"Huh, kesel banget gue tadi." Ucap Davi disertai dengan wajah yang kesal.
"Lo kenapa lagi sih Dav?" Tanya Alvin.
"Buset dah, tadi gue buru buru kemari dan gue gak sengaja nabrak cewek di depan toilet." Cerita Davi.
"Lah trus?"
"Trus dia jatoh dan lutut dia luka, udah bagus mau gue obatin, eh gue malah di judesin ama tuh cewek, keras kepala banget gue bilangin." Sambung Davi sambil merubah posisi duduknya menjadi lebih santai.
"Bhaks, unik juga ya tuh manusia, lo kok tumben tumbenan mau nolongin orang? Dan ini cewek lagi, apa lo jangan jangan... Modus ya." Goda Alvin
"Ya gak lah, sebagai manusia itu kita harus saling membantu, sebab manusia itu tidak bisa hidup tanpa pertolongan orang lain, manusia itu merupakan makhluk sosial dan makhluk hidup, lagian ini kan juga salah gue karena udah nabrak dia dan gue sebagai lelaki sejati ya harus bertanggung jawab dengan cara menolongnya." Terang Davi panjang lebar dan Alvin pun melongo.
"Yauda dehh, serah lu mau ngomong apa, gak usah pake ilmu IPS nya jugak kali, gue tau kok lo pande IPS, apalah daya gueh yang gak bisa apa apa."
"Ahh, lebay lu."
~
~
~Ana dan Keysha sudah meletakkan tas di kelas dan sekarang sedang berada di dalam barisan untuk mengikuti kegiatan mos di lapangan. Jadi, di setiap kelas itu punya barisannya tersendiri dan di pimpin oleh 2 orang kakak kelas yang berasal dari osis tentunya.
"Key, males banget dah gue pbb gini, dari sd jugak udah di ajarin, ehh di sma ketemu yang ginian lagi, muak gue." Keluh Ana.
"Yaudah sih, jalanin aja, ini tuh cobaan buat kita, emang lo mau di hukum kalo gerakan lo terus terusan malas begitu? Hukumannya parah loh, emang lo mau?" Tutur Keysha dan membulatkan kedua matanya.
"Ya enggak sih." pasrah gue.
"Itu yang di ujung berdua! Asyik banget ya ngobrolnya. Ngobrol apaansi? Sini dong bagi bagi ceritanya ke kita." Kata kakak kelas pemimpin barisan Ana yang diketahui namanya 'Edo'.
Duh, keciduk deh gue, mati aja. Batin Ana.
"Mmm.. Maaf kak, kita berdua gak sengaja, sebenernya kita gak ada niatan buat ngobrol kok kak, bener deh,ya kan Na?" Elak Keysha sebisanya.
"I.. I.. Iya kok kak, hehe." Sambung Ana ikut ikutan.
"Aiiihh, banyak alasan kalian ini, sebagai kakak kelas yang adil dan bijaksana ini, kalian berdua harus kena hukuman." Kata si Edo dengan memasang wajah garangnya.
"Ampun kak ampun." Kata Keysha yang mulai ketakutan.
Gue sayaaang banget liat Keysha ketakutan, gue gak tega, cuma gara gara gue ajak dia ngobrol ntaran doang jadinya dia harus rela kena hukum bareng gue,padahal dia gak salah apa apa, dan sekarang tubuhnya mulai gemetaran dan gak henti hentinya dia ngeluarin keringat. Gue gak bisa diem gini aja, gue harus bertindak. Ayo Na, ayo lo pasti bisa. Batin Ana sambil menyemangati dirinya sendiri.
"Kak, saya minta tolong, tolong biar saya sendiri aja yang di hukum, jangan libatin temen saya, dia gak salah apa apa kok kak, saya yang salah karena saya udah ajak ngobrol dia, tolong hukuman dia biar saya aja yang nanggung kak." Ucap Ana lantang.
"Ooowwwhh, bagus dong lo ngaku, emangnya lo yakin?" Tanya si Edo kembali.
"Insya Allah, yakin kak."
"Na, apa apaan sih lu pake nanggung hukuman gue segala, gak apa apa kali gue di hukum, kan gue di hukum bareng sama lo, jangan gitu deh Na, gue jadi gak enak." Ujar Keysha.
"Gue yang salah, gue yang harus berani tanggung jawab Key, lo tenang aja, Oke?"
"Yauda deh, hati hati ya Na." Ucap Keysha.
"Iya iya."
"Oke, sekarang elu punya 2 hukuman, yang pertama lo harus lari keliling lapangan 15 kali, dan yang terakhir lu harus berdiri di bawah paparan sinar matahari selama...3 jam aja." Kata si Edo kemudian.
"Okelah kalau begitu." Kata Ana kemudian.
Lari 15 kali keliling lapangan bukanlah hal yang sulit bagi Ana, karena dia sudah terbiasa lari lari dari dulu, jadi ya kalo hukuman segitu Ana masih kuat. Ana sudah selesai larinya dan lumayan menguras tenaga, dan ia tinggal melaksanakan hukuman yang terakhir yaitu berdiri di bawah paparan sinar matahari selama 3 jam. WAW! Sungguh kejam kakak kelas itu, binasalah engkau.
"Huh, Ya Tuhan, cobaan apakah ini? Malah 3 jam lagi, ini juga baru 1 jam, mana kuat gue 2 jam lagi, yasudahlah gue pasrah aja, Ya Allah kalo Ana pingsan disini tolong ada yang bantuin Ya Allah, hamba mohon, tolong kabulkan do'a ini,Amin." Ana ngoceh sendiri.
Dan benar saja matahari kala itu bersinar sangat terik, sehingga Ana pun mulai pusing dan pandangannya mulai mengabur padahal waktu tinggal 5 menit lagi, kuat banget ya Ana,dan ternyata...
"Aduh aduh kok semua jadi itam ya?" Ana hoyong dan BRUKKKK!!! Ana tak tau apa yang terjadi kemudian.
~
~
~"Mmmhhhhmm." perlahan lahan Ana membuka mata dan rasa pusing ini belum hilang juga.
"Gue ada di mana nih?" Ana bertanya kepada diri sendiri.
"Oohhh, akhirnya.. Lo sadar juga, lama amat sih lu tidur, mimpi apa lu?" Kata cowok yang nabrak Ana tadi pagi.
OMG!! Kok bisa sih jumpa dia lagi, di sini pula, malah gak ada Keysha lagi, mendingan gue kacangin dia aja kali ya.
"Gimana keadaan lu sekarang? Udah enakan? Masih pusing? Oh ya ntu lutut dah di obatin kan?" Tanya dia bertubi tubi.
Ana hanya bisa membuang muka dan Ana tidak menjawab seluruh pertanyaannya itu.
"Woy! Gue itu ngomong sama elu, lo itu bisu apa gimana sih? Gue tanyain malah diam aja, gue serius nih."
"Oke." hanya sepatah kata itulah yang dapat keluar dari mulut Ana atas pertanyaannya itu.
"Ah, yasudahlah, lebih baik gue keluar aja dari sini, rugi aja gue ngomong sama lu, gak ada gunanya."
Cowok itu pun keluar dan 7 detik kemudian kembali lagi.
"Oh ya gue cuman mau nyampein ini doang, jangan lupa jaga kesehatan lo, lo itu masih belum sepenuhnya pulih, makanya kalo lagi mos itu jangan ngobrol, kena hukum kan lo, lebih baik sekarang lo istirahat dulu di sini sampai badan lo udah enakan, gue pergi dulu." Kata cowok itu lantas pergi dari tempatnya tadi.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Nahh, sampailah kita di penghujung cerita, jangan lupa tinggalkan vote dan komennya ya kawan, gue do'ain dah, yang nge vote dan yang komen dapet pahala dan masuk surga, Amin.
KAMU SEDANG MEMBACA
This Is Me
Teen FictionInilah aku. Aku adalah seorang cewek yang mencoba untuk menjadi diri sendiri. Kejadian di masa lalu membuatku mengubah sikapku menjadi lebih dingin kepada siapa saja kecuali pada sahabat, teman dan orang yang kusayangi. Kejadian di masa lalu membu...