Kanaya novi anggielin, gadis itu tengah duduk di kursi taman sekolah. Menatap lurus dengan tatapan kosong. Bel lima menit yang lalu sudah berbunyi. Dan sebagian murid juga sudah pulang. Walau sebagian nya lagi masih di sekolah. Mengikuti kegiatan ekstakulikuler.
"Dor".
Naya terjungkat kaget saat mendapati orang yang kemaren malam telah resmi menjadi teman nya, kini duduk dan menerkejutkan nya.
"Dirly". Cowok itu hanya cengar-cengir menampilkan dua gigi gingsul nya.
"Kok lo gk pulang ". Tanya naya, melirik sekitar nya. Takut-takut arsen melihat mereka berduaan. Di taman. Yang sepi.
"Nungguin lo".
"Kok nungguin gue, hus hus sana pulang gih". Usir naya mengibas-ngibaskan tangan nya di udara.
"Lo ngusir gue". Naya menganggukan kepalanya.
"Yaaaa, baru aja kemaren kita temenan, sekarang lo uda ngusir gue, sadisss bangetttt". Dirly mendramatiskan ucapan nya. Memajukan bibirnya beberapa centi. Membuat naya tertawa melihat nya.
"Lebayy". Gadis itu menaruhkan tangan nya di kepala dirly, lalu mengacak rambut Dirly gemas.
Cowok itu menegakkan tubuhnya kaku, menatap ke arah naya yang tertawa lepas di depan nya, sampai mata gadis itu memicing berbentuk bulan sabit. Dirly terpaku melihat ekspresi naya yang membuat jantung nya berdetak kuat tak seirama.
"Cantik".
"Hah, apa? Lo bilang apa barusan? ".
"Gk ada, itu tuh pohon nya cantik". Elak dirly yang menunjuk pohon beringin yang masih kecil di depan mereka.
"Iya cantik, tapi kalau uda besar, jadi tempat persinggahan nya dedemit".
"Hahahhah, ada aja lo".
"Ya kan emang benar".
"Iyain".
"Nay? ". Panggil Dirly yang menatap naya lekat. Gadis itu menoleh lalu menaikkan alisnya, sebagai sahutan.
"Coba lo tegak dikit". Dirly mengintrupsikan naya agar dia duduk tegak. Naya menurut saja. Gadis itu menegakkan tubuhnya.
Cowok itu seperti memeriksa punggung belakan naya. Seperti mencari atau ingin melihat sesuatu si punggung naya.
"Kenapa sih dir? ". Tanya naya yang aneh melihat tingkah dirly Seperti itu.
"Gk".
"Hah".
"Gue cuma mastiin, benar gk sih bidadari ada sayap nya". "Dan gue membenarkan kata itu kalau beneran ada bidadari tak bersayap".
"Dan itu lo". Tunjuk dirly tepat di wajah naya. Receh memang tapi bisa membuat perempuan manapun meleleh. Apa lagi yang mengatakan itu cowok tampan. Seperti Dirly. Dirly tampan, naya tak bisa menyangkal hal itu.
Naya menahan senyum nya agak tak tercetak. "Apaan sih". Naya menyenggol Dirly dengan lengan nya. Cowok itu terkekeh. Melihat gadis di depan nya itu blushing sangat menggemaskan di mata cowok itu.
"Gue mau pulang ". Naya beranjak dari Duduknya. Tak sanggup dekat-dekat dengan Dirly. Itu sama saja membuat naya sakit jantung.
"Bareng ". Tanpa menunggu persetujuan naya dirly menarik tangan nya menuju parkiran.
Naya diam menatap tangan nya ditarik paksa oleh cowok di hadapan nya ini. Ingin berontak tapi seperti nya lidah naya kelu.
Setelah sampai di parkiran. Cowok itu memberikan naya helm berwarna pink. Seperti cowok itu sudah tahu dengan apa kesukaan naya.
"Naik". Titahnya.
"Sabar dong". Ucap naya tak menolak ajakannya. Naya juga sudah menganggap dirly temannya. Jadi tidak ada salahnya jika pulang bersama teman.
Di perjalanan naya terus saja mengoceh. Naya merasa nyawanya ada di tangan dirly sekarang. Cowok itu melajukan motornya dengan kecepatan di atas rata-rata.
"Dirly, pelang dong, gue belum mau mati tauu".
"Dirly pliss, ada truk di depan ".
"Dirly lo kerasukan apaan sih".
"Dirly turunin".
"Ya allah, dosa gue masih banyak dirlyyy".
"Gue turun ".
"Beneran deh, gue turun ".
"Lompat".
Cittttt.
Suara decitan motor dirly terdengar nyaring di telinga naya. Dirly mengerem motornya di saat dia melajukan motornya kencang. Mau tidak mau naya memeluk cowok itu secara refleks. Menyandarkan kepalanya di punggu cowok itu.
"Dosa gue masih banyak ya allah".
"Astagfirullah ".
"Ampuni hamba ya allah ". Naya terus saja mendumel di balik punggung Dirly. Cowok itu menyunggingkan senyuman si balik helm full face nya. Gemas sendiri dia melihat tingkah cewek yang bersama nya sekarang.
"Fix gue cinta sama lo". Ucap dirly dalam hati lalu melanjutkan kembali motornya.
Kini naya tak lagi mengomel seperti tadi. Dia masih dalam keadaan yang sama. Memeluk dan menenggelamkan kepalanya di punggung cowok itu.
"Nay, uda sampai". Ucap Dirly memegang tangan naya yang melingkar di perut nya.
Naya mendongakkan kepalanya menatap gerbang di depannya yang masih terkunci.
"Makasih". Ucapnya lalu turun dari motor Cowok itu. Naya merasa pipinya panas. Tidak biasa memeluk seorang cowok selain Arsen. Naya merasa telah menduakan cowok itu. Naya merasa bersalah. Tanpa menunggu ucapan Dirly naya masuk dan mengunci gerbang nya.
Naya mengintip dari gerbang cowok itu masih disana. Masih setia memandang ke arah rumah gadis itu. Sampai beberapa detik barulah Dirly menstater motornya lalu pergi dari sana. Di balik gerbang gadis itu memegang dadanya. Merasa ada yang menjalar di dadanya. Tubuh gadis itu merosot ke tanah. Bersamaan dengan suara seseorang yang membuat jantungnya kembali berdisko. Seperti semua orang tidak ingin jantung itu diam. Terus saja membuat nya berdetak tak karuan.
"Kemana? ".
Naya mendongakkan kepalanya menatap seseorang yang bicara padanya. "Arsen".
"Aku gk suka kamu deket sama dia".
"Apapun alasannya aku gk mau dengar". Lanjutnya lagi tanpa memberi jeda untuk naya berucap.
"Dia orang jahat, jadi tolong jauhi dia". Setelah mengucapkan itu arsen masuk ke dalam rumah naya yang kebetulan memiliki kunci lainnya yang di berikan mama naya. Katanya jaga-jaga kalau mamanya tidak pulang arsen bisa menjenguk Naya. Kalau ada apa-apa pada gadis itu.
Naya mematung mendengar ucapan arsen.
Dirly orang jahat?
Naya harus menjauhinya?Tbc.
Maaf typo bertebaran.
Istri sah nya cameron Dallas ❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Kanaya
Teen FictionPunya pacar yang sikapnya dingin itu seperti makan permen rasa nano-nano.