Mata ini selalu menatap dengan banyak pertanyaan
Begitu banyak kata di bibir yang tertahan
Apa yang sebenarnya ingin dituliskan oleh goresan
Pena itu menuangkan ungkapan nuansa abu-abu
Memenuhi baris kertas putih yang lusuh
Apa yang terlihat oleh mata belum tentu yang sebenarnya
Terkadang mata ini digenangi oleh kemarahan
Kekecewaan karena tak dapat melihat apa yang ingin dilihat
Air tak memberi kepuasan akan dahaga
Rasa haus ini acap kali melumpuhkan ku
Ada masa dimana aku selalu menantikan sapaan mentari
Membuka mata untuk ucapkan selamat pagi
Tapi kini masa itu telah pergi
Dimana mata ku tak mampu lagi menghadapi silau sinar mentari
Bahkan bayangan ku sendiri tak lagi sudi mengikuti
Setiap kali aku ingin percaya atas pertemuan mata dengan cahaya
Bersama dengan kepercayaan itu aku menutup mata akan silaunya
Tak butuh waktu lama untuk gerhana meredupkan sinarnya
Menunjukkan pada mata dunia yang mana ilusi belaka

KAMU SEDANG MEMBACA
Sajak Puisi
Cerita PendekKata yang tak mampu terucap tergoreskan oleh tinta yang tertuang diatas lembaran