Inojin pov
Aku melihatnya dari jauh. Selalu begitu.
Dia tersenyum ramah dan kadang tertawa lepas bersama chocho yang katanya sahabat sejak junior school.
Dan banyak teman perempuan lain juga yang menjadi teman dekatnya kini. Tapi dia tidak pernah untuk sekedar berbasa basi dengan ku atau teman laki lakinya yang lain, kadang tawanya pun terhenti jika aku mendekati chocho yang notabenenya tetanggaku. Lebih tepatnya sih rumah neneknya tetanggaan dengan rumah ibuku.Aku sering melihatnya tersenyum ramah bahkan tertawa bersama chocho, sarada, namida, wasabi, tsuru dan senpai perempuan. Aku merasa tertantang mendekatinya.
Suatu sore, aku bertemu chocho dan menariknya dalam dialog panjang.
"Chocho, coba kamu tanyakan kepada sumire seorang inojin itu orangnya bagaimana?" setelah ku rasa cukup basa basinya,"Pasti yang buruk tentang mu, tukang telat, baju yang sering keluar, dan suka bolos" jeda chocho "tapi baiklah, besok aku akan tanyakan"
"Trimakasih sobat" inojin menepuk nepuk pundak chocho bangga.
"Kamu naksir rere ya?" selidik chocho.
"Kalo enggak kenapa, kalo iya kenapa?"
"Rere sahabat aku. kalo udah kenal, dia care banget. Tapi dia emang pernah suka sama seseorang, jadi dia menghindari semua laki laki"
"Siapa? Dan kenapa menghindari semua laki laki?" inojin dengan mode penasarannya.
"Itu rahasia, dan gak tau juga alasan dia kenapa."
Kemudian, pindah topik dan percakapan panjang terus berlanjut sampai chocho di panggil ibunya untuk membantu di dapur.
Hari hari berikutnya, bertambahlah titel yang melekat pada diri inojin. Tukang usil, jail nan tengil.
Tapi sumire semakin sering berinteraksi dengan inojin dengan alasan balas dendam, dan 'tom and jerry' menjadi perumpamaan mereka dimata teman temannya.Inojin menikmatinya, sangat menyenangkan ternyata menjaili sumire dan teman temannya, apalagi sumire itu tidak mau kalah.
"Inojin, kamu kemana sih kalo bolos? Rere bertanya padaku. Secara dia tau kita tetangga" chocho dan kalimatnya yang seperti biasanya, panjang panjang.
Entah mengapa pernyataan chocho membuat hatinya menghangat, inojin merasa 'diperhatikan'. Untuk pertama kalinya inojin merasa berharga.
Punya banyak saudara, berjuang sendiri sendiri untuk urusan mereka masing masing membuat mereka tak cukup waktu untuk menanyakan adiknya sendiri. Ibu sibuk mencari uang untuk sekedar makan sehari hari dan itu membuatnya lelah dan kadang memarahi inojin.
Mungkin cuma sumire yang kurang kerjaan memperhatikannya."Inojin, aku bertanya. Malah diem aja." chocho merasa di abaikan.
"Dia kangen aku ya? Gak ada yang jailin kalian kalo aku bolos" inojin dengan percaya dirinya.
"Pd banget jadi orang"
"Btw, dia masih naksir cowo masalalunya itu ya?"
"Gak tahu juga, dia gak pernah cerita lagi, dan emang cuma kagum aja kali!? Dan sedikit bocoran, dia lanjut skolah di luar kota jadi rere juga gak tau kabarnya lagi"
"Mungkin gak aku pacaran sama dia?
" inojin, kamu beneran naksir rere? Ya ampun.... Tapi kayaknya gak mungkin deh liat keluarga hyuga itu kayak gitu, gak mungkin kamu gak tahu kan?"
Benar apa yang pernah dikatakan chocho. Sumire adalah hyuga, berubah sikap sedemikian apapun inojin tetap inojin. Hanya anak kecil yang jatuh cinta, dan belum cukup untuk bisa membuktikan kesungguhannya dimata orang dewasa.

KAMU SEDANG MEMBACA
sumire
Romancehyuga adalah keluarga kolot yang menjunjung tinggi norma dan agama. menganut paham budaya timur dan menyaring budaya barat membuat keluarga hyuga terpandang, disegani, berwibawa, cerdas. itulah kesan hyuga dimata semua orang. hyuga sumire, putri k...