9.1K 1.4K 81
                                    

ENAM tahun berlalu sejak saat itu. Sekarang, Jungkook telah bertransformasi menjadi sosok Chief Executife Officier atau CEO dari perusahaan Papanya, Insgo Ltd. yang bergerak di bidang Informatika dan teknologi.

Ia berjalan penuh wibawa di koridor perusahaannya. Jas hitam yang tampak elegan teepasang sempurna di tubuh tegapnya. Tak akan ada yang menebak, bahwa seorang Jeon Jungkook hanyalah mantan berandalan yang suka membuli.

"Hari ini ada jadwal rapat bersama Van Company—perusahaan properti yang kita tawari kerja sama minggu lalu, jam 9.30 pagi di ruang rapat kita" sekretaris pribadi Jungkook membacakan jadwalnya hari ini sambil terus berjalan menuju ruangannya.

"Hm. Siapkan penjamuan terbaik yang kita miliki. Jangan sampai mengecewakan tamu. Jangan berbuat onar. Dan jangan ada yang masuk ke ruanganku sampai waktu rapat kita nanti. Mengerti?"

Lee Jisoo mengangguk."Siap. Dimengerti pak" ucapnya lalu berbelok untuk menyiapkan kebutuhan rapat.

Jungkook menutup pintu ruangannya. Menghempaskan diri ke kursi kebesarannya. Sesungguhnya, ia sangat muak harus duduk di kursi perusahaan. Cita-citanya dulu adalah seorang arsitek. Karena ancaman Papanya yang berkata bahwa jika ia tidak mau menggantikan Papanya, maka ia tak akan mendapat warisan sepeserpun. Padahal ia mempunyai seorang kakak laki-laki dan perempuan. Kenapa harus ia sih!?

Jungkook mengacak rambutnya. Menuangkan segelas air es yang mungkin akan mendinginkan otaknya yang berasap.

"Argh. Ini menyebalkan."

Jungkook berjalan menuju dinding kaca di belakang meja kerjanya. Menyender malas disana sambil melihat ke luar.

"Andai saja aku tid—"

Ucapannya terpotong saat matanya tak sengaja mendapati entitas yang—sepertinya familiar.

Menajamkan penglihatannya dan mendapati sesosok pria dewasa yang baru saja keluar dari mobil mewahnya. Rambut pirangnya paling menyita perhatian. Jungkook tak dapat melihatnya jelas dari lantai 12. Tapi, ia merasa tidak asing.

Tok tok!

"Tuan Jungkook. Perwakilan dari Van company sudah datang. Kita harus sudah menunggu di ruang rapat."

"Iya. Sebentar"

Jungkook bersiap. Membenahi jasnya dan menyisir rambut hitamnya dengan jemari asal. Menenteng laptop dan beberapa berkas yang harus dibawa.

"Mari menuju kesana, Jisoo"

***

Pertemuan berjalan lancar. Jungkook menjelaskan ini itu dengan lugas dan tanpa ragu.

"Baiklah. Aku menyetujui kerja sama ini. Kita bisa mendapat laba besar dari pembuatan komputer dengan aplikasi khusus dari perusahaanmu, dengan rugi yang tidak terlalu besar. Aku jamin launching pertama nanti, akan mendapat sambutan baik dari masyarakat"

Jungkook tersenyum sambil menjabat tangan tuan Kim.

"Terimakasih tuan Kim. Kuharap, kita bisa saling menguntungkan"

Tuan Kim tertawa, menepuk pundak Jungkook sekilas. "Baiklah, aku permisi dulu. Selamat sore tuan Jeon"

"Oh, tunggu dulu. Aku sudah memesankan perjamuan atas kerja sama kita. Bagaimana dengan makan bersama?" tawar Jungkook.

"Oke. Bisakah aku membawa seluruh rekanku yang hadir?" tanya tuan Kim menggoda.

Jungkook tertawa. "Tentu saja. Bawa satu perusahaanmu sekalian, tapi suruh mereka bayar sendiri"

Lalu, perbincangan hangat itu berlanjut hingga malam hari.

Jungkook mengantarkan tuan Kim sampai depan perusahaan.

"Sekali lagi, terima kasih Jeon Jungkook-ssi." tuan Kim membungkuk. Dan dibalas bungkukan juga oleh Jungkook.

"Appa!! Lama sekali sih?!"

Jungkook dan tuan Kim menengok kearah mobil hitam metalik yang terparkir rapi.

"Oh, maaf. Tunggu Appa sebentar"

Tuan Kim lantas berbalik kearas Jungkook. "Itu anakku. Kurasa kalian seumuran. Tapi anak bebal itu lebih memilih menjadi fotografer daripada membantu ayahnya"

Jungkook tertawa canggung. Sumpah, ia seperti kenal dekat dengan aura tatapannya.

"Ngomong-ngomong, siapa nama anak anda tuan?"

"Namanya Taehyung. Kim Taehyung"

Dan seketika, Jungkook menyesal bertanya.

'Nama Taehyung dan bermarga Kim tidak hanya satu kan? Haha'
___÷___÷___÷___÷___

Sin Pijama | Taekook ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang