#5

3 0 0
                                    

"kamu yakin sudah siap Audy?"

"Saya sudah yakin pak, dan saya akan berangkat besok." Jawab Audy mantap. Pria tua hanya tersenyum.

"Baiklah, silahkan lengkapi dokumen dan persyaratan nya ya, bapak bangga melihat kamu."

"Terimakasih pak, saya mohon undur diri." Keputusan Audy sudah bulat, pergi meninggalkan rumah dan teman-teman nya untuk pertukaran pelajar ke negeri Paman Sam. Banyak hal yang akan berubah nantinya.

"Gimana?udah yakin?". Tanya aska, Audy hanya mengangguk dan tersenyum,"besok biar gue yang anterin loe ke bandara."

"Makasih ya ka, udah banyak bantuin gue."Audy masih sibuk menulis persyaratannya dan ada beberapa materi yang harus dia salin dari perpustakaan milik sekolahnya ini.

"Dy, gue punya permintaan yang belum loe penuhin."

"Hmm...loe mau apa?" Tanya Audy tanpa melihat Aska yg memperhatikan kesibukan cewek mungil itu. Karena tidak ada jawaban dari aska Audy menghentikan kegiatannya dan melihat aska yang juga menatapnya membuat Audy terkejut dengan jarak wajah mereka.

"Gue mau loe buka hati loe buat gue."

Kata-kata Aska membuat Audy salah tingkah. Aska menangkap wajah Audy dan menatapnya lembut.

"Gue bakal nunggu loe, sampai pertukaran pelajar loe selesai."

Aska tersenyum kecil melihat Audy yang sudah gugup setengah mati.
Audy tahu maksud Aska, tapi gimana mungkin kalau hatinya saat ini sudah jatuh pada Exa.

Astaga Audy!masih aja loe mikirin exa.gak mungkin loe jatuh cinta sama Exa kan?!!

"Loe kenapa?"

"Eh...enggak kok, ka...gue udah selesai,gue mau balik kelas."

"Oke."

Konsentrasi Audy pecah selama pelajaran berlangsung, kali ini bukan tentang Exa tapi aska. Ntah seperti apa nanti jadinya nanti ketika dia pergi membawa perasaan cinta untuk Exa. Bisakah dia pulang dan menerima Aska?

"Hei...are you okey?" Tanya Aska yang melihat Audy berulangkali memijit kepalanya.

"Ehmm...i'm okey." Jawabnya sambil tersenyum. Mata Audy menangkap sosok Aska yang akan masuk ke kelasnya bersama kesya???bukannya cewek itu berada dikelas yang berbeda dengan mereka??walaupun jurusan mereka sama.tapi...

"Hai...loe Audy kan?loe masih ingat gue kan?"

Audy hanya diam membeku, apa lagi kali ini?apa dia akan mengumumkan hubungannya didepan gue?

"Ehmm...sorry, Audy lagi gak enak badan." Jawab Aska sambil melirik Audy, Exa mengikuti lirikan Audy.

"Oh...maaf, gue gak tahu."

"Loe kenapa kemari?kelas loe bukannya disebelah?"

"Ah..mulai hari ini gue pindah kelas." Jawabnya sambil tersenyum dan duduk disebelah Exa. Audy hanya terdiam, tangannya menggenggam erat sisi rok nya. Aska menggenggam lembut tangannya dan tersenyum.

"Ikut gue yuk, sebelum guru masuk." Aska menarik tangannya keluar kelas.

"Mau kemana ka?"

"Ikut aja."

Exa masih menatap kesal kearah Aska dan Audy yang pergi meninggalkan kelas, Exa tau mereka akan bolos selama pelajaran.

"Wah....ada tempat kayak gini disekolah?"

"Kalau gue bolos ya kesini."

Audy hanya tersenyum getir, besok dia sudah tidak ada disini. Air matanya menetes, ingin rasanya membatalkan kembali niatnya. Tapi Audy tidak bisa melihat Exa setiap hari.

"Hei...loe nangis lagi?"tanya Aska.

"Gue harus gimana lagi?" Tanya Audy putus asa. Aska langsung memeluk Audy.

"Dy, loe bisa datang kapan aja loe mau. Jangan menahan beban loe sendiri, jangan sakit sendiri. Loe bisa hubungi gue kapan pun loe mau, gue siap dengerin loe apapun dan kapanpun." Audy hanya mengangguk, dulu Exa yang mengatakan itu, sekarang berbeda.

Audy meraih tas nya sebelum Exa kembali kekelas. Exa tidak mau melihatnya, Aska sudah menunggunya diparkiran, Audy juga baru sadar kalau Aska tidak bawa tas kesekolah. Saat akan berlari keluar kelas, Audy menabrak seseorang, Audy bisa merasakan seseorang meraih tangannya untuk tidak jatuh. Audy menatap cowok itu. Exa.
Exa menatap Audy dingin dan melepaskan genggamannya membuat Audy terjatuh ke lantai sehingga buku yang dipegangnya jatuh.

"Gue udah pernah bilang kan?jangan pernah muncul dihadapan gue, apalagi dengan perasaan itu." Exa tertawa kecil mengejeknya dan berlalu meninggalkannya. Audy menangis, perih di telapak tangannya tidak terasa sakit dibandingkan perih hatinya. Audy memungut buku-bukunya yang jatuh dan berdiri sambil tertatih, pergelangan kakinya terasa sakit.

Exa hanya menatap kepergian Audy dengan hati yang dia juga tidak tahu kenapa, Exa bingung kenapa dia harus kasar pada Audy. Exa mengacak rambutnya dan mencari Audy di sepanjang lorong sekolah, tapi tidak ditemukannya. Mata Exa menangkap dua sosok yang berjalan menuju UKS.

"Kok bisa jatuh?"

"Iya, tadi gue gak sengaja nabrak setan."

Aska yang mendengarnya tertawa, begitu juga dengan Exa yang mencuri-curi dengar omongan mereka.

"Yakin tuh setan?"tanya Aska sambil membersihkan luka Audy.

"Hm...gak kok, tadi gue gak liat jalan aja, kepleset."

"Lain kali hati-hati yah, kalau nanti udah jauh loe harus bisa sendiri termasuk obatin luka sendiri, jangan ceroboh. Kalau jalan liat-liat dulu, kasian tuh setan ditabrak sama loe." Audy hanya tertawa geli melihat Aska menceramahinya panjang lebar.

"Siap bos!"

"Balik yuk!udah sore."

Exa yang bersembunyi hanya terdiam bisu memikirkan kata-kata Aska "kalau udah jauh"

Ah...Exa kenapa loe harus peduli!terserah dia mau pergi kemana. Toh dia sendiri yang memulai semuanya.

Audy membereskan semua barang-barangnya. Audy menarik napasnya dalam. Audy sengaja mengambil penerbangan sangat pagi, Audy tidak mau Exa melihatnya.

"Gimana, udah selesai?" Tanya Aska yang tiba-tiba muncul dikamarnya. Audy hanya tersenyum dan mengangguk.

"Hati-hati ya non disana, bapak bilang akan mengunjungi non Audy disana."

"Iya bi...makasih ya, bibi hati-hati ya dirumahnya." Audy memeluk pembantu yang sudah dianggap seperti ibunya.

Selama perjalanan menuju bandara, Audy hanya diam. Aska tidak berani mengusiknya. Aska juga tidak tahu sejak kapan fokusnya hanya untuk Audy, Aska berharap Audy bisa membuka hatinya sepulang pertukaran pelajar.

Ditempat lain, Exa hanya menatap kursi kosong itu. Hatinya bertanya-tanya kemana Audy dan Aska. Ingin rasanya Exa menanyakan siapa saja yang tahu, tapi rasa gengsinya lebih besar. Matanya menangkap sosok Aska yang berjalan sendiri, biasanya ada Audy disampingnya. Aska melewati Exa begitu saja.

"Exa...gue duduk disamping loe boleh?" Tanya Reza teman sekelasnya. Exa hanya mengangguk. Pikirannya melayang beberapa jam yang lalu.

"Makasih ya ka, udah nemenin gue dan bantuin gue. Gue gak tahu harus balas gimana ke loe."

"Gue bakal nunggu loe, jangan menghilang dari gue dan tetap kasih kabar ke gue. Cuma itu yang gue mau."

"Gue bakal ngabarin loe kok, pasti."

"Dan hati gue?kapan loe bisa kasih kabar?"tanya sambil tertawa, Audy tahu itu bukan candaan.

"Hmm...loe masih mau nunggu kan?" Tanya Audy pelan.

"Itu artinya loe kasih gue harapan Dy, dan loe tahu gue bakal nungguin loe."

"Makasih ka."

"Aska...Audy kemana?" Tanya Reza penasaran. Aska hanya mengangkat bahunya tanda tak tahu. Aska tahu Exa mendengarnya.

"Xa, mama sama papa ngundang kamu buat makan malam, loe bisa kan?" Tanya kesya. Exa hanya mengangguk setuju.

Aku, Kamu Bukan KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang