~09~

5 1 0
                                    

"Nah, untuk hari ini latihannya kita cukupkan sampai disini saja." Kata Davi.

"Lah, nanti begitu lomba kita berdua doang? Satu orang lagi mana? Kan harusnya ada tiga." Tanya Ana.

"Dengar dengar sih seleting gue tapi gatau juga deh, mungkin Bu Lala belom nemuin orang yang pasti." Terang Davi.

"Ya jangan sampe mau lomba aja yang ga ada orangnya."

"Hmmm, emangnya kenapa kalo kita berdua aja? Lo grogi ya?" Davi tersenyum menampilkan deretan gigi putihnya yang rapi.

"Heh, enggak!" Jawab Ana spontan.

"Gak apa nih? Gak keberatan kalo grogi?" Davi terus mengganggu Ana.

"Gak! Emmm.. gak usah mikirin hmmmh....Ah lupain aja, gue pergi dulu." Ana jadi salah tingkah dan kemudian berlari secepat mungkin untuk menghindari Davi.

~
~
~

"Kalo dipikir pikir, kenapa gue senang banget ya bikin Kirana emosi,kesel atau marah marah gak jelas gitu? Mungkin itu hobi baru gue. Tapi kenapa harus dia dari sekian banyak cewek? Ini baru pertama kalinya gue luan yang deket deket sama cewek. Gue rasa... Kirana itu berbeda. Beda dari cewek cewek yang lain. Kalo gue lihat lihat sih kayak ada sesuatu yang telah terjadi yang memaksa dia itu berubah jadi dingin gitu, atau...emang dari dulu gitu? Au ah. Tapi sosok misterius dia itu yang bikin gue...mungkin...tertarik untuk mengenalnya lebih dalam."

"Oy! Ngapa lo sangak? Senyam senyum sendiri lagi ih. Mikirin apalo? Ooo... Mikirin gue? Kan orangnya ada di samping lo, tapi kalo mau lanjut mikirin gapapa kok, gue seneng."
Alvin mengedipkan matanya genit dan bersender di bahu Davi.

"Dih, kok apes banget yak gue punyak temen kayak lo? Untung lo temen satu satunya gue yang paling setia,makasih ya udah hadir di hidup gue." Davi menggenggam tangan Alvin dan memeluknya. Mereka tidak sadar kalo cewek cewek yang berlalu lalang disitu tertawa melihat aksi mereka.

"Hmmmm, maaf ganggu kemesraan kalian, gue mau tanya satu pertanyaan, kalian ga homo kan?" Tanya seorang siswi seangkatannya.

Buru buru Davi melepas genggaman tangannya dan mendorong tubuh Alvin sampai terhempas jauh.

"Efek kelamaan jomblo gini nih, temen sejenisnya aja di hembat." Sahut siswi lain yang kebetulan ada di tempat yang sama.

"Ih gapapa kali, yang penting hepi, sirik amat lu getah empedu." Jawab Alvin yang membuat tawa orang di sekitarnya semakin kencang.

~
~
~

Tak terasa waktu telah berlalu selama sebulan dan hari ini merupakan hari terkahir Keysha untuk menginap di rumah Ana. Tentu saja esoknya orangtua Ana akan pulang ke rumah dari perjalanan dinas di luar kota yang panjang.

Disini Ana sekarang, di meja belajar lebih tepatnya, sedang menyeruput secangkir kopi hangat buatannya dan sibuk menggoreskan arsiran pensil di atas kertas sketch book nya.
Tangannya terus bekerja, akan tetapi pikirannya terus melayang entah kemana, hingga sebuah suara kejutan membuat ia tersentak kaget dan refleks menoleh ke arah si pemilik suara itu.

"WOI!" Pekik Keysha tepat di telinga Ana.

"Allahu Akbar, apaan sih Key?! Gak lucu tau." Ana berdecak kesal sembari menggosok-gosok daun telinganya yang berdengung sebentar akibat ulah sahabatnya itu dan melanjutkan aktivitasnya kembali.

"Ya maaf, gue bosan dikacangin mulu sama lo, temenin gue napa, malam ini malam terakhir gue nginap disini loh, apa nanti gak kangen lo sama gue?" Ujar gadis bermata coklat terang itu yang berlalu dari tempat tidurnya menuju tempat keberadaan Ana.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 02, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

This Is MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang