arti diri

149 11 1
                                    



Mungkin di antara kita ada yang lahir dengan keluarga yang hangat, utuh, penuh cinta dan canda tawa.
Atau ada yang nasibnya lebih buruk dari sumire, memiliki orang tua tunggal seperti inojin?
Jauh dari kata harmonis jika kau tahu sendiri sulit rasanya tumbuh dewasa tanpa figur ayah, atau punya ibu yang cukup sering memarahimu.

Sumire punya ibu, sumire punya ayah, tapi tidak merasakan apa itu keluaga yang hangat, dilarang canda tawa yang membuat rumah ramai bahagia, menjadi hening.
Bahkan delapan tahun usianya, dirinya sudah mempertanyakan 'apakah kehadiranku di inginkan di dunia ini' 'ada apa dengan keluargaku? Aku punya banyak saudara di rumah, tapi yang aku kenal hanya hinata neechan, dan kou niisan_anak ke enam dari ayah dan ibu.
Hanabi neechan yang cerewet dan suka marah matah, kikio neechan yang tak pernah bartegur sapa_benarkah dia saudara sumire? Nejii niisan yang tak pernah pulang, sumire hanya sering mendengar ceritanya dari hinata neechan, dan yang paling malas sumire sebutkan adalah ruri yang sering bertengkar dengannya.
Keluarga macam apa ini?

Uzumaki naruto mendapat restu langsung dari nenek kaguya_ibunya hikari, untuk meminang hinata neechan dan lahirlah boruto yang usianya selisih tujuh bulan dengan sumire_adik bungsu hinata neechan.

Sumire kecil sering bermain bersama boruto dan sejak saat itulah dirinya mempertanyakan arti dirinya sendiri di keluarganya itu yang lebih beku dari es, lebih sunyi dari kuburan dan lebih gelap dari pada malam.

Hinata neechan_indigo sejak lahir. Tak ada kebohongan yang tak dia ketahui, dan tak ada yang bisa di sembunyikan isi hati. Dia sosok sempurna sebagai malaikat tanpa sayap bagi sumire yang rapuh, dan bingung dengan keluarga yang dimilikinya.



Flash back on
Kelas dua semester satu, sumire mendapatkan ranking 1.
Teman sumire yang memang terobsesi menjadi juara satu itu meneteskan air mata dan mendiamkan sumire, sementara shizuka_teman sekelas sumire yang terkanal supel dan bossy juga agak berubah sikapnya, ini membuat sumire tidak bahagia dengan prestasinya sebab dia akan kehilangan teman temannya secara perlahan.
Tiba di rumah, hinata neechan menyambut kepulangan sumire.

"Ranking berapa rere?" tanya hinata neechan to the poin dan buku rapot sudah berpindah tangan, dibukanya buku itu.

"Renking satu" jawab sumire tak semangat, dia masih ingat respon teman temannya dan ekspresi mereka.

"Wah, rere hebat. Sini, neechan peluk" detik berikutnya sumire sudah dalam pelukan hinata neechan.

Itu adalah pelukan hangat, penuh rasa syukur, bahagia dan rasa bangga seorang kakak dengan prestasi adiknya.

Sumire mulai berfikir ini adalah hal yang baik. Jadi tak sabar ingin berbagi kabar bahagia ini pada ka san nya.

Waktu berlalu, dan tibalah waktunya kasan pulang kerja. Sumire menyambut kepulangan kasan nya dengan senyum mengembang.

"Ka san, rere ranking satu"

"Ranking satu, sudah bagi rapot ya? Neji dan hinata dulu juga slalu berprestasi" datar, tidak ada pujian. Seolah itu hal biasa, justru terkesan dia bangga pada dirinya yang melahirkan neji dan hinata. Sumire?

Ini benar benar di luar ekspektasi. Tak ada pelukan, tak ada pujian, tak ada suport supaya rere slalu ranking satu semester berikutnya? Benarkah dia ibu rere?

Terluka.

Rere terluka, luka yang tak bardarah.
Apa yang bisa membuat seorang hikari bangga pada sumire?

Hari hari berikutnya, sumire lebih banyak bermain atau menghabiskan waktu di rumah hinata neechan untuk merasakan cinta dan perhatian seorang kakak pada adiknya. Dan pulang hanya untuk tidur, karna rumah mereka bersebelahan.
Hinata neechan banyak bercerita, banyak menasehati, banyak menyuruh, dan banyak bercanda. Rumah yang hidup, keluarga yang harmonis.

sumireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang