamu itu sekretaris terbaik saya. Mitra kerja terbaik saya. Bahkan pendengar yang baik bagi saya. Seharusnya kamu kan yang kalang kabut tentang kejadian ini, tapi nyatanya saya sendiri yang terus menghubungi kamu" pak Yuta mengusap rambut gue

"Saya tidak akan memandang kamu rendah Hyera. Tidak akan. Saya butuh kamu, saya nggak bisa ngapa-ngapain tanpa kamu. Kamu tahu berapa kerugian saya selama seminggu ini?" Gue menggeleng

"Hampir dua milyar, tapi saya tidak mempermasalahkan itu. Saya cuma mau kamu kembali, saya mau Hyera yang dulu" gue menatapnya. Gue nggak tahu apa yang membuat seorang Nakamoto Yuta jadi selembut ini dalam waktu yang relatif singkat

Yang awalnya cuek dan nggak pernah peduli dengan perasaan wanita. Bahkan bodo amat

Pak Yuta mengecup kening gue, "besok berangkat ya. Kasihan Hyohyeon kerja sendirian"

"Nggak janji" ucap gue

"Kalau gitu saya yang bakal angkat kamu sampai ke kantor" pak Yuta mencubit hidung gue

Gue mengernyit, kemudian menatap dia tajam

"Apa?" tanyanya bingung

"Bapak gimana bisa masuk ke apartemen saya?"

"I-itu" ucap dia gagap. Pak Yuta bangun dan menarik tangan gue menuju pintu apartemen

Gue menganga melihat gagang smart lock door gue udah rusak. Bahkan benar-benar rusak

Gue menatap dia, dia tersenyum kikuk

"Nanti saya ganti"

~tbc~

hallo, hehe ╥﹏╥

Our Secret : Nakamoto YutaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang