Lima

28 3 0
                                    

Semalaman gadis itu tak bisa tidur dengan nyenyak. Dia terjaga oleh pikiran-pikiran tentang sekeliling nya. Tentang arsen nya dan tentang mama nya.

Gadis itu tengah berjalan di koridor sekolah yang saat ini sudah mulai ramai. Gadis itu melihat seseorang yang sudah di kenali nya dengan jelas. Dari punggung nya yang tegap dan bahu nya yang lebar. Gadis itu tersenyum kearahnya. Lau melambaikan tangan.

"Sayang". PanggIlnya. Orang itu menoleh. Menatap dan masih menunggunya yang berlari ke arahnya.

Gadis itu sudah berdiri di depan orang itu. "Masih marah? ". Tanyanya. Orang itu menggeleng.

Gadis itu menghembuskan napasnya pelan. "Sebenarnya kamu sayang gk sih sama aku? ". Tanyanya dengan nada yang lembut.

"Syg". Jawab orang itu dengan ekspresi yang sangat datar. Tak ada gerakan di wajahnya saat mengucapkan kata itu.

"Coba katakan".

Hening.

"Katakan arsen". Gadis itu sedikit meninggikan oktaf suaranya.

"Gk perlu ".

"Hah".

"Ck, aku uda sering bilang aku sayang ke kamu, sering mungkin". Masih sama, walaupun kata yang di keluarkan cukup banyak,  tapi tak membuat pergerakan banyak di wajah orang itu. Di wajah arsen lebih tepatnya.

"Kapan arsen". Kesal sudah naya sekarang. Dia merasa Seperti di permainkan.

"Dalam hati".

Astagaa.

"Aku selalu ngomong sayang atau cinta dalam hati, cukup aku sama allah aja yang tau, kalau aku sayang kamu, mungkin saking sering nya aku ngomong gitu allah bosan, dan mungkin aja juga allah udah bilangin ke kamu, tapi kamu nya gk ngerasa, benar kan? ". "Aku itu sayang kamu nay, sayang banget, cuma kamu perempuan yang aku cintai setelah mama aku".  Lanjutnya, kali ini sangat panjang ucapan yang keluar dari mulut arsen.

Naya seketika blush. Merah seperti bincu banci pengkolan. Ya, kalimat-kalimat seperti ini la yang membuat naya merasa kalau arsen benar menyayanginya. Sesederhana itu?? Naya membuang pandangan nya. Menahan senyum mati-matian tapi tetap saja tidak bisa.

"Ahhhh, arsenn, naya juga sayang arsen". Naya sudah tidak tahan, dia berhamburan dan memeluk arsen erat. Di koridor sekolah.

"Nay, koridor ". Naya menjauhkan wajahnya dari dada bidang arsen. Menatap sekeliling nya. Benar, semua kini menatap mereka.

Gadis itu cengar-cengir seperti orang gila. "Malu ya". Goda nya. Cowok itu memutar bola mata. Lalu pergi meninggalkan naya sendirian.

"Cowok blush juga ya". Tanyanya pada dirinya sendiri.

🌸🌸🌸🌸

Kini naya merasa lega, karna ternyata arsen nya tak marah padanya.Dia senyum-senyum sendiri. Seperti orang yang memiliki garis silang di keningnya.  Memang apa alasan arsen untuk marah pada naya? Gk ada!.

Gadis itu berjalan ke kantin. Tadi dia menyuruh arta lebih dulu karna dia ingin ke toilet sebentar.

Di depan kelas sebelas, dia bertemu dengan gadis yang bernama mentari. Buat apa mentari di kelas sebelas? Apa dia punya pacar adek kelas?  Putus sudah harapan regi.

Naya menyapanya. "Hai tar".

"Naya".

"Lo ngapain di sini?  Ketemu pacar lo? ". Naya memicing menatap mentari.

"Ah enggak, itu ,gue tadi ketemu pelangi, ada titipan dari laskar, dia gk sekolah ". Naya nengangguk-angguk mengiyakan. Benar kalau pelangi kelas sebelas. Benar juga kalau ini adalah depan kelas pelangi.  Dan benar juga kalau laskar hari ini tidak masuk. Mereka kan sekelas.

KanayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang