Setelah mendapat jawaban dari bibi penjaga rumah yang ada dialamat palsu itu. Saat ini minseok terus saja berkeliling tidak tahu lagi tujuannya kemana. Dia bingung harus mencari Xi Luhan kemana lagi tanpa adanya alamat yang pasti.
"Huh... aku harus mencarinya kemana lagi. Huweee aku lelah... Kakiku sungguh sakit hanya dipakai berkeliling saja.. Lu-ge kau dimana? Aku mencarimu" racau minseok sepanjang jalan.
'Drrtt drttt'
Tiba-tiba getaran ponsel minseok menghentikan langkahnya. Ternyata itu panggilan dari lee ahjumma.
"Yeobseyo, lee ahjumma"
"Yak minseok-a. Apa kau sudah dicina. Kau sudah menemukan kekasihmu itu?"
"Sudah ahjumma, aku sudah disini. Tapi soal kekasihku, aku belum menemukannya ahjumma" jawab minseok sedih.
"Kau sabar saja minseok-a. Mungkin belum waktunya kau bertemu dengannya. Tapi ahjumma yakin kau akan segera menemukannya"
"Iya ahjumna. Terimakasih"
"Kalau begitu ahjumma tutup yah. Jaga dirimu baik-baik disana minseok-a"
"Iya ahjumma. Kau juga. Baiklah annyeong ahjumma" dan panggilanpun diakhiri.
Setelah mengakhiri panggilannya, minseok meneruskan kembali jalannya. Tapi saat ini pandangannya jatuh pada kerumunan orang-orang yang ada didepan sana. Minseokpun berjalan kearah kerumunan itu dan melihat apa yang sedang terjadi.
"Wahh daebakk.. apa ini sedang syuting film action.. wahh kerennya. Daebak. Daebak" seru minseok setelah melihat aksi baku tembak antara polisi dan seseorang berbaju hitam yang minseok yakini bahwa itu adalah aktornya. Minseok berjalan ke barisan yang paling depan agar dia bisa melihatnya dengan jelas.
Saat sebuah peluru ditembakkan kepada seorang yang berbaju hitam, semua orang yang menonton disana menjerit ketakutan. Lain halnya dengan minseok, dia malah asik menontonnya. Minseok memvidio kejadian itu untuk diabadikan. Tapi kegiatannya terhenti saat seorang bocah laki-laki kecil memasuki area pembatas. Seketika orang-orang disana menjerit histeris"Kumohon selamatkan anakku! Kumohon siapapun selamatkan anakku..hikss" jerit seorang wanita yang minseok yakini itu ibu dari anak kecil itu. Minseok merasakan ada yang janggal dalam kejadian ini. Ini sedang syuting atau apa? Hingga saat si baju hitam mengarahkan senjatanya pada si anak, minseok langsung memasuki area pembatas dan berkata.
"Yak! Apakah ini sedang syuting film action? Tapi mengapa kalian melibatkan anak kecil sepertinya bermain di aksi berbahaya ini? Apa ini tidak keterlaluan? Lihatlah anak kecil ini ketakutan" ujar minseok sambil memeluk anak kecil itu. Orang-orang yang ada disana menatap minseok nyalang.
'Drttt drttt'
Ponsel minseok yang dibiarkan tergeletak di aspal bergetar. Dan saat minseok akan mengambilnya sebuah tembakkan berhasil mengenai ponsel minseok dan seketika hancur. Minseok membelalakkan matanya syok atas kejadian ini.
"Yakk! Tuan! Apa yang kau lakukan eoh?! Kenapa kau merusak ponselku ini. Kau tahu ini ponselku satu-satunya tuan" teriak minseok tidak terima. "Siapa sutradara disini. Cepat ganti rugilah" teriak minseok.
"Oy bocah!! Sudah puas bermain-mainnya?" Kata orang berbaju hitam itu.
"Siapa yang bermain-main,eoh? Aku sedang marah! Mana sutradara nya atau yang bertanggung jawab disini. Apakah kau tuan" tunjuk minseok pada seorang polisi tampan yang setia mengarahkan senjatanya pada pria baju hitam itu.
"Hey,bocah. Sutradara apa yang kau maksud heoh?" Tanya pria baju hitam.
"Aku tidak bertanya padamu. Dan bu.bukankah ini sedang syuting film action?" Tanya minseok sedikit mulai gugup.
"Hahahaha kau lucu sekali bocah bodoh. Hahahaha"tawa pria baju hitam itu.
"Ini bukan syuting film action yang kau kira. Tidak ada sutradara yang kau maksud disini. Ini adalah kejadian nyata polisi dan seorang teroris" kali ini polisi tampan yang berbicara. Seketika minseok dibuat mematung ditempatnya saat ini.
"Hah?" Lirih minseok.
"APA?" _Minseok.
##
Mian baru up...
Kelamaankah??Gomawo for readers...
KAMU SEDANG MEMBACA
Do You Love Me ??
RandomTujuan awal Minseok pergi ke Cina yaitu untuk mencari keberadaan kekasihnya, Xi Luhan. Hanya Luhanlah yang saat ini Minseok punya. Maka dari itu dia memutuskan untuk menemuinya dan hidup bersamanya. "Maaf nak, tapi disini tidak ada yang namanya Luha...