~05~

29 9 33
                                    

Sepulang dari mall, ternyata matahari sudah tak menampakkan dirinya lagi. Kini, giliran bulan yang menggantikan posisi matahari untuk menyinarkan cahayanya bersama taburan taburan bintang yang menghiasi indahnya langit malam ini.

Davi tengah sibuk sendiri di ruang tengah rumahnya. Dia sibuk berkutat dengan laptopnya, beberapa buku dan kertas pun ikut hadir bersamanya.

Sedangkan Aira, mengambil kotak P3K nya, dan duduk manis di sofa untuk mengobati lukanya.

Tak sengaja Davi melihat kegiatan adiknya yang sedang mengobati luka.

"Lutut lo kenapa luka dek?" Tanya Davi.

"Ini loh, waktu di mall gue kan baru keluar dari toilet, terus gue lagi jalan ke meja kakak di restoran mie itu, ga ada angin ga ada hujan eh gue ditabrak ama cewek yang lari lari kebelet pipis, dan alhasil gue jatoh dan gue luka." Terang Aira.

" Owalah, kok lo ga ada cerita apa apa sama gue waktu di mall?"

"Ya gue terlanjur laper, jadi gue lupa sama tuh luka, hehe."

"Yee elu, urusan makan aja nomor satu." Ujar Davi sambil menoyor kepala adiknya.

"Lo ngerjain apaan sih kak, ga siap siap daritadi?" Tanya Aira heran dengan kakaknya yang akhir akhir ini sering sibuk.

"Gue lagi buat formulir ekskul musik buat anak anak baru, sekalian gue baca buku yang baru aja gue beli di mall tadi." Jawab Davi.

"Owh, rajin amat sih."

"Yaiyalah, emang model kayak lu yang gatau apa apa, makanya lo baca tuh buku, jangan lo anggurin aja."

"Iya deh iya."

~
~
~

Tibalah hari kedua MOS di sekolah, Keysha sudah mengatakan kepada Ana agar tidak berbicara sedikitpun waktu di barisan agar tidak terkena hukuman. Setelah pelatihan PBB selesai, seluruh siswa dan siswi baru diperintahkan untuk masuk sesuai dengan kelasnya masing masing karena nanti ada panitia OSIS yang akan masuk membagikan formulir ekskul.

"Ana, lo ikut ekskul apa?" Tanya Keysha.

"Gue.. palingan juga musik."

"Oh iya lo kan pande main gitar, duh gue apaan ya?" Keysha kebingungan.

"Lo ikut padus aja, kan lo jago nyanyi, suara lo kan bagus." Saran Ana.

"Iya ya, ah suara gue mah biasa aja, gausah muji gitu deh, kan eike jadi malu."

"Idiw, amit amit, untung sahabat." Kata Ana.

"Assalamu'alaikum" Ucap para panitia osis yang sudah masuk ke kelas gue.

"Wa'alaikumsalam" jawab kami serempak.

"Jadi, adik adik sekalian yang sangat berbahagia, tanpa basa basi busuk kami akan menyampaikan dimana kehadiran kami disini untuk membagikan beberapa lembar formulir ekskul yang nantinya akan kalian kumpulkan di ruang osis pada saat jam istirahat tiba. Untuk-

"Kak, mau tanya dong." Kata anak yang duduknya di belakang gue memotong pembicaraan salah satu panitia tersebut.

"Shhhhtttt, maaf sebelumnya saya belum selesai untuk menyampaikan kata demi katanya, jadi jangan suka motong motong pembicaraan yah, tikungan tajam."

Krik krik krik krik

"Baiklah untuk kata kata selanjutnya akan dilanjutkan oleh rekan seperjuangan saya ini, silahkan bung." Kata salah satu perwakilan panitia osis yang emang agak kelainan sedikit, diketahui namanya 'Edo'.

"Yaela tanggung tanggung amat lu ngomong."

"Sesungguhnya sesama teman itu harus saling membantu agar engkau mendapatkan pahala." Edo lagi lagi memancing murid di kelas gue untuk menahan tawanya, selain karena tingkahnya yang konyol, dari segi penampilannya pun juga mendukung keanehannya.

Tapi Ana tidak sama dengan teman temannya yang lain, yang tertawa karena sikap Edo. Ana tampak tak tertarik dengan situasi ini. Dia hanya bisa diam dan mengambil buku kosong serta pulpen dari dalam tas nya. Itulah yang sering dilakukan Ana sehari hari jikalau dia bosan, menggambar sesuatu atau sekedar mencoret coret belaka. Setelah sekian lama mereka para panitia osis berdiri di depan hadapan seluruh murid akhirnya membagikan formulir itu dan berpamitan juga, syukurlah, karena Ana sudah muak dengan semua ini.

"Oke, itu formulir udah dibagiin, kalo mau lebih jelas nanyak nanyak nya datang aja tuh ke ruang osis, nanti waktu kalian ngumpulin formulirnya udah ada tu masing masing cabang ekskulnya, jadi kumpulin aja ke meja ketua ekskul sesuai bidangnya, ntar kalo dah disana kalian tau sendiri kok, ada temen kami juga yang ngarahin,yaudah sekian, terima kasih atas seluruh perhatiannya, Assalamu'alaikum." Pamit Radit selaku panitia osis juga.

"Yaela, lebay amat nih formulir pake ada alasannya segala,mau isi apaan nih gue." Ana berusaha berpikir keras.

FORMULIR PENDAFTARAN EKSKUL

NAMA: Adriella Kirana Shabita
KELAS: X-IPS 1
EKSKUL: Musik (Gitar)
ALASAN: MINAT

Yap, singkat,padat dan jelas. Sedangkan Keysha..

FORMULIR PENDAFTARAN EKSKUL

NAMA: Keysha Anargya Larissa
KELAS: X-IPS 1
EKSKUL: Paduan Suara
ALASAN: Karena saya sangat suka bernyanyi, dan ingin melatih vokal saya agar lebih baik lagi untuk kedepannya.

Berbeda cukup jauh dengan Ana, memang kedua sahabat ini memiliki karakter yang berbeda tetapi mereka bisa untuk melengkapi satu sama lain.

KRIIIINNNGGGG!!!!!
Bel sekolah sudah berbunyi, tanda jam istirahat telah tiba. Ana dan Keysha pun berangkat menuju ke ruang osis untuk mengumpulkan formulir ekskulnya masing masing.

"Hmmm... Rame juga ya Key, gimana liatnya ini jurusan ekskul apa." Ujar Ana sambil melihat sekelilingnya.

"Iya ya, oh itu ekskul padus, gue kesana dulu ya Na, maap gue duluan." Jawab Keysha sambil berlalu meninggalkan Ana.

"Musik, musik, musik, mana ya? Nah ketemu! Akhirnya.." Ana berjalan menuju meja ekskul musik dan menyerahkan selembaran kertas formulir itu.

"Widihh bro, ni cewek pande main gitar, ckckck." Ucap Alvin kepada Davi sambil berdecak kagum. Namun, Davi tidak melihatnya karena sibuk menyusun kertas yang sedari tadi berantakan di bawah meja nya.

"Oh, baguslah." singkat Davi.

Ana pun hanya dapat melihat Alvin tanpa dia ketahui ada cowok yang nabrak dia waktu di toilet ya alias Davi.

Davi merupakan ketua ekskul musik di sekolahnya. Dia jago memainkan beberapa alat musik seperti gitar, piano, dan drum.

Kalo aja Ana tau si cowok yang nabrak dia itu ketua ekskuk musik, sudah pasti Ana tidak akan mengikuti ekskul tersebut. Namun, apa boleh buat, kalau takdir berkata lain.

"Ana kemana lagi, pake ngilang segala."

"Keysha! I'm here." Teriak Ana sambil melambaikan kedua tangannya pada Keysha.

"Huh, syukurlah lo gak ngilang lama lama, jajan kuy, ni perut dah gabisa diajak kompromi lagi."

"Kuy, tapi ntar gue mau pipis dulu dah kebelet ini."

"Yauda gih sana, gue tungguin disini.'"

"Iya, jangan kemana mana ya lo, ntar ilang."

Ana melangkahkan kakinya menuju ke toilet wanita. Ia cukup lega karena sudah memenuhi panggilan alam yang mendadak ini. Ana pun keluar dari toilet.

"Huhh, leganya.." Ucap Ana dan seorang cowok secara bersamaan di saat itu juga.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Terima kasih sudah membaca This Is Me... Jangan lupa loh, di vote dan tinggalkan komentarnya ya gaes ^_^
사랑해요

This Is MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang