Enam

32 3 2
                                    

Gadis itu bercermin lalu tersenyum melihat penampilan nya malam ini. Dress peach selutut tanpa lengan ditambah aksesoris di leher dan di tangan nya menambah kesan feminim Dirinya malam ini. Dia terus saja tersenyum, melihat ke bawah. Ternyata dia belum memakai alas kaki. Dia menggaruk tengkuk nya yg tak gatal, dia merasa absurd karna tersenyum dia lupa memakai alas kaki. Di ambil nya flatshoes warna senada di rak sepatu di ujung kamar nya. Memakai lalu turun kebawah.

Rumah sepi, Seperti kata mama nya kemarin  dia akan pergi keluar kota karna ada urusan pekerjaan penting. Sehingga jadilah dia sendirian sekarang di rumah.

Dia melihat ponsel yang ada di tangan nya.
Membuka roomchat, membaca pesan Terakhir yang di kirimkan orang itu, orang yang mengajak nya ketemuan di kafe dekat sekolah.

"Aku tunggu jam 19:30".

Gadis itu kembali tersenyum. Seperti tersenyum adalah hal yang paling menyenangkan untuknya.

Diluar sudah ada taksi yang menunggunya. Sebenarnya orang itu ingin menjemputnya tapi gadis  itu menolak karna mengatakan akan datang sendiri.

Naya melangkah masuk setelah melihat penampilannya di pantulan kaca kecil yg dia bawa.  Mengedarkan  pandangan lalu menyipit kala menemukan orang yg ingin di temuinya.

"Arsen".

Orang itu menoleh bersamaan dengan gadis yang duduk di sampingnya.

"Naya". Sapa gadis itu. Naya tersenyum kikuk. Hancur sudah harapan dinner romantis nya.

Naya duduk di depan mereka berdua. Persis seperti naya adalah orang ketiga. Naya melihat penampilan mitha, ya gadis itu adalah mitha. Gadis yang memakai sweter abu di padukan dengan jeans hitam, tampilan sederhana. Dan itu bertolak belakang dengan penampilan naya malam ini.

"Arsen". Panggilnya lagi. Menatap lekat kekasihnya itu. Lalu menatap mitha yang ada di sebelahnya. Tak bisa naya pungkiri kalau arsen dan mitha benar-benar cocok.

"The perfect couple". Batinnya menjerit dalam hati.

"Naya, kamu pesan apa? ". Ucap bibir pucat mitha.

"Kalian belum pesan? ".

"Nungguin kamu". Naya mengangguk. Buat apa si penyakitan itu ada disana. Merusak mood naya
Saja.

Hening. Seperti nya berhadapan dengan orang-orang es seperti mereka membutuhkan kesabaran. Kesabaran untuk menahan agar tidak bicara.

"Ngapain ngajak aku ke sini". Bukan ini yang ingin naya ucapkan. Tapi kata itu yg terlintas kala melihat arsen dengan mitha.

Arsen menaikkan sebelah alisnya. "Gk ada".

Naya menghembuskan napasnya pelan. "Kalian pacaran? ". Sesak yang dirasakan naya saat mengucapkan kalimat itu.

Arsen diam dan mitha menggeleng. "Gk nay".

"Jadi kenapa lo ada disini juga? ".

Terlihat mitha menggigit bibir bawahnya menahan gugup di sekujur tubuhnya.

"Aku yg ngajak". Naya melotot tak percaya. Dia pikir  arsen akan mengajak nya kencan. Dinner. Hanya berdua. Namun sekarang liat. Ada mitha.

"Aku pacar kamu gk sih". Arsen mengangguk.

Naya mengganti pertanyaan nya. "Mitha siapa kamu sih? ". Geram sendiri dia.

"Teman ".

Hening. Sampai seorang kurir mendatangi mereka. Mencairan suasana awkward itu. Kurir itu membawa kotak berwarna pink. Namun tidak bergambar hello kitty.

"Ini mas pesanan nya ". Kurir itu memberikan kotak itu kepada arsen.

Arsen menerima nya, meletakkan kotak itu di atas meja. Arsen memberikan uang berwarna biru kepada kurir itu.

"Makasih mas, semoga pacar mas mbak mita senang". Setelah mengucapkan itu kurir itu pergi meninggalkan suasana yang kembali seperti semula.

Mata naya tiba-tiba panas, mendengar ucapan kurir itu tadi. Pandangan nya memburam. Sia sia rasanya berdandan hingga menghabiskan waktunya empat jam. Hanya untuk melihat pemandangan yang menyesakkan itu.

Naya memasukkan ponsel nya ke dalam tas. Hendak berdiri, tapi tangan nya di tahan oleh arsen.

"Aku bisa jelasin". Naya tersenyum sinis. Lalu melepaskan tangan nya perlahan.

"Sakit sen, selama ini perlakuan kamu ke aku uda jelas, kamu hanya kasihan sama aku, kamu pacarin aku, tapi itu nyakitin aku banget sen, kamu jahat". Perlahan tapi pasti. Air mata itu terjatuh tak terbendung lagi.

"Kamu salah paham".

"Gk ada yg salah paham disini, kamu sama mitha pacaran kan? Kamu nyelingkuhin aku, seharusnya kamu bilang sama aku, kalau kamu gk pernah cinta sama aku".

"Ini sakit, aku rasa aku uda di permainkan sama kamu".

"Kamu jahat arsen".

"Ini yang kamu bilang temenan? Sejarahnya gk ada temenan antara cowok dan cewek itu normal! Atau kalian terjebak friendzone? ". Air nata naya semakin menderas mengingat perasaan nya yang sangat dalam terhadap arsen.

"Aku kecewa sen". Lalu naya melangkahkan kakinya menjauh dari kafe itu. Kafe yang menjelaskan bahwa naya hanyalah mainan arsen.

Sempat naya berpikir bahwa arsen akan mengejarnya. Tapi apa? Kenyataan tentang percintaan naya memang menyedihkan.

Naya terus berjalan . Sempat melepaskan flatshoes nya karna rusak akibat langkahnya yang terlalu jauh.

Kini naya berada di antara kursi taman dekat komplek rumah nya yang kosong. Naya diam meratapi cinta nya yang ternyata hanya sepihak.

"Lo jelek kalau lagi nangia ternyata".

Naya mendongakkan kepalanya menatap orng yang ada di depannya. Orang yang sama seperti pertama kali bertemu di taman yang sama. Naya mengusap air mata nya kasar. Memalingkan wajahnya yang memerah.

"Nih". Orang itu memberikan sapu tangan kecil. Lalu duduk di samping naya yang membelakanginya.

Naya meraih sapu tangan itu. "Makasih".

"Lo cantik".

"Gue lagi sedih, jadi gk usah receh". Ketus naya. Karna orng itu tak tau keadaan sedang bercanda.

"Gue serius".

"Terserah".

"Lo kalau mau cerita juga gk papa, gue siap buat jadi pendengar yang baik". Orang itu menaik turunkan alisnya.

"Dirly, apaan sih".

"Gk apa apa naya". Ucap orang itu. Lebih tepatnya dirly.

Naya mendengkus. "Makasih".

"Buat? ".

Naya menunjuk sapu tangan yg ada di pahanya. "Nih".

"Oh, sans aja kali".

"Hm". Naya menjawab hanya dengan deheman. Mood nya benar-benar hancur saat ini.

Mereka terdiam menikmati malam yang masih panjang. Naya kedinginan. Karna dia hanya memakai Dress tanpa lengan yang membungkus tubuh nya. Seperti dirly sudah peka dengan keadaan. Dirly membuka jaket nya lalu memakaikan nya di tubuh naya. Naya tersenyum. Tak mampu mengeluarkan kata walau hanya untuk berterima kasih. Dirly paham. Melihat keadaan naya saat ini.

Lagi dan lagi, tanpa mereka sadari ada seseorang yang memerhatikan mereka dari kejauhan. Kali ini orng itu tak mengumpat atau mengepalkan tangan nya. Orang itu hanya memandang dalam lalu pergi dengan senyuman kecut Yg tertarik dari kedua sudut bibirnya.












Tbc.

Maaf typo bertebaran.







Istri sah nya cameron Dallas  ❤






KanayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang