#7

3 0 0
                                    

Aska melambaikan tangan saat melihat seseorang yang sudah lama ditunggunya, sudah setahun dia pergi dan hari ini kembali. Aska berharap semoga luka itu sudah sembuh.

"Hai...!"

Audy berlari kearah Aska dan memeluknya.

"Hai little princess, i Miss you."

"Hai prince, I Miss you too. Thanks yah udah jemput gue."

"Sama-sama, gue yang mau. Gak nyangka udah setahun loe di negeri orang."

"Kangen gue banget ya?"

"Banget!" Aska menarik Audy kepelukannya,"gue kangen banget sampai mau mati rasanya."

Audy hanya membalas pelukan itu dengan hangat. Pelukan Aska adalah pelukan yang menenangkannya.

"Gue anterin kerumah ya, loe pasti capek dan besok harus sekolah kan."

"Loe juga capek kan nungguin gue padahal pesawat gue delay, maaf ya."

"Gak masalah, gue yang mau kan?"

Audy hanya mengangguk kecil dan tersenyum.

Audy memperhatikan rumah disebelahnya yang sepi, setelah Aska pulang Audy masih berdiam diri di kamarnya.

"Non...ini teh hangatnya."

"Makasih ya bi...mama sama papa sudah pulang?"

"Ehm...semenjak non Audy diluar negeri, bapak sama ibu jarang pulang terakhir karena ada undangan dari tetangga sebelah."

"Tetangga sebelah?undangan apa bi?" Tanya Audy penasaran.

"Gak tahu non, yang pasti acara besar non tapi bibi gak tahu acara apa."

Audy hanya mengangguk dan mendesah pelan, rasa penasaran merasuki hatinya.

Undangan?siapa yang menikah??

Audy masih menatap rumah itu, tidak   ada tanda-tanda kehidupan.

Apa loe masih marah sama gue xa?kenapa gak dan kabar sedikitpun dari loe?apa loe emang gak kecarian tentang gue?apa karna rasa yang gue miliki sampai loe benci gue?gue kalah xa!gue kalah dalam hubungan persahabatan kita. Loe benar, gue jatuh cinta sama loe!bahkan gue lari sejauh apapun di dunia gue masih ad loe!bahkan seseorang yang berusaha menghapus luka gue, semua masih tetap sama. Apa cuma gue yang tenggelam dan terkurung di lingkaran ini sementara loe udah bahagia. Gue harus gimana??

Lagi, untuk kesekian kalinya Audy masih tetap menangis. Setahun tidak cukup menghapus luka.

Audy meraih tasnya saat Aska menjemputnya.

"Hai, udah siap berangkt kesekolah?"

"Siap!"

Audy menerima helm itu.

"Ka, gue keruangan kepala sekolah dulu ya, nanti gue susul kekelas."

"Oke, gue duluan ya."

Audy menuju ruang kepala sekolah saat dirinya tidak sengaja menabrak seseorang. Ini semua kesalahannya karena fokusnya hanya ke ponsel nya bukan ke jalan yang dilaluinya

"Maaf...gue gak sengaj..." Kata-kata Audy menggantung saat melihat siapa yang ditabrak olehnya. Exa! Audy langsung berdiri dan berlari meninggalkan Exa yang masih menatap kepergiannya. Audy tidak menyangka pertemuan pertama mereka setelah setahun malah dalam keadaan kayak gini. Audy menenangkan debaran jantungnya yang cepat. Audy masih dengan refleks berusaha menghindar dari Exa. Audy masih mengingatnya, Audy masih mengingat kata-kata itu.
Ponsel Audy berdering, ada nama Aska disana.

"Ka, gue belum siap disini. Gue belum siap ketemu dia." Audy menangis, hatinya sakit.

"Tunggu disana dan jangan kemana-mana."

Aska bodoh!harusnya loe sadar kalau Audy masih terjerat dalam bayang-bayang Exa!dan Exa masih dengan keadaan baik-baik saja setelah semua perlakuannya.

Aska berlari mencari keberadaan Audy, semoga dia baik-baik saja.

Aska memeluknya saat melihat Audy yang masih terduduk disudut belakang sekolah. Cewek itu menangis, menambah perih di hati Aska.

"Loe tenang ya, ada gue disini. Loe mau gue antar pulang aja?"

Audy menggeleng pelan.

"Gue baik-baik aja ka, gue gak bisa lari lagi kan?"

Aska mengusap air mata yang membasahi pipi chubby Audy.

"Dan kalau loe belum siap, loe bisa lari ke gue. Gue selalu ada buat loe."

Audy hanya mengangguk kecil.

Aku, Kamu Bukan KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang