5

780 94 8
                                    

Minseok membuka matanya dan dia tersadar bahwa sedang berada diruangan asing. Dia memegangi kepalanya sambil mengingat kejadian yang menimpanya tadi.

"Ahh kepalaku sakit" ringis Minseok.

"Kau sudah sadar?" Tanya seseorang itu membuat Minseok mendongak.

"Ka..kau_"

"Aku Kris komisaris kepolisian disini" ucap Kris memotong ucapan Minseok.

"Ke.kenapa aku bi.bisa ada disini?" Tanya Minseok.

"Kau tadi pingsan, tidak lama saat aku menembak kedua kaki penjahat itu" jelas Kris. Dan Minseok ingat bagaimana penjahat itu menjerit kesakitan akibat kedua kakinya ditembak. Kalau tidak, ntahlah nasib Minseok saat ini. Mungkin dia sudah berada dialam lain bersama kedua orang tuanya.

"Kalau begitu aku pamit. Terimakasih sudah menolongku" Minseok beranjak.

"Tunggu dulu. Namamu? Siapa namamu?" Tanya Kris.

"Minseok. Kim Minseok, tuan"

"Ok Minseok kalau begitu kau hati-hatilah" kata Kris.

"Ye, terima kasih tuan" Minseokpun pergi dari ruangan itu.

.
.
.
.
.
.
.

Malam telah tiba, Minseok sudah frustasi dari tadi karena memikirkan Luhan. Sampai saat ini dia masih belum bisa menemukan kekasihnya itu.

Minseok akhirnya memutuskan untuk mampir ke sebuah bar yang ada didepannya untuk sekedar minum-minum saja. Dan langsung saja Minseok mendudukkan dirinya dan memesan minuman kepada pelayan disana. Tak tahu sudah berapa gelas Minseok minum hingga kini dia cukup mabuk.

"Luhan... kau dimana?" Racau Minseok.

"Kau tega sekali membohongiku, eoh. Kau jahat sekali padaku" kata Minseok.

Minseok yang menyadari bahwa ada orang lain yang duduk disampingnya mulai menolehkan wajahnya.

"Eumm...Lu-ge? Kaukah ini? Wah akhirnya aku menemukanmu
Kau tahu Lu-ge? Sudah beberapa hari ini aku mencarimu tapi tidak ketemu juga. Tapi sekarang kita bertemu Lu-ge hhe. Dan... kau kenapa tampan sekali malam ini. Kau tampan karena tau akan bertemu denganku ya " kata Minseok mulai berbicara tidak sadar pada seseorang yang saat ini duduk disampingnya tak lupa tangannya pun dia gunakan untuk meraba wajah orang itu.

"Lu-ge? Kenapa kau diam saja, eoh? Kau tidak merindukanku ya?" Minseok terus saja meracau.

"Lu-ge jawab aku!!"

"Aku bukan lu-ge mu" jawab singkat orang itu.

"Kau bukan Lu-geku? Kau jahat sekali Lu-ge" kata Minseok dan bergelayut pada lengan orang yang Minseok kira Lu-genya itu.

"Menyingkirlah aku mau pergi. Dan aku bukan Lu-ge mu. Mengerti"

"Tidak. Kau tidak boleh pergi. Kau tidak boleh jauh dariku lagi. Aku sudah susah-susah mencarimu Lu-ge" Minseok memanyunkan bibirnya.

"Lepas aku bilang!!" Bentak orang itu.

"Tidak mau" jawab Minseok mempererat melukannya.

Orang itu langsung melepaskan tangan Minseok dari tangannya, dan berlalu pergi dari sana.

Saat orang itu hendak menutup pintu mobilnya, disitu juga Minseok muncul dan langsung saja dia memasuki mobil tersebut.

"Yak! Kau gila, eoh. Siapa kau? Mengapa kau mengikutiku?" Marah orang itu.

"Lu-ge mulai sekarang aku akan ikut bersamamu kemanapun kau mau pergi" lirih Minseok.

"Berhenti memanggilku Lu-ge! Sudah kubilang aku bukan Lu-ge mu itu" kesalnya.

"Hemmm" dan orang itu semakin kesal lagi saat melihat Minseok telah tertidur disana.

"Arrgh apa yang harus kulakukan" kesal orang itu mengacak rambutnya sendiri.

Dan mau tidak mau diapun melajukan mobilnya dan membawa Minseok bersamanya.

Orang itu memberhentikan mobilnya dipinggir pantai. Tak lama ponselnya pun berbunyi.

"..."_

"Aku sedang ada diluar? Ada apa?" Kata orang yang ternyata bernama Tao itu sambil memijit kepalanya yang sedikit merasa pusing.

"..." _

"Pulanglah lagi. Nanti saja kau beritahunya" kata Tao cuek.

"..."

"Aku tutup" Tao pun mengakhiri sepihak panggilan itu.

"Euuh" Tao mengalihkan pandangannya ke arah Minseok, dan langsung memelototkan matanya saat mendapati wajah Minseok tepat didepannya.

"Eumm...Panass" kata Minseok memberitahu. Tao meneguk ludahnya karena merasakan tenggorokannya yang mendadak kering bagaimanapun wajah mereka sangat-sangatlah dekat. Dan dapat Tao lihat wajah Minseok yang merah ntah itu karena kepanasan atau karena pengaruh dari alkohol yang dia minum tadi.

Tao menggelengkan kepalanya saat pandangannya sempat menatap bibir merah Minseok dan berfikir bagaimana jika dia merasakannya. "Tidakk. Tidak. Aku masih sadar lalu mengapa aku berfikiran begitu" gumamnya.

"Arrgh. Ada apa denganku. Dan kenapa dia kelihatan begitu manis sekarang" Tao frustasi dengan pikirannya. Ntah setan dari mana, Tao mulai menarik tengkuk Minseok dan langsung menempelkan bibirnya pada bibir Minseok itu. Minseok membelalakkan matanya karena kaget "eumm" tapi tak lama diapun mulai memejamkan matanya dan menikmati ciuman dari Tao tersebut.

"Panass" gumam Minseok setelah ciumannya terlepas. Tanpa sadar mereka mulai melepas baju mereka berdua dan Tao menurunkan kursi yang diduduki oleh Minseok hingga kini posisi Minseok terlentang dengan Tao yang berada diatasnya. Tao kembali menciumi Minseok dan ciuman itu ntah akan berakhir sampai kapan...


##

Tadinya part ini mau dibarengin sama yang tadi, jadi double up langsung gitu. Karena dipart sebelumnya itu pendek bgt. Tapi ceritanya baru sepotong tadi tuh, dan jadi di up nya sekarang aja...

Sorry for typonya..

Gomawo❤

Do You Love Me ??Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang