Cinta.
Cinta seperti apa yang datang padamu?
Terlalu bodoh tentang cinta juga menjerumuskan pada kesalahan dan penderitaan hati tiada akhir.Pagi yang cerah untuk memulai sekolah dan mos pertama di sekolah baru. Masuk kelas 7 dan menyimpan tas, mengajak semua siswi sekelas berkenalan dan duduk di kursi paling depan berhadapan dengan meja guru.
Chocho, teman sebangku sumire merupakan temannya sejak sekolah dasar. Semua berjalan menyenangkan dan sumire tipe ramah pada semua perempuan dan cuek pada semua laki laki. Mos terlewati, dan jambore ranting nasional menanti didepan mata.Dua osis perempuan masuk ke kelas sumire menyapa semua adik kelasnya.
"Yang merasa namanya kakak tulis di papan tulis, pulang sekolah nanti kumpul di lapangan." kata mirai osis cantik kelas 8 dan terlihat cerdas dari gesturnya.
"Yah, bakal telat pulang"
"Yah, gak bisa besok saja kak?"
Dan masih banyak ocehan dan keluhan lain termasuk gerutuan dari mereka yang namanya tercatat dipapan tulis.
"Sumire, mau kan ikut jamran yah... Biar tambah pengalaman, kakak udah minta izin kok ke naruto sensei" teman kak mirai menghampiri bangku sumire.
Sumire tersenyum mengangguk, dan kak mirai mendekat."Sumire, bisa nanak nasi kan?" tanya kak mirai.
Kak hinata itu terkenal paling enak masakannya di mata para sensei berkat kakak ipar sumire, naruto sensei. Oh, dan jangan lupakan kak hanabi selaku sekertaris kepsek di sekolah ini. Berada di sekolah ini berasa di rumah kedua bagi sumire.
Sumire mengangguk dengan senyuman ragu di bibirnya. Dan setelah pamit mereka keluar kelas digantikan sensei yang mengajar.
Hari terus berganti dan seorang siswa usil nan tengil mengganggu ketenangan hari hari sumire menjadi mengesalkan, menjengkelkan, dan menyebalkan. Inojin.
Menjelang istirahat, jam pelajaran hampir usai dan sensei tidak ada di kelas. Dua cowok tengil menghampiri bangku sumire dan chocho, denki dan inojin.
"Chocho, pinjem penghapus dong"
Chocho yang baik hati memberi pinjam."Chocho, ibu kamu kemarin ketemu aku di depan rumah bidan"
" iya, momy mau priksa kandungan"
"Wah, kamu mau punya adik ya"
"Iya"
Dan mengalirlah percakapan yang berikutnya tak lagi di perhatikan sumire, dia sibuk menulis catatan matematikanya.
"Hei, sudah sudah... Jangan ganggu temen aku, ya kan chocho.!" iwabe mengintrupsi percakapan mereka dan pergi. Baru saja iwabe, inojin dan denki mendudukan pantatnya di kursi, bel istirahat berbunyi.
Sumire dan chocho sudah berdiri dan hendak keluar dari bangku, tapi kaki chocho sulit untuk keluar. Chocho dan sumire menengok ke bawah meja, dan ternyata tali sepatu chocho di ikat ke kaki meja dan pelakunya adalah mereka bertiga.
Inojin dan denki sebagai pengalih perhatian dan iwabe datang dari belakang tanpa sepengetahuan mengikatkan tali sepatu chocho ke kaki meja. Dan meninggalkan rasa kesal marah jengkel dan dendam di hati sumire ingin membalas perbuatan iwabe pada sahabatnya.Hari berikutnya, yang jadi sasaran adalah sarada. Dan hari berikutnya lagi semakin banyak juga korbannya.
Sampai pada berikutnya sumire pun kena. Dengan segenap rasa negatif sumire mengejar inojin, melemparinya dengan penghapus papan tulis, dan mengejarnya, menggelitik pinggangnya sampai inojin mengatakan 'ampun' dan sumire berhenti.Siangnya, pelajaran usai dan besok adalah hari mulainya jamran sampai tiga hari kedepan. Latihan yang melelahkan, dan sumire butuh minum.
Ketika memasuki kelas,
Dirinya terpukau oleh gambar yang di buat inojin di papan tulis. Satu kata...sempurna.
Sumire berdiri dibelakang inojin yang sedang menggambar bagian tangan dan kaki.
"Rere, kamu tahu dia siapa?" tanya inojin.
Siapa? Cowo botak tapi lucu dengan bentuk panah di kepala botak dan tangannya.
"Krilin, teman goku" jawab sumire cuek.
"Salah, ini avatar aang" ucapnya bangga.
"Oh, aku gak tahu. Di chanel mana filmnya diputar?" dengan ekspresi tak minat padahal kepo juga sama alur ceritanya.
"Gtv. "
Hening,
"Oh ya, boleh gak aku gambar wajah kamu?" inojin menatap lekat sumire serius, dan sumire refleks melengos pergi menuju bangkunya sambil berkata 'tidak'.
Wajahnya serasa panas dan grogi, kenapa harus grogi?
Sementara inojin keluar kelas dengan raut wajah kecewa.Pagi di lapangan desa otto semua sibuk mendirikan tenda. Sumire juga ikut bantu bantu, dan semua kegiatan sesuai jadwal hingga malam pun datang. Inojin masuk tenda cewe dan sudah biasa akhir akhir ini mengganggu sumire, dan berakhir kejar kejaran. Ada yang nyengir, ada yang cuek dengan tingkah sumire dan inojin.
"Sudah, sudah, sungguh, aku lelah" inojin duduk asal di rumput samping tenda cewe sambil ngos ngosan.
"Re, coba deh duduk sini" ajaknya menepuk rumput sebelahnya.
"Gak, otak kamu keusilan dan kejailan semua" sumire masih berdiri 2 meter dari inojin duduk sambil mengatur napas.
"Kali ini aku serius, janji" inojin mengangkat jari kelingkingnya tinggi.
Dengan waspada, sumire duduk
dan brjarak siapa yang tahu isi kepala inojin? Sumire tetap harus waspada.Inojin tersenyum menatap sumire duduk sedikit jauh darinya, tapi bukan itu yang penting.
"Coba kamu lihat langit malam ini re" ajak inojin sambil menengadahkan kepalanya.
"Gak, kejailan apa lagi berikutnya?" sumire masih mengamati tingkah inojin.
"Ck, aku serius re. Coba kamu lihat bintangnya, indah." inojin merebahkan tubuh menjadi berbaring dan menatap langit malam yang luas.
Sumire menatap langit sepintas dan kembali menatap terpesonanya seorang inojin kepada kerlip bintang di langit malam.
Sumire melihat ekspresi tidak biasa pada inojin. Seperti ada kesedihan yang dalam, padahal keseharian dia adalah tertawa bercanda, jail pada semua orang dan sulit di ajak serius. Sumire yakin inojin bisa ikut jamran bukan karna potensinya, tapi karna dia teman se gank kakak osis cowo bernama kagura."Perhatikan dengan benar rere." pintanya "pilih satu bintang yang menurut kamu paling terang, aku yang itu. Dan jangan meniru, pilih bintangmu sendiri." mata inojin tak lepas juga menatap bintang.
Memang bagi sebagian orang bintang itu indah, boruto keponakan sumire juga sangat menyukai bintang, dia korban keromantisan film.
"Baiklah, yang itu." dengan malas sumire memilih satu bintang yang cukup terang meski tak seterang bintang pilihan inojin, siapa peduli?
"Itu tidak cukup terang, kau kalah" seru inojin riang. Sumire mengedikkan bahu acuh, dan....
Apa apaan ekspresinya itu?" sejak awal juga cuma bintang yang kamu pilihlah yang paling terang, terus aku harus pilih mana? Ya aku asal tunjuk aja" dan gak mungkin sumire bilang dirinya tidak suka bintang.
"Kamu bisa pilih aku." inojin.
Sejak kapan dia menatap sumire seintens itu, dan sumire loading untuk mencerna kata kata inojin barusan.
Ini sudah tidak lucu lagi, pipi sumire mulai panas dan grogi."Sampai jumpa besok" sumire berdiri dan empat langkah kemudian sudah di dalam tenda.
Usai jamran, kejailan dan keusilan inojin masih sesering sebelum jamran. Dan sumire sudah trbiasa dengan itu.
Tapi di antara para senpai mulai ada desas desus 'sumire dan inojin pacaran'
Ini tidak bagus untuk telinga keluargaku batin sumire.
KAMU SEDANG MEMBACA
sumire
Romancehyuga adalah keluarga kolot yang menjunjung tinggi norma dan agama. menganut paham budaya timur dan menyaring budaya barat membuat keluarga hyuga terpandang, disegani, berwibawa, cerdas. itulah kesan hyuga dimata semua orang. hyuga sumire, putri k...