1. Market Test

785 43 6
                                    

Haiiiii....
Ini cerita baruku...Kemarin sempat diposting tapi synopsisnya belum lengkap
Smoga votenya lebih bagus dibanding Baby Millionair...

*******
Kinanti menyetir mobilnya pelan-pelan siang ini. Tampak Jalan Kaliurang yang macet karena lampu merah dengan mobil berjajar termasuk mobilnya. Diraihnya smartphonenya dan dibukanya Tinder. Aplikasi yang beberapa hari lalu diinstallnya di Jakarta dan tak pernah dibukanya.

Kinanti sedang pulang di rumah orang tuanya di Jogja menyusul prahara rumah tangganya akibat perselingkuhan suaminya yang kesekian sejak 10 tahun yang lalu. Nampaknya kali ini dia benar-benar serius untuk memutuskan berpisah dengan suaminya. Bagaimana tidak, suaminya selalu berselingkuh walau di depan Kinanti dia selalu tampak sabar dan baik. Ini yang membuat Kinanti selalu ragu untuk berpisah selain karena tidak ingin menyakiti hati anak-anaknya. Namun kini Kinanti tak bisa mempertahankannya lagi, mumpung dia masih muda, masih ada harapan untuk menikah lagi.

Semudah itu move on nya? Iya, Kinanti udah mati rasa sama tingkah suaminya, airmatanya sudah habis saat perselingkuhan suaminya yang kedua terungkap.Mungkin nanti kalau sudah niat mencari jodoh,Kinanti mau taaruf saja, mencari laki-laki soleh yang bertanggung jawab.

Sambil menunggu proses perceraiannya, dicobanya aplikasi tinder, ibarat kata mau test pasar apa dia masih bisa laku. Eaaalaaah....Kinanti mau pisah sama suami bukannya nangis bombay malah langsung usaha. Nangis bombay? Itu sih saat tahu suaminya selingkuh yang pertama dan kedua, setelah itu Kinanti tak peduli lagi. Ibarat main game udah game over!!!

Kinanti sebenarnya gak niat cari jodoh di tinder, dia hanya kepo kayak apa sih tinder yang suka disebut teman-temannya. Kinanti umurnya 40 tahun tapi wajahnya nampak masih di bawah 32 tahun. Dipasangnya foto profilnya yang lumayan cantik dengan pose separuh wajah. Umurpun dia pasang sesuai umurnya, buat apa dia harus pura-pura tentang umurnya. Toh dia bikin tinder bukan untuk mencari jodoh.

Dilihatnya beberapa foto cowok yang muncul di Tinder  Kinanti dengan deskripsi umur dan pekerjaan. Diswipenya poto-poto itu sembarangan. Kinanti belum paham cara main tinder. Nampak ada yang agak menarik, namun kemudian diswipe ke kiri. Akhirnya kebanyakan di swipe ke kiri. Eh... kok tampaknya poto cowok sebelum ini tampaknya keren, di swipe lah poto cowok di yang kini sedang terpajang di halamannya ke kanan, dikiranya seperti back.  Ternyata setelah diswipe ke kanan, poto yang sebelumnya bukan yang dilihatnya tadi.  Aaah... entahlah bagaimana cara mainnya Kinanti belum paham juga.

Karena jalan tak lagi macet, dijalankannya mobilnya perlahan ke salon kesayangannnya tanpa membuka tinder lagi.

Salon? Iya, sekarang Kinanti rajin nyalon, persiapan jadi single. Musti kece, masak nyari duit terus, suaminya udah dibantuin banting tulang, nyicil mobil dan nyicil rumah sendiri dengan alasan gaji suami habis untuk kebutuhan rumah tangga, ternyata uangnya buat dihambur-hamburkan sama selingkuhannya. Kan Bangke!!!!

Sepulang dari salon, sore itu Kinanti membuka gawainya karena ada notifikasi dari tinder, ada beberapa cowok yang menurut Tinder match dengan dirinya. Entah bagaimana menilainya.

Dilihatnya satu nama, Java, seorang geologist umur 35 tahun dengan penampilan rambut gondrong, bertato dan pose traveling di beberapa tempat seperti di Labuan Bajo dengan gaya urakan dan salah satunya memegang rokok. Bukan selera Kinanti banget, Kinanti suka dengan pria rapi dan bukan perokok karena dia alergi rokok. Tiba-tiba Java mengirimkan pesan untuknya

Java: Halooo,salam kenal yaa..

Kinanti hanya membacanya sekilas dan berlalu membuka message kedua.

When There is no CoincidenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang