きゅ

5.3K 700 77
                                    

Mobil yang dikendarai Taehyung melaju membelah jalanan di sore hari. Sedang Jungkook di sampingnya hanya memandangi jalanan di balik kaca mobil.

"Ayo cari makan dulu" suara Taehyung membelah hening.

Jungkook berdehem kecil tanpa menoleh. Mengundang lirikan kecil dari pria lainnya.

Taehyung melirik pergelangan kakinya yang tertutupi celana bahan.

'Yeah—'

•••

Alih-alih restoran mewah, Taehyung memarkirkan pajeronya di samping kedai makan kecil.

"Kalau kau mau ke tempat mewah, tunggu aku selesai" lirihan Taehyung tidak mendapat balasan. Jungkook memilih membuka pintu dan mendahului masuk kedai.

Taehyung mendapati Jungkook menggunakan ponsel saat ia mengambil tempat duduk di hadapan pria itu. Tatapannya tidak lepas memandangi entitas indah itu hingga persekon pun.

"Apa?" Jungkook melirik dari balik bulu matanya.

Senyum Taehyung mengembang. "Ah, tak apa. Kau terlihat luar biasa hari ini—maksudku, setiap hari"

"Apa setelah menghilang dari SMA kau menjadi seorang perayu?"

Tawa kecil terbit dari bibir si fotografer. "Kau mencariku saat itu?"

Jungkook mengernyitkan dahinya. Hell, mencarimu?! "Kau gila?"

Bibirnya terbuka semakin lebar mendapati kalimat sarkasme pria di depannya. "Oh honey, akui saja kau seriusan mencariku. Aku bisa mengobati rindu yang kau tanggung bertahun-tahun itu"

Damn. Apa-apaan orang ini?! Yaa, walaupun yang diucapkan Taehyung benar adanya sih.

"Terserah" memutar bola mata malas.

Seringai Taehyung yang penuh kelicikan timbul di sudut bibirnya.

"Hum oke. Setelah ini aku akan mengobati rindumu" ditambah kedipan mata yang membuat Jungkook ingin memuntahkan makanan yang bahkan belum datang.

•••

Kembali membelah jalanan Jeju. Suasana hening menyelimuti mobil. Dan ketika mobil berhenti di tepi jalanan, Jungkook langsung menatap Taehyung dengan dahi berkerut dalam.

Taehyung menatapi kemudinya lama. Jemarinya yang panjang mengetuk setir mobil pelan. "Kau masih diam? Tak ingin bertanya?"

Jungkook masih mengunci bibirnya. Kiranya apa yang akan dilakukan bajingan ini?

"Kau tahu kenapa aku keluar dari SMA waktu itu? Rasa muak dibully olehmu semakin menjadi. Membuatku frustasi sendiri—" pemandangan sawah di luar jendela lebih menarik atensi Taehyung. Maka ia mengalihkan pandang kesana.

"—memilih bersembunyi dari orang-orang. Hingga ketika ayah meyakinkan aku bahwa semua baik-baik saja, aku mulai berjalan lagi."

Ditatapnya wajah kaku Jungkook. Jemarinya yang dingin menggapai pipi selembut kapas. Mengusap dengab gerakan halus. "Sayangnya—aku tetap tidak bisa menghilangkan rasa untuk membencimu"

Jungkook menarik nafas. Tahu betul apa yang dimau si Kim. Terserah. Ia juga sudah tidak peduli. Ia sudah cukup merasa bersalah dan menyesal

"Jadi? Apa yang kau inginkan Taehyung?"

Gelak tawa memenuhi ruang mobil. Terdengar pedih dan pilu. Jungkook masih diam. Tangan Taehyung kembali mencengkeram kemudi.

"Serius kau menanyakan itu? Tidak kah kau merasa menyesal bertanya hm?"

"Cepat selesaikan ini dan kita kembali ke tempat pemotretan"

Air muka Taehyung menjadi dingin. Satu sudut bibirnya terangkat lalu melepaskan sabuk pengamannya.

Taehyung menerjang Jungkook. Menjambak rambutnya dan membanting kepalanya pada jendela mobil.

Ouch! Sebenarnya ini masih terlalu awal untuk sebuah tindak kriminal. Tapi persetan. Taehyung sudah tidak tahan.

"Kau membuatku menjadi bahan olokan di sekolah"

Dugh

"Semua orang menertawakan aku"

Jungkook meringis saat dahinya terasa hangat. Darah.

"Membuat beasiswaku ditarik karena sering bolos. Padahal kau menarikku ke gudang dan menghabisiku disana"

Jungkook tidak melawan. Hanya menghalau pukulan Taehyung sebisanya. Kalau ini bisa menebus rasa bersalahnya, he deal with it.

Dan puncaknya, Taehyung menghujam dada kiri Jeon Jungkook. Memutus detak jantungnya tanpa sempat Jungkook mengatakan maafnya. Tanpa sempat Jungkook bilang betapa menyesal ia.

Jungkook mati. Dan Taehyung menangis.

"Sialan! Aku membencimu! Kenapa kau tak melawan huh?! Kenapa tak menghentikanku Jeon Jungkook!?" Taehyung menjambak surai coklatnya sendiri. Terisak keras disamping raga Jungkook.

Terlambat. Taehyung tidak bisa memisahkan ego dan akalnya. Dan kini ia yang menyesal.

"Kau memang tak seharusnya tahu kalau aku mencintaimu kan?"

Taehyung menyeka air matanya. Membawa raga Jungkook yang lemas ke jok belakang.

Melucuti jas mahal yang ternoda darah. Celana dan sepatunya juga. Jungkook diam tak melawan.

"Bagus. Aku suka anak penurut" senyum Taehyung terbit.

Dan kemudian ia mulai menyetubuhi Jungkook. Menggeram nikmat diatas raga tanpa jiwa. Memandikannya dengan darah dan cairan putih miliknya. Dan Taehyung mencium Jungkook dalam. Membisikkan betapa ia mencintai Jungkook.

"Maaf kan aku Jungkook. Kita lanjutkan percintaan kita di alam yang berbeda"

Dan Tuan Kim meraung pilu saat polisi menemukan jasad Taehyung dan Jungkook di dalam mobil.

•••

"Kenapa kau melakukan ini?"

"Aku mencintaimu"

"Kita bisa bersama disana"

"Tidak. Aku membencimu disana"

"Terserah!"

•••

Dan kamu tahu. Pria sakit memperlakukan cintanya segila dirinya.

end.

Udah tamat ya. Oke bye!

:>

Sin Pijama | Taekook ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang