Denting dawai hujan ternada
Alunan rintik hujan menorehkan kisah cinta beraroma
Wangi semerbak bau tanah usainya
Menyisakan memori dalam ingatnya
Hujan yang menyaksikan kisah kita
Hujan yang bercerita tentang kita
Seperti hujan..
Kau hadir mengalunkan melodi tentang cinta
Seperti hujan..
Kau membuatku menari mengikuti irama
Seperti hujan..
Kau pun pergi membawa sisa rasa
Dulu..
Saat matamu enggan mengalihkan pandangmu
Saat aku masih bisa merasakan hembusan nafasmu
Saat jari-jariku masih dalam genggaman mu
Saat tubuhku masih dalam dekapanmu
Hembusan angin yang berlalu tak terasa dingin karena hangatmu
Seperti embun pagi menyejukkan ku
Saat wajahku mendongak menatap wajahmu
Itu dulu, berlalu dan menjadi masa lalu
Hari itu..
Kau menjanjikan pelangi usai hujan untukku
Kemudian berpaling melepaskan genggaman ku
Tanpa berbalik, kau melangkah pasti meninggalkan ku
Jauh, sangat jauh
Waktu berlalu..
Warna pelangi yang kau janjikan tak kunjung ku temu
Kepergianmu masa itu berganti musim kemarau
Terik, teramat terik
Tak setitik air yang mampu membasuh wajah ku
Wahai hujan hadirmu yang selalu ku rindu..
Memori legam dalam ingatku masa itu
Aku..
Seperti tanah yang seakan tak mampu menolak hadirmu
Meski sesaat aku berfikir tuk menghapus jejak mu
Tapi..
Tetap saja wajah bumi tak kan acuh akan memori
Aku..
Seperti perahu yang mengikuti arus
Kemana arah angin membawa ku
Disanalah aku kan berlabuh
Walau ku tau itu adalah dermaga mu

KAMU SEDANG MEMBACA
Sajak Puisi
Kısa HikayeKata yang tak mampu terucap tergoreskan oleh tinta yang tertuang diatas lembaran