Satu

47 8 0
                                    

"Arsenio".

Cowok yang bernama arsenio itu berhenti. Berbalik menatap siapa yang memanggil namanya.

"Apa? ".

Tungguin aku". Pinta orang itu. Arsen tak menjawab,  dia diam menunggu orang itu menghampirinya.

"Kenapa tinggalin aku tadi". Orang itu memeluk lengan arsen manjah. Arsen tak protes. Hanya membiarkan saja.

"Males ". Ucapnya.

Orang itu cemberut. Menghentikan langkahnya. Arsen juga menghentikan langkahnya karna lengan nya di peluk orang itu.

"Kenapa? ". Tanya arsen.

"Kenapa, males nungguin aku? ".

"Jangan manja naya". Arsen kembali melanjutkan langkahnya. Lengan nya terlepas dari orang yang bernama naya itu.

"Sayang, tungguin". Naya berlari mengejar arsen. Takut kalau cowok itu marah nantinya.

Di tengah perjalanan naya sempat berbincang dengan seorang gadis. Dia tersenyum lalu kembali mengejar arsen yang sudah ada di depan gerbang.

"Siapa? ". Tanyanya.

"Apanya? ".

"Tadi? ".

"Oh, itu pelangi, pacarnya laskar ! ".

"Oh". Arsen melanjutkan langkahnya menuju parkiran. Naya mendengkus melihat sifat es arsen kembali.

"Sayang".

"Hmm".

"Pakein". Naya memberikan helm nya kepada arsen. Arsen menatap nya sesaat lalu beralih menatap naya.

"Jangan manja". Tekannya di setiap katanya.

"Huuufftt". Naya meniup-niup poninya. Merasa gerah dengan sikap arsen.

Arsen menaiki motornya. Menunggu naya siap memakai helmnya. Gadis itu menaiki motor arsen kasar. Membuat keseimbangan arsen berkurang. Arsen mendengkus lalu menjalankan motornya.

Di perjalanan hening. Tak ada yang bersuara. Suasana Seperti ini yang di sukai arsen tapi berbanding terbalik dengan naya. Sedari tadi naya berusaha mengatupkan mulutnya agar tak berbicara. Ia kesal, ia ingin marah, agar cowok di depan nya ini peka. Tapi sepertinya itu sama saja,  akan menjaukan dirinya dengan arsen nantinya. Arsen tenang-tenang saja walau tak mendapat kabar seminggu dari gadis itu. Tapi naya, rasanya ingin berhamburan memeluk cowok itu kalau tak mendapat  kabar sehari saja. Walaupun lewat pesan arsen selalu membalas pesan naya singkat seadanya.

"Hm". Arsen menyadarkan naya dari lamunan nya. 10 menit sudah gadis itu melamun di atas motor arsen. Seperti enggan turun dari motor itu.

"Eh, uda sampek ya". Naya turun dari motor arsen. Membuka helm nya dan merapikan poni nya yang berantakan. Arsen setia menunggu naya masuk ke dalam rumah.

Arsen diam Dengan ekspresi datarnya. Naya menarik napas panjang lalu menatap cowok itu lekat. Arsen menaikkan sebelah alisnya karna di tatap seperti itu oleh naya.

"Maaf". Cicit gadis itu. Arsen diam. Menunggu ucapan naya selanjutnya.

"Maafin naya ya arsen, naya sayang arsen". Ucap gadis itu menundukan kepalanya.

"Buat? ".

Naya mendongakkan kepalanya. Menatap kekasihnya lekat. "Gk ada ya". Tanyanya. Cowok itu mengedikkan bahunya tak tahu.

Sekejap saja gadis itu langsung tersenyum. Menampilkan deretan giginya yang rapi. "Naya masuk ya arsen sayang".

"I love you". Lanjutnya lalu melenggang masuk ke dalam rumah bernuansa orange itu.

KanayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang