chap6

591 53 12
                                    


Author POV

"Jessica."

"Untuk apa kau datang kemari?" ia sama sekali tidak membiarkan G.O dan Paman Lee untuk masuk.

"Aku lewat sekitar sini untuk menemui klien, jadi tidak salah bukan jika aku menemuimu?" mendengar hal itu baru ia mempersilahkan dua orang yang ada dihadapannya masuk. Jessica lebih dulu duduk di sofa yang tersedia.

"Sica kau baik-baik kah? Mengapa wajahmu begitu kusut eoh?" G.O hendak memegang wajah Jessica namun ditepis dengan kasar oleh sang adik.

"Langsung saja pada inti, mengapa kau kemari." Paman Lee sedikit terkekeh mendengar nada bicara Jessica yang belum berubah. G.O hanya bisa bersabar menghadapi adiknya itu.

G.O menggenggam tangan Jessica dengan penuh kasih sayang "Jessica, kembalilah ke rumah." Sudah bisa menduga jika Jessica sangat menolak.

"Jangan harap." Ucap Jessica dingin.

"Kembali lah Sica, aku mohon. Kau tidak akan aman jika tinggal di apartemen sendirian ne. Apartemen ini akan aku jual." Jessica menatap G.O dengan begitu amarah.

"MWO? Kau gila huh? ini apartemen peninggalan Appa untukku. Tidak akan aku biarkan kau menjualnya. Jika sudah selesai pergilah dari sini."

"Baik aku tidak akan menjualnya asal kau kembali ke rumah." G.O ikut berdiri seperti yang Jessica lakukan. "Sidangku akan berlangsung secepat mungkin, pulanglah ke rumah. Aku yang akan pergi dari rumah itu jika kau pulang ne." Baik Jessica dan Paman Lee begitu terkejut dengan ucapan G.O.

"Pikirkan baik-baik Sica. Aku pergi dulu." G.O memberikan isyarat pada Paman Lee untuk meninggalkan Jessica. Namun ia kembali menoleh pada sang adik "Selama kau belum kembali ke rumah biarkan orang-orangku disini." Mendengar sang Oppa yang sudah pergi membuatnya tidak percaya.

Gadis itu menghempaskan tubuhnya kembali di sofa, Jessica menelungkupkan tangannya di wajah. Hari ini adalah hari yang membuatnya merasa berat dan lelah, tak lama empat orang berjas memasuki apartemennya dengan memposisikan mereka seperti pasukan.

"Ya! Untuk apa kalian masuk kemari huh?" teriak gadis itu pada empat anak buah G.O.

"Maaf nona Jung, presdir menyuruh kami untuk selalu berada di dekat anda." Salah satu pengawal itu berucap yang kemudian kembali pada posisinya. Jessica begitu frustasi melihat empat orang yang menempatkan di pintu masuk.

"Kalian tidak bisakah keluar dari sini, merusak pemandanganku saja." Begitu dingin ia sambil membuka pintu apartemennya. Empat pengawal itu hanya beradu pandang namun mereka menurut pada nona mudanya, memilih berjaga di luar apartemen.

Sooyoung makan begitu tidak tenang mengingat Seohyun tak kunjung kembali dari belakang sesuai pamitnya, ia sudah menduga jika Seohyun pasti menemui Yoona.

"Huweeekkk. Ya!!! Kenapa juice ku begini pahit!" bohong Sooyoung yang membuat semua mengarah padanya. "Min, aku ingin membuat perhitungan dengan pelayanmu itu." Sooyoung bangkit dari duduknya seolah-olah ia benar-benar ingin menerkam pelayan Min, ia membawa Juice-nya dan menuju ke pantry.

"Hey! Kau! Juice buatanmu ini membuatku ingin muntah." Akhirnya Yoona bisa bernafas lega begitu Sooyoung berteriak pada dirinya yang masih dihinggapi rasa takut untuk menjawab pertanyaan Seohyun.

"Waeyo Unnie?" Seohyun kini yang beralih bertanya pada Sooyoung yang sudah ada ditengah Yoona dan dirinya.

"Pelayan ini membuat selera minumku hilang, Juice yang dia bikin benar-benar menyiksa kerongkonganku. Hey kau, aku minta ganti yang baru." Ia melototkan matanya pada Yoona, antara takut dan senang karena Sooyoung ada ditengah dirinya yang hampir terancam bahaya.

White Collar Crime (Re-post)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang