10. Penculikan Risa

19 3 0
                                    

       Dini hari tepat pukul 01.00 Raja Andre beserta jajarannya membagi tugas, seluruh pasukan dikerahkan, 5.000 penembak jitu berjejer dari sepanjang pegunungan setinggi 200 meter dari permukaan laut untuk mengantisipasi adanya perlawanan yang kuat, wilayah pegunungan di pimpin oleh Brigadir Jenderal Anies, lalu sekitar 20.000 orang pasukan yang menyelinap melalui laut dengan menyelam, dan 4 kapal laut dengan isi 4000 orang dengan pimpinan Mayor Jenderal Iqbal beserta Laksamana Dico, tujuan 20.000 orang penyelam yang membawa perlengkapan senjata lengkap sebagai pasukan tak terduga untuk penyerang jarak dekat ketika perlawanan dilakukan pihak lawan.

     Posisi belakang kerajaan Telekinesis terdapat 100.000 pasukan berkuda dengan pedang, 100.000 pasukan berkuda dengan senjata api, juga tergabung 80.000 pasukan khusus terpilih dengan pimpinan Jenderal Nico.

      Pasukan penembak jitu yang berada di posisi samping kanan kerajaan Telekinesis, pasukan laut yang langsung menghadap pada istana kerajaan, pasukan darat berkuda di belakang kerajaan, dan pasukan Infanteri darat 391.000 orang dengan pimpinan Raja Andre dan Panglima Rian.

      Penentuan strategi dan penetapan posisi pasukan sudah dilakukan secara detail. Pasukan penembak jitu sudah lebih dulu menuju ke posisinya.

"Nico, pastikan kita tidak terlambat," ujar Andre pada Jenderal yang tepat berada di sampingnya dengan menunggangi kuda perang bersenjata lengkap pedang sekaligus senjata api.

"Yang mulia, cuaca kurang bagus pagi ini, saya ragu untuk pelaksaan pasukan senjata di pegunungan, dan saya ragu pasukan laut kita dapat berhasil bertahan melawan derasnya laut, dan pasukan di posisi belakang kerajaan mereka telat untuk mengambil posisi, lagi pula permainan kita hanya untuk mengambil alat server dan koneksi mereka. Lebih baik kita tidak melibatkan banyak orang," ungkap Rian kepada Andre yang memegang dua buah pistol dengan memikul senjata api berjenis AK47

"kita tidak sekadar menyerang, kita akan merampas semua pendapatan mereka untuk memperkuat Pertahan dan keamanan kita, dengan begitu kita bisa menghabiskan satu per satu kelompok lainnya, lupakan juga keraguanmu, kita akan tetap menyerang," balas Andre tegas.

"huft, silakan Jenderal Nico," bisik Panglima Rian.

"pasukan berkuda, kita bagi dua Arah, kita bertemu utara kerajaan tepat pada posisi belakang dengan jarak kira-kira 1 kilometer, memutar dari timur dan barat," ucap Nico membalikan posisinya menghadap kepada pasukan sembari beteriak.

      Pukul 2.45 dini hari pasukan berkuda sudah menuju posisinya, dengan catatan tak mengundang perhatian musuh. Sedangkan tepat pukul 2 dini hari, pasukan penembak jitu yang berada di gunung sedang berjuang kerasa menahan suhu yang sangat dingin, sedangkan dengan pakaian yang tidak terlalu tebal.

"Saya perintahkan pasukan yang bertugas di laut untuk segera bergegas ke tempatnya sekarang, ingat kalian hanya menyerang pos-pos depan, untuk mengalihkan perhatian musuh, jangan berbuat lebih dari itu," perintah Raja Andre.

      Ketika sirine perang dibunyikan, Andre menggenggam dua buah pistol di kedua tangannya, dengan nico yang dengan gagahnya bersama pedang di tangannya.

      Dini hari pukul 3 "nggggggggggggggg" suara sirine yang perlahan-lahan menguat hingga
terdengar hingga ke luas wilayah pulau tersebut. Sehingga banyak kerajaan dan para pemain lainnya mengetahui adanya penyerangan.
"serang!!!" teriak Andre penuh semangat dengan melepaskan tembakan ke langit.

     Pasukan Infanteri berlari menyerang dari samping kiri dengan mengitar yang jaraknya cukup jauh, karena dengan tujuan juga mengulur waktu hingga benar-benar pos depan dapat di kuasai pasukan laut yang hanya mengandalkan serangan bom beserta pasukan penyelam dapat menguasai wilayah pos depan, kemudian posisi samping tempat pelatihan dan Peralatan perang yang menghadap pada pegunungan dapat ditaklukan dengan, kemudian saat para pasukan berkuda berhasil menembus pertahanan, infanteri pimpinan Raja Andre dapat lebih leluasa menguasai, sekaligus merampas semua pasokan yang ada.

      Raja Andre beserta punggawa dan infanteri berhasil menguasai tiap pos yang ada, tidak ada yang tewas atau pun luka sedikit pun. Ketika hampir dekat dengan komplek istana kerajaan api yang berniat mengepung menjadi termenung, dan kondisi menjadi hening karena keadaan sangat sepi layaknya tak ada penghuni.

      Raja Andre dengan kesal memaksa masuk gerbang Istana kerajaan Telekinesis, lalu terlihatlah seluruh pasukan hingga punggawa Kerajaan yang juga anggota kelompok 2 tewas dengan tusukan pedang-pedang yang diduga milik berandal.

'sial, mengapa semua sudah mati? Kita telah membuang tenaga dan uang untuk hal ini,' oceh Rian yang tiba di dalam ruang utama.

'masih ada yang hidup,' sambung Nico sembari menghampiri orang tersebut.

'apa yang terjadi nona?'

'siapa kau?'

'aku dan pasukanku yang akan menolong nona, apakah nona anggota kelompok 2'

'iyaaa siapa kau? Mau membunuhku? Silahkan saja, temanku Calista sudah mati, bunuh saja aku,'

'jika aku membunuhnya akan ketahuan siapa servernya, ummm mereka hanya empat, ada satu orang yang berhasil kabur,' pikir Nico 'nona, siapa temanmu yang berhasil kabur?'

'Risa, dia tidak kabur. Kami di serang oleh berandal-berandal yang memakai topeng, mereka memiliki lima orang yang mengepalai, teman-temanku telah di bunuh oleh mere...'

Nico menarik pedang dari sarungnya dan menusuk Meira pada bagian punggung ketika Meira merayap mencoba meminta bantuan Nico dengan memegang sepatunya,

'benar, dia bukan server, para berandal itu menculik server, jika di lihat dari kerusakan yang ada, emas di kerajaan ini lenyap, motiv ini mungkin saja perampokan, tp tidak mungkin jika mereka bisa dengan mudah kalah, siapa yang melakukan ini semua?' gumam Nico,

'teman-teman kita balik saja ke kerajaan, kita perketat penjagaan,' lanjut Nico menghampiri teman-temannya.

Terimakasi
Thank you
Arigatou gozaimasu

DEATH SERVERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang