しち

6.3K 954 62
                                    

JEON muda menghempaskan diri di kasur hotel. Badannya lelah luar biasa. 4 jam dilewati dengan suara kamera dan lampu terang yang menyilaukan. Sebenarnya Jungkook tidak terbiasa dengan semua itu, tapi ancaman Noona dan teman brengseknya itu benar-benar membuatnya geram setengah mampus.

Menyebarkan masa lalunya sebagai tukang bully yang kejam.

Tidak! Tidak boleh terjadi. Bisa hancur citranya. Ya, sudah menjadi rahasia umum, jika Mr. Jeon Jungkook adalah CEO dengan ego luar biasa tinggi. Daripada menanggung malu, lebih baik ia mati. Katanya.

Telepon berdering, membuat si Presdir muda menoleh dan menangkatnya.

"Hm"

"Ohoo, ternyata disana kau tidak bekerja saja eh?"

Kekehan kakaknya terdengar kemudian, membuat Jungkook mendecih.

"Apa maumu?"

"Kau berciuman mesra dengan fotografer Kim eoh? Uh, manis nya"

"Bajingan! Dari mana kau tahu?!" desisnya.

"Well, Mingyu sangat hebat memilih angle. Kau tidak terlihat sedang pemotretan saat itu. Aku punya fotonya. Mau lihat?"

"Mingyu—"

"Ap–"

Jungkook mematikan sambungan telepon sepihak. Beranjak dari tidurnya, niat menghajar Mingyu setelah ini. Berani-beraninya ia menyebar foto tidak 'profesional' itu pada kakaknya.

Persetan dengan penampilannya yang awut-awutan. Yang terpenting, Mingyu harus dihajar saat ini.

***

"MANA KIM MINGYU?!"

Beberapa staf disana berjengit kaget. Menoleh kearah pintu ruang make up, mendapati entitas Jungkook yang terlihat emosi.

"D-di ruangan Taehyung" seseorang menjawab terbata.

Tanpa basa basi, segera menuju ruangan Taehyung demi membalas dendam.

Yeah, Jeon Jungkook dan tempramen buruknya.

Maka tanpa mengetuk lagi, ia langsung menjeblak pintu ruangan keras-keras yang untungnya tidak dikunci.

Mingyu yang sedang—mengedit foto? Entalah, Jungkook tak peduli. Menoleh kearah Jungkook dengan dahi berkerut.

"Mau menemui Taehyung? Dia masih ke—"

"Brengsek! Apa saja yang kau katakan pada kakakku?!" tanyanya langsung.

Mingyu sempat berfikir sebentar. Lalu mengingat. "Bukan apa-apa, kakakmu yang meminta fotomu. Jadi kuberi saja" jawabnya cuek.

"Tapi kenapa foto saat aku— ah bangsat kau Mingyu!"

Jungkook berteriak frustasi di depan Mingyu. Menjambak rambut coklat Mingyu kemudian mencolok kedua matanya.

"Argh sialan! Mataku!" Mingyu memegangi matanya yang perih dan tidak bisa terbuka dengan telapak tangannya.

"Mampus. Buta saja sekalian"

Jungkook kesal sekali. Mingyu sialan. Taehyung lebih sialan lagi. Noonanya juga sialan. Yoongi juga. Semuanya.

Giginya bergemeretak menahan amarah. Sekarang ia butuh Taehyung. Yeah, butuh untuk melampiaskan amarahnya.

Kakinya berjalan cepat, menyusuri setiap sudut ruangan. "Mana bajingan itu?!" desis Jungkook sembari menyapu ke setiap tempat.

"Kau kelihatan kesal sir, ada yang bisa kubantu?"

Suara itu—

Jungkook menoleh. Menatap nyalang pria di depannya. Kaos hitam dan celana santai berwarna senada menempel lekat pada tubuhnya yang tegap.

"Kau! kenapa menciumku?!" tuding Presdir muda itu. Taehyung menatapnya malas.

"Apa? kau tak pernah berciuman?"

"Tapi kau tak perlu melakukannya di depan banyak orang!"

Tiba-tiba waktu seperti berhenti berjalan. Jungkook baru sadar ia salah bicara.

'Fck'

Kekehan Taehyung tidak membuat amarahnya reda.

"Oh jadi tuan Jeon ingin dicium di tempat sepi?"

Tanpa aba-aba Jungkook menerjang Taehyung. Melayangkan pukulan mentah yang mendarat tepat di rahang si fotografer.

"Shh, rasanya rahangku geser" Taehyung meringis.

"Makhluk bajingan macam dirimu lebih dari pantas menerimanya"

Taehyung mengangguk sambil mengusap sasaran tinju Jungkook. Perih.

"Iya iya. Lagipula,—" Taehyung berjalan lambat mendekati Jungkook.

"—aku belum membalaskan dendamku saat SMA dulu. Jadi, tunggu saja" desis Taehyung. Kemudian melenggang pergi setelah mengecup sudut bibir Jungkook.

'Terserahmu tuan Kim'

__÷__÷__÷__÷__

Sin Pijama | Taekook ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang