6. Meeting

386 37 2
                                    

D lagi sibuk, mohon permaklumannya kl cerita lain banyak yang ngaret uploadnya.
Vomentsnya jangan lupaaa....biar D kembali semangat menulis kembali di antara kesibukan yang menggunung ini..
Happy Reading!!!

*****

Siang ini sesuai jadwal yang berikan oleh Pak Iwan, Kinanti menghadiri meeting Unit kerja Pak Firman yang ingin memberikan ekspose kegiatan eksplorasi di unitnya tahun ini.

Kinan bersama tim sudah duduk manis saat Firman dan anak buahnya datang. Firman sendiri kali ini yang memberikan presentasi. Berbeda dengan penampilannya tadi pagi yang slengekan saat menggoda Kinan, kali ini Firman menjelaskan dengan serius, tidak ada kesan meledek. Firman juga tampil lebih rapih, rambutnya yang sedikit gondrong dikuncir walau kemejanya dilipat sampai siku.

"Jadi intinya, pekerjaan eksplorasi itu kadang bisa meleset walau telah dilakukan dengan perencanaan dan perhitungan yang matangm Namun demikian bila hasilnya bagus maka keuntungannya bisa digunakab untuk menutup kerugian eksplorasai lain yang gagal. Jadi perhitunganyya tidak bisa sepotong-sepotong", Firman memberikan penutup penjelasan.

"Okay, sekian presentasi pekerjaan kami, mungkin Bu Kinan dan tim ada yang mau ditanyakan lagi?" Firman menyudahi presentasi dan tanya jawab yang terjadi selama presentasi tadi. Kinan menengoj ke arah Dimas, Sisca dan Raymond yang menggeleng perlahan.

"Sepertinya untuk sekarang belum ada lagi pak, karena kami juga sebenarnya tidak ada persiapan khusus untuk meeting hari ini yang cukup mendadak dan baru disampaikan tadi pagi. Namun bila nanti kami ada pertanyaan tambahan, kami akan sampaikan kembali, smoga bapak berkenan memberikan penjelasan lebih lanjut." Kinanti memberikan jawaban dengan sopan.

"Baik Bu Kinan, kami akan dengan senang hati memberikan penjelasan buat Tim Bu Kinan, saya rasa meeting kali ini saya tutup sampai sekian ya. Terima kasih..." Firman membereskan bahan presentasinya. Tanpa banyak berbasa basi, Firman pun meninggalkan ruangan rapat. Sangat berbeda dengan kelakuannya tadi pagi.

*******

Kinanti membuka hpnya setelah keluar dari ruang meeting. Dilihatnya sebuah pesan dari Tama, seorang pria yang pernah dekat dengannya setelah Java. Seperti Java, Kinanti juga mengenal Tama pertama kali dari Tinder.

"Hai Kinan my little Rabbit, how are you? How is your goal?"

Kinan tak langsung membalasa pesan itu hingga malam hari saat pulang kerja. Kinan memasuki coffee shop di lobby kantor ini karena Kinan sudah mengantuk dan butuh extra power untuk pulang ke rumah. Ternyata antrian coffee jam segini cukup panjang .

Dibukanya kembali hpnya untuk membalas pesan Tama tadi siang. Sudah 5 bulan ini Tama tak pernah menyapanya online, bahkan mereka tidak pernah berkomunikasi lewat social media. Kinan hanya sesekali memberi like pada postingan Tama dengan film-film karyanya yang beberapa kali menang atau ditayangkan di luar negeri.

Kalau Java adalah orang pertama yang mengetahui rahasia Kinanti dengan complicated relationshipnya, Tama ada lah orang kedua namun lebih banyak lagi yang Tama tahu karena Kinanti sempat dekat dengan Tama, berkomunikasi secara intens dan pernah bertemu off line.

Setelah Java marah-marah padanya dengan statusnya sebagai bini orang waktu itu, Kinanti sempat menonaktifkan akun tindernya. Namun suatu hari Kinan sedang menunggu pesawatnya yang delay 2jam akhirnya membuka Tindernya lagi di Bandara Sukarno Hatta dan menswipe right beberapa orang dan nampaknya ada yang match dengannya, yaitu Tama.

Setelah kisah hidupnya yang menyaingi sinetron tersanjung, Kinan mencoba menjadi penulis di wattpad untuk pelampiasan perasaannya yang memang tak pernah dia ceritakan ke teman-temannya. Tama mencantumkan dirinya sebagai writer di profilenya, itulah mengapa Kinan menswipe right dirinya.

Berbeda dengan Java, Tama orangnya tak pernah marah dan tidak menjudge Kinan dengan statusnya yang waktu itu masih menjadi istri orang.

Kinan masih ingat saat Tama pertama kali menanyakan statusnya. Kinan hanya bisa menjawab, "Belum siap bilang, aku juga gak nanya statusmu kan?"

Tapi kemudian Tama malah bercerita kalau dia seorang duda beranak satu dan sudah bercerai dengan istrinya sejak 3 tahun lalu.

Akhirnya Kinan memberanikan dirinya untuk mengatakan, "Kalau gue bilang kalau gue masih menikah, lo jijik gak sama gue?" Kinan takut reaksi Tama akan sama dengan Java yang berakhir dengan marah-marah.

"Ngapain jijik, itu kan hidup lo, emang gue siapa berani-beraninya mgejudge lo"

Respon Tama yang menerimanya statusnya apa adanya membuat Kinan merasa nyaman bahkan kemudian Kinan lebih banyak curhat tentang kehidupannya pada Tama. Tama pun juga demikian, dimana dia ternyata seorang duda beranak satu dan dia sangat menyayangi anak perempuannya. Tama juga berbagi cerita bagaimana menghadapi anaknya saat perceraian orang tuanya terjadi.

Sama dengan ketika Tama tak memaksanya untuk berbagi nomor telponnya, akhirnya Tama dan Kinan juga berbagi social media. Padahal biasanya Kinan akan sangat pelit untuk berbagi hal ini dengan orang yang belum lama dikenalnya.

Dari obrolan itu akhirnya Kinan mengetahui bahwa Tama bukan hanya seorang writer tapi juga seorang director dan producer yang lebih banyak berkecimpung di dunia film dokumenter dan sesekali bekerja di commercial movie buat cari uang.

Tama juga seorang mantan aktivis demonstran pada jamannya dan pembela kaum perempuan. Makanya waktu Kinan menceritakan kisah kepiluan hidupnya Tama sangat bersimpati dan mendukungnya untuk keluar dari kehidupan pernikahannya yang penuh penderitaan akibat perselingkuhan suaminya.

Tama juga mengajarinya untuk menikmati hidup dengan mendengarkan lagu, bahkan dia menshare playlist spotify nya dan juga mengiriminya lagu-lagu untuk menyemangatinya. Tak jarang bila Kinan sedang gundah, Kinan curhat pada Tama karena Tama adalah pendengar yang baik, tidak pernah menjudge atau menyalahkan dirinya. Karena itulah kemudian Kinan berani menceritakan statusnya sebagai istri yang waktu itu masih digantung suaminya.

Tama sangat gencar mengiriminya pesan, perhatian, bahkan juga menelponnya. Kinan sunggu nervous saat Tama pertama kali menelponnya. Suara Tama sungguh sexy!!! Hingga kemudian mereka sering saling menelpon. Kemudian mereka janjian untuk ketemuan di Jakarta waktu Kinan sedang tugas kesana.

Tama berjanji akan menjemputnya di stasiun BNI City saat Kinan tiba di Jakarta. Kinan masih ingat betapa nervousnya dia saat akan bertemu dengan Tama. Ditulisnya sebuah pesan untuk Tama.

"Gue blm pernah janjian ketemuan sama teman online loh. I dont know what to do..."

"Just relax. Do nothing. Enjoy the moments aja..."

"I'll try... Gue udah duduk manis di pesawat"

"Safe flight dear..."

Kinan hari itu tampil casual, dengan jaket model coat dan sepatu converse senada kesayangannya.

Saat keluar Stasiun BNI city, ternyata Tama sudah menunggunya di sana. Tama yang biasanya tampil dengan celana pendek, kini dia memakai celana panjang karena habis meeting dengan clientnya untuk proyek barunya di daerah Kuningan. Tama mengenakan baju kotak-kotak yang dilipat sampai siku dan memperlihatkan tatoo di tangannya yang berupa sebuah tulisan cuplikan puisi.

Kinan yang masih nervous hanya tersenyum melihat Tama yang tersenyum lebar dan menyapanya akrab membuat Kinan mudah akrab bagai teman lama yang sudah lama tak jumpa. Malam itu Tama mengajaknya makan seafood di daerah kota yang merupakan kesukaan Tama sejak waktu dia pertama kali kuliah di Jakarta dan bekerja di daerah itu untuk menyambung hidupnya.

Hari sudah larut, tapi nampaknya Kinan dan Tama masih ingin mengobrol lama, sehingga mereka putuskan untuk melanjutkan obrolan mereka di sebuah kafe di dekat Sarinah sampai pagi.

Bruk!!!!

Tiba-tiba Kinan menabrak seseorang yang tiba-tiba berhenti di depannya. Beberapa berkas yang dibawanya berceceran di lantai. Seketika lamunan Kinan tentang kilasan masa lalunya dengan Tama pun sirna dan berganti berganti dengan umpatan orang yang ditubruknya tadi.

"Kalau jalan lihat-lihat donk, jangan sambil melamun..." Kinan yang sedang membereskan berkasnya yang tercecer seketika mendongak ke arah pemilik suara itu.

"Kamu...?"

******

Jangan lupa vomentsnya ya gaes..
love u muaaaaach...

When There is no CoincidenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang