Chap18

477 42 15
                                    


Author POV

"Ouch~" Eunjung merintih begitu seseorang menempelkan balok es kecil pada bibirnya yang masih meninggalkan darah kering akibat pukulan Sunny.

"Apa yang kau lakukan hingga seperti ini." Rasa khawatir terlukis dalam wajah gadis yang setia merawat luka Eunjung.

Sebuah Villa dimana menjadi tempat favorit Taeyeon inilah yang dijadikan Eunjung mengajak gadis itu untuk merawatnya, tidak mungkin ia menghampiri Taeyeon dengan keadaan seperti ini, yang ada hanya cacian dari sahabatnya itu juga jelas ia akan membodohkan dan menertawakannya.

"Ouch~Appo." Ia kembali merintih

"Pelan-pelan sedikit, Jiyeon-ah." Jiyeonpun menurut apa yang Eunjung katakan, kemudian ia menghentikan aktifitasnya, memandang Eunjung yang sedari tadi belum menjawabnya.

"Aku kira seorang Direktur sepertimu tidak pernah terlibat baku hantam." Ejeknya pada Eunjung, ia menggeser balok es tersebut pada pipi Eunjung yang memar.

"Aku juga tidak menyangka akan dipukul seperti ini." Lirihnya sambil merasakan pegal pada pipinya.

"Kau melakukan kesalahan yang besar kah hingga kau mendapatkan balasan seperti ini?" Jiyeon tersenyum dengan senyumnya yang penuh arti. Eunjung sama sekali tidak menjawab, ia memegang tangan Jiyeon untuk menghentikan apa yang ia lakukan namun Jiyeon justru menekan luka Eunjung.

"Ya!! Appo, tidak bisakah kau pelan sedikit seperti Hyomin yang selalu berhati-hati." Mendengar hal itu dari mulut Eunjung membuat Jiyeon jelas dibakar api amarah, sangat jelas terlihat dari wajahnya yang mendadak berubah yang hangat menjadi dingin pada Eunjung. Namun sedetik kemudian ia kembali pada Jiyeon yang hangat terhadap Eunjung.

"Mian." Ucapnya, perlahan Jiyeon mendekatkan wajahnya hendak mencium Eunjung namun cepat kilat ia memalingkan wajahnya.

"Wae? Kau masih belum bisa melupakan kekasihmu?" Eunjung terdiam, inilah alasan yang ia katakan pada Jiyeon, meminta diri untuk dekat dengan gadis itu mengingat hubungan dengan kekasihnya sudah berakhir. Jiyeon hanya tersenyum kala itu, ia sama sekali tidak percaya dengan penjelasan Eunjung, ia lebih percaya pada Qri mengenai tujuan Eunjung menemuinya. Itulah mengapa ia selalu meminta Jiyeon bertemu dengan sembunyi-sembunyi, gerak-gerik Eunjung juga bisa ditangkap Jiyeon mencari sesuatu dalam mobilnya.

Eunjung terlonjak, sebisa mungkin ia tidak ingin membuat Jiyeon curiga jika ia hanya memanfaatkan Jiyeon untuk mencari barang yang ingin ditemukannya. Eunjung menegakan wajahnya, menatap Jiyeon, ia pun memajukan wajahnya untuk dekat dengan gadis itu hendak memenuhi apa yang Jiyeon inginkan. Tinggal sedikit lagi bibir mereka bertemu namun saat itu pula wajah Hyomin muncul dalam pikiran Eunjung. Ia mengurungkan niatnya dan berdiri dari tempat duduknya.

"Mian, aku tidak bisa." Lirihnya dengan sesal, menyesal karena sudah melakukan sejauh ini, menyesal telah membuat Hyomin menangis karena merindukannya.

"Kajja kita pulang." Jiyeon terpaku, membisu dan mematung begitu Eunjung mengajaknya untuk segera pulang, ia masih duduk di tempat semula dengan rasa sakit yang luar biasa di dada. Jika bukan karena Eunjung, jika bukan rasa sukanya pada Eunjung ia bahkan sudah melaporkan tindak kriminal yang dilakukan Direktur itu.

Angin malam semakin membuat suasana Eunjung dan Jiyeon dingin antar keduanya, mereka larut dalam pikiran masing-masing. Jiyeon yang duduk di samping pengemudi membiarkan rasa sakitnya mengalir, ia tidak boleh terlihat lemah di hadapan Eunjung sementara sang Direktur itu kembali teringat perkataan Sunny, terngiang bagaimana Hyomin yang menangisi dirinya.

White Collar Crime (Re-post)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang