#4

7 1 0
                                    

Aska menghentikan motornya tepat didepan rumah Audy.

"Thanks ya ka..."Audy menyerahkan helm milik Aska

"Gue kan udah bilang, gue bakal minta imbalannya."

"Loe mau minta apa?"

"Sekarang gue gak butuh, mungkin lain kali."

"Iya...asal masuk akal aja."

"Pastilah..."

"Loe gak mau masuk dulu?"

"Gue balik aja, ada kerjaan sih."

"Ya udah, loe hati-hati dijalan."

"Besok gue jemput."

Audy hanya mengangguk kecil dan tersenyum. Setelah Aska pergi, Audy masih menatap rumah disampingnya. Belum ada tanda-tanda jika Exa sudah pulang. Pertengkaran Exa dan audy membuat Exa semakin kesal saat melihat Audy pulang bersama Aska, Exa sengaja bersembunyi, Exa tidak mau Audy melihatnya. Exa tau kalau Aska berjanji akan menjemput Audy besok pagi rasa kesalnya semakin memuncak saat Audy menerima tawaran Aska. Exa tau Audy memperhatikan rumahnya, ingin tahu dia sudah pulang atau tidak. Exa memutuskan untuk tidak pulang sekarang dan kembali ke sekolah untuk melanjutkan kegiatan ekstrakurikuler nya yang sengaja ditinggalkannya tadi untuk pulang lebih cepat untuk bertemu Audy. Ternyata hasilnya sia-sia.

Sudah hampir satu Minggu Exa dan audy diam. Tidak ada saling tegur sapa, seakan waktu juga enggan untuk membantu mereka. Audy tetap bersama Aska, dan Exa sesekali terlihat bersama kesya, membuat Audy merasa semakin bertekad memilih pertukaran pelajar ke luar negeri. Salah satu alasannya menolak dulu adalah karena Exa , Audy tidak bisa tanpa Exa, Exa adalah penyemangat nya, tapi sekarang semua terasa menyakitkan, bahkan setiap harinya melewati waktu tanpa bertegur sapa dengan Exa. Audy tertegun saat teman sekelasnya berbicara sesuatu.

"Iya...kesya nembak Exa. Lagi pada ngumpul di lapangan, gue yakin Exa pasti terima, secara kesya gitu, udah cantik, pinter lagi."

Audy langsung berlari keluar kelas, untuk melihat yang sebenarnya.
Ada Exa disana dan juga...kesya.

"Ehmm xa, kita udah lama kenal, gue tau terlalu cepat buat ngungkapin perasaan gue ke loe, tapi gue gak bisa nahan lagi. Gue sayang sama loe, loe mau gak jadi pacar gue?" Tanya kesya.semua anak dilapangkan bersorak "terima". Exa menatap Audy yang berada diantara anak-anak yang menyaksikan dirinya dan kesya. Exa bingung harus menjawab apa karena Audy masih menatapnya, Exa tidak bisa mengartikan tatapan Audy padanya. Exa masih kesal karena Audy menghindarinya, dalam pikirannya dia ingin melihat reaksi Audy sekarang.

"Gue mau jadi pacar loe key." Jawabnya sambil tersenyum, kesya langsung memeluknya bahagia. Sementara tatapan Exa tidak beralih dari Audy. Tidak terasa air mata Audy menetes, Audy buru-buru menghapusnya dan beranjak dari tempat itu.

Kenapa loe harus nangis Dy, harusnya loe bahagia karena Exa udah nemuin cewek yang bisa buat dia bahagia. Loe cuma sahabatnya yang egois yang maunya harus dipenuhin.

Pikirin Audy berlawanan dengan hatinya, hatinya sakit. Ada perasaan cemburu disana, ada perasaan kecewa saat Exa menerima kesya. Air matanya tidak juga berhenti.

"Kenapa harus nangis?"

Audy mengenali suara itu, itu suara Exa. Audy menghapus air matanya. Kesya beranjak dari duduknya saat akan pergi Exa menahan tangannya.

"Loe belum jawab pertanyaan gue."

"Gue gak perlu jawab karena gak ada urusannya sama loe."

"Loe cemburu gue jadian sama kesya?"

Pertanyaan Exa membuat Audy membeku ditempatnya. Audy hanya diam seribu bahasa dan berharap seseorang menolongnya, tapi Exa masih menahan tangannya. Pergelangan tangannya mulai terasa sakit.

"Lepasin tangan gue Xa." Audy berusaha melepaskan tangannya.

"Loe belum jawab pertanyaan gue, kenapa loe nangis?!cemburu?!". Audy semakin ketakutan karena Exa membentaknya, air matanya mengalir   membasahi pipinya. Ini untuk pertama kalinya Exa membentaknya.

"Lepasin tangannya Xa, Audy kesakitan.loe gak bisa lihat?!" Bentak Aska. Exa melepaskan tangan Audy kasar sambil tertawa kecil,Kalau tadi ramai karena acara penembakan Exa, sekarang ramai karena keributan yang mereka buat.

"Gue gak mau lihat muka loe berkeliaran didepan gue!jangan pernah nunjukin  diri loe didepan gue!ngerti loe!" Bentak Exa kasar dan berlalu dari tempat itu.

Aska langsung memeluk Audy yang sudah terjatuh lemas.

"Dy, kita ke UKS yah. Loe istirahat disana aja." Aska Khawatir dengan keadaan Audy. Audya hanya menggeleng pelan

"Anterin gue pulang aja ya ka."

Aska hanya mengangguk mengikuti kemauan Audy.

Aku, Kamu Bukan KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang