Haaiiiii datang lagi meneruskan cerita ini dulu yang draftnya ternyata paling banyak. Yang lain nyusul yaaa... yang penting vote dulu sebelum baca, okeeees???
******
"Kamu?" Kinan masih terhenyak dari kegiatannya membereskan berkasnya yang tercecer sambil melihat ke arah orang yang tak sengaja ditabraknya tadi. Rasanya Kinan mengenalnya, namun dia ragu-ragu untuk menyapa namanya.
"Hahahaha hai dek..." lelaki itu tersenyum kepadanya. Ternyata umpatan ya tadi hanya candaan karena dilihatnya sekarang lelaki di depannya tadi tersenyum simpul menggodanya.
"Mas A...Adri?" Kinan masih terperangah. Lelaki di depannya tadi kini ikut membantunya membereskan dokumen Kinan yang tercecer. Adri, kenalan Kinan di Tinder memang satu-satunga orang yang menyebut Kinan dengan nama kesayangan Adek.
"Melamunin apa sih, serius banget sampai gak lihat di depannya ada siapa?" Mas Adri, begitu Kinan biasa menyapanya, sedang tersenyum menatap Kinan yang kini salah tingkah.
"Eeeehm tadi lagi mau balas wa aja mas..Mas ngapain disini?"
"Tadi aku ada meeting dengan client di atas, trus mau beli kopi dulu, gak taunya adek sekarang ngantor disini. Sejak kapan?" Kinan yang tak menyangka akan bertemu Adrian masih merasa grogi saat dia ditanya seperti itu.
"Baru beberapa minggu mas.."
"Kok gak ngabarin kalau sekarang pindah ke Jakarta lagi?" Adrian mengerutkan kedua alisnya. Kinan memang sudah lama tidak berkomunikasi lagi dengan Adrian. Kinan yang mengenal Adrian saat itu merasa tidak pantas lagi chatting dengan pria lain walau sudah proses perceraian dengan suaminya.
"Iya, masih sibuk ngurusin pindahan mas.." Kinan menjawab ngeles.
"Adek mau kopi apa biar mas pesenin, adek duduk aja dulu cari meja ya buat mas sekalian.."Kinan mengangguk sambil menyebutkan kopi yang dia mau.
Kinan segera duduk di sebuah kursi di pojokan yang nampak nyaman. Dibereskannya barang-barangnya ke dalam tas agar tidak berceceran lagi bila terjatuh. Ditatapnya punggung Adrian yang kini sedang memesan kopi.
Adrian, seorang lelaki terakhir di Tinder yang dikenalnya sebelum Kinan menutup akun tindernya. Setelah kedekatan Kinan dan Tama berakhir, Kinan sempat dekat dengan Adrian yang merupakan seorang duda beranak satu sebentar dan tentu saja secara on line saja.
Sebagaimana Tama, Adrian juga mengetahui rahasia hidup Kinan yang waktu itu masih belum bercerai dengan suaminya. Bahkan Adrian dengan terang-terangan sempat mengatakan kepadanya, "Kutunggu jandamu dek.."
Adrian adalah orang ke empat yang mengetahui rahasia kelam pernikahan Kinan. Keempat? Iya, karena yang orang ketiga yang mengetahuinya adalah 'teman dekat' Tama.
Ya, kedekatan Kinan dengan Tama berakhir saat suatu pagi Kinan menerima direct message di instagramnya dari seorang cewek yang mengaku sebagai teman Tama yang sudah tinggal bareng selama 6 bulan ini.
"Hey Mba.. Just so you know, Tama is not exactly who'd you think he is (unless you fully aware of it), i really suggest you to be careful. We've been living together for the past 6 months and i still got fooled with the fact that he's been sleeping around. Well.. i wish you all the best and not ended up with the same type of relationship you have with your husband.
Good luck with Tama yaa.."Wanita dengan ig frisc4 mengiriminya pesan itu dan juga mengirimi fotonya dengan Tama yang sedang terlelap tidur di sampingnya. Dia melanjutkan pesannya.
"That's who he is. Don't know about u.. But i definitely get fooled "
Sungguh Kinan sangat kaget karena Kinan pernah menanyakan kepada Tama apa dia mempunyai pacar dan Tama selalu menjawabnya tidak. Frisca pun juga tidak menyebutkan dirinya sebagai pacar Tama.
KAMU SEDANG MEMBACA
When There is no Coincidence
RomanceKinanti, cewek middle age dengan complicated relationship dan iseng jadi newbie di Tinder dan terlibat hubungan dengan Java, seorang lelaki yang "bukan seleranya" dan secara tidak sengaja match dengan dirinya. Apa jadinya jika Kinanti wanita yang pa...