1. Ikuti Aturan

57 9 1
                                    

      Siang itu saat bel pulang sekolah Deva sedang bersandar  di depan ruang guru pada sebuah kursi keramik yang di buat menempel dengan dinding luar. Dua orang temannya duduk di pinggir-pinggir tempat tanaman dan pagar yang membatasi lapangan dengan koridor sekolah. Mereka bertiga sedang memakai fasilitas sekolah yang sangat digemari, yaitu wifi. Hobinya yang sama, sebagai otaku membuat mereka sangat akrab.

"Dean, Riko, ini kita mau ngapain lagi? Lu pada lagi download apaan?" tanya Deva.

"gue sendiri ga tau kita mau ngapain, mending nobar (nonton bareng) anime yok," balas Dean.

"ga enak rasanya kalo nonton di sini, dan pake hp. Gue bawa laptop, pake laptop gue aja, dan kita cari kelas yang kosong," lanjut Riko.
        
        Mereka bertiga menonton sebuah anime bergenre romance, thriller, action, dan misteri. Cahaya sangat menyilaukan keluar dari layar laptop, satu per satu dari mereka tertidur dekat dengan posisi laptop.

        Tiba-tiba mereka terbangun di dalam kondisi sebuah ruang gelap, dan mereka melayang bersama puluhan orang, dengan kondisi biru pekat yang menjadikan sulit dikenali. Dan mereka berdiri pada sebuah lingkaran-lingkaran merah yang setiap lingkaran terisi oleh 5 orang. Dalam kebingungan, cahaya putih datang dari tengah-tengah sekumpulan lingkaran yang di buat, sejumlah 10 lingkaran pada setiap kelompok dan mengelilingi posisi 5 dewa.

"selamat datang, ke dunia ilusi sementara kalian, kalian adalah orang-orang jenius terpilih untuk mengikuti sayembara ini, saya membutuhkan seorang pembantu saya mengatur dunia ini, nama saya Rasando, saya dewa tertinggi, perkenalkan samping kanan saya Poseidon, dia adalah dewa laut dan gempa bumi. Lalu kiri saya  Hefaistos dia adalah dewa api. Di atas kanan saya adalah Ares dia dewa perang dan pembantaian, dan satu dewi di hadapan kalian, di depan saya, Athena dewi kebijaksanaan, dan sekaligus dia lah yang memilih kalian untuk berada di sini saat ini. Begini permainannya, kalian yang sudah berada di dalam lingkaran adalah suatu kelompok, kalian akan saya bekali alat koneksi untuk mengetahui keberadaan musuh di sekitar kalian, dan hanya ada satu server yang menyambungkan koneksi-koneksi itu, koneksi itu bisa terputus jika, pemilik server mati atau server rusak. Jika server rusak, kalian semua yang tersambung dengan server itu  mati. Bagian-bagian koneksi rusak atau pemiliknya mati, maka kelompok kekurangan anggota dan server menjadi lemah. Maka tugas anggota melindungi server. Kelompok yang menang akan menjadi pembantu kita sebagai titisan dalam mengurus dunia ini" tegas Rasando.

"maksudmu kita harus saling membunuh? Apa tidak ada cara lain?" tanya seseorang

"bagus nak dari kelompok 7 hahahaha. Kalian bisa saja tidak saling membunuh, cara cepatnya kalian merusak server, atau perlahan kalian bisa merusak satu per satu koneksi agar server juga melemah" jawab Ares

"bagaimana jika kita ingin keluar dari game ini?" tanya seseorang dari kelompok 5

"jiwa kalian sudah terhubung ke server, sekaligus kalian sudah mempunyai kemampuan yang berlebih, pilihannya adalah MEMBUNUH ATAU DIBUNUH." jawab Rasando

"pegang alat yang sudah di sediakan di sekitar lingkaran kalian, dan kalian sudah terbagi kelompok dari 1-10, alat itu HT yang banyak di gunakan di dunia kalian. Namun, kita desain dengan sangat berbeda, cobalah adaptasi dengan keadaan, dan terima dengan hati permainan ini," ujar Athena

"sekarang server bisa menekan tombol di kanan atas dekat layar, untuk lepas dari ilusi ini, dan sekaligus tiap tim akan tau siapa servernya" sambung Rasando.
     
      Kondisi ruang kelas dan lingkungan sekolah yang sepi, satu per satu dari mereka terbangun di mulai dari deva, lalu Riko dan selanjutnya Dean. Mereka terheran mengapa masih berada di sekolah. Di tangan-tangan mereka sudah menggenggam sebuah alat koneksi.

"Dev, lu server kan?" tanya Dean.

"jangan terlalu melindungi gue, gue mampu jaga diri," angkuh Deva.

"terserah lu aja, yang penting kita ini satu kelompok, mau ga mau kita harus nyari peserta lain, dan kita adalah kelompok 10. Dan ambisi gue untuk menang ini sangat besar," lanjut Riko.

"oke sorry, btw kita cuma bertiga? Bukannya di ilusi tadi kita berlima? Siapa duanya lagi?" tanya Deva.

Semuanya terheran dan saling melihat-lihat sekitar. Dari hadapan pintu, Doni dan Harry membuka pintu dengan cukup kasar, hingga suaranya mengagetkan.

"kita sekelompok cuy hahaha, kita harus menang," ungkap Doni dengan sikap kekanak-kanakannya.
     
        Semua sudah menyadari dan mengerti bahwa mereka akan menjadi calon pembantu dewa atau dewi, semua terus bersaing dan saling melindungi anggota lainnya.

"kita memang harus saling melindungi, pencet tanda bahaya di HT kalian, jika sedang dalam keadaan bahaya, dan jangan bercanda menggunakannya, sekarang kita pulang dan istirahat. Kita tidak akan mencari mereka, biarkan mereka menunjukkan aja, dan Rasando bilang kita sudah dibekali kemampuan berlebih, tapi kita jangan terlalu berbangga diri dan bersikap sombong, kita harus cari tau apa kemampuan kita serta kelemahannya" ujar Deva.

"siap ketua" serentak Dean, Riko, Doni, dan Harry.

Terimakasi telah membaca.

DEATH SERVERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang