3. Tetap Berjaga

29 6 0
                                    

        Pagi buta Deva sudah menelfon teman-teman satu timnya untuk berkumpul, di rumahnya dengan tujuan menyusun rencana mencari tim lain yang belum gugur, dan mencoba mencari informasi tentang server setiap tim dan kemampuannya.

    Tidak ada kabar hingga menjelang siang dari teman-teman, Deva memutuskan memakai alat server untuk menghubungi. Tak menunggu lama, satu per satu dari mereka mengirim pesan singkat  "on the way" karena mengira ada bahaya mengancam Deva.

        Saat makan siang teman-temannya datang, di sambut dengan aroma lezat makanan buatan ibu Deva, tapi tanpa kehadiran pembuatnya. Ibu Deva adalah pengusaha yang membuatnya sangat sibuk mengurus pekerjaan sehingga tak dapat banyak meluangkan waktu untuk Deva, setiap pagi hanya makanan yang dapat menjadi penyambut Deva.

"gue kira lu kenapa-kenapa Dev," kata Dean dengan wajah panik.

"sorry, abisny lu pada gue telfon kaga di angkat, gue chat kaga di bales, yaudah-yaudah mending lu pada duduk, terus makan dah, habisin aja gapapa, abis makan kita ke kamar gue buat bahas rencana kita selanjutnya," balas Deva.
     
        Dalam kondisi kamar yang hening, dengan jendela yang di tutup rapat, serta hordeng sebagai pelapisnya, dan pintu yang di kunci.

"btw, sebelumnya gue mau nanya, kok dua hari lalu pas lawan kelompok 4, Riko bisa teleportasi?" tanya Harry.

"yaa itu memang kemampuan kita yang diberi Rasando, cara penggunaannya aja yang mungkin agak sulit, karena lu benar-benar harus fokus jadi pisau, misal yang lu lempar batu, terus lu fokus ke batu itu, bayangkan lu jadi batu itu, kalo dari cerita sih mudah ya, cuma pas di lakuin lu harus fokus bener, karena kehilangan fokus sedikit, teleportasi lu jadi salah arah nantinya. Dan kemampuan ini sangat beda dengan teleportasi pada umumnya, cuma kita bisa aja pakai cara umum cuma kita harus buat identutas teleport dan kita bisa gunain untuk nandain di Tempat kita ingin tuju," jawab Riko.

"udah kan? Langsung aja ya, jadi kemarin sore pas gue lagi main PS alat itu bunyi. Sebelumnya gue kasih tau ya, di alat server ada tulisan angka 1-10 dan kemarin pas kita bisa ngalahin kelompok 4, dari setiap pemegang server dapet informasi kalo kelompok 4 nomornya kayak dicoret X gitu. Nah kemarin sore angka 9 lenyap," ungkap Deva.

"okeee, itu artinya kelompok 9 gugur?" sambung Doni.

"iyaa, dan kelompok 9 bukan gugur dengan angka yang di coret, tapi bener-bener hilang dan pas proses hilangnya itu, kaya dari retakan-retakan lalu hancur, gue curiga ada kelompok yang benar-benar membunuh kelompok 9, dan kita harus bener-bener waspada sekarang" ujar Deva.

"yaudah lah, daripada kita banyak mikir begini mending ke toko buku, kita nongkrong di tempat komik, denger-denger sih ada komik baru," sambung Riko.
       
       Menongkrongi rak buku komik sedari sore hari hingga malam, membaca tanpa membeli namun tidak merusak. Membaca hingga mereka lupa akan tugas dan misi yang sedang di jalani, dan tidak memikirkan hal buruk yanga ada, terus dalam ketenangan hanyut dalam berbagai cerita fiksi yang ada di dalam komik.
   
      pukul 8 malam mereka tidak mendapat sinyal tanda peserta game di sekitar, itu membuat mereka tetap tenang. Pukul 9 tepat, semua alat koneksi berbunyi termasuk server
"ngggggggggg" hingga semuanya bertanya-tanya.

"ada pemilik alat koneksi di sini," gumam Deva

"kita keluar dari sini, tidak mungkin kita melawan orang itu di sini," bisik Dean

Terimakasi, dan maaf masih banyak kekurangannya, dan itu masih berlanjut.

DEATH SERVERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang