"Unnie gwenchana, ireona Unnie-ya." Tiffany begitu panik sambil menggedor pintu kamar Eunjung namun sama sekali tidak ada jawaban.
"Unnie, ireona. Ini sudah malam, kau butuh makan malammu." Ia masih berusaha membangunkan Unnienya yang masih belum menyahut panggilannya.
"Enggg~ berisik sekali." Eunjung hanya menggeliat begitu sadar ada yang memanggilnya, ia mengambil bantal dan menutupi seluruh kepalanya agar teriakan Tiffany tidak terdengar.
"Ya! Unnie, aku dan Taetae sudah lapar. Ireona Unnieee." Bahkan sang adik sudah kehabisan tenaga untuk membangunkannya.
Gadis yang berada disebelah Eunjung sedikit kaget dengan teriakan Tiffany, ia perlahan membuka matanya dan tersenyum ketika ia menjumpai kekasihnya terbenam dibawah bantal. Ia menyingkirkan bantal itu dan mengusap lembut wajah sang kekasih tak lama ia mendaratkan bibirnya di pipi Eunjung. Sang gadis bangkit dari tidurnya, mengambil satu selimut untuk dililitkan dibadannya, mengingat pakaian yang ia pakai untuk bekerja sudah berserakan dilantai. Membiarkan sang kekasih yang masih tertidur, ia langkahkan kaki ke pintu kamar dimana Tiffany terus menggedor.
"Hyo-Hyominnie." Kagetnya begitu menjumpai Hyomin yang membukakan pintu, terlebih melihat dirinya yang hanya terbalut selimut putih milik Eunjung. Meski Tiffany sudah tidak asing dengan apa yang mereka lakukan namun masih tetap dibuat kaget.
"Bagaimana bisa kau kema-"
"Sssstt..nanti aku ceritakan, aku mandi dulu dan membangunkan Unnie-mu. Kau dan Taeyeon tunggu kami saja untuk makan malam." Tiffany hanya mengangguk dan mengiyakan apa yang Hyomin katakan.
"Baiklah, aku tunggu kalian dibawah." Hyomin menutup kembali pintu kamar begitu Tiffany berlalu.
"Chagi Ireona." Ia tak langsung pergi mandi, memilih membangungkan sang kekasih yang masih tidur dengan pulasnya.
"Enggg~" Eunjung bergerak kecil merasa ada yang membangunkannya lebih lembut terdengar dari beberapa menit yang lalu ia mendengar gedoran pintu bagai gempa. Hyomin mengecek suhu tubuh Eunjung yang sedikit reda panasnya namun masih saja ia khawatir akan kekasihnya.
"Kau perlu makan malammu, Chagi." Hyomin mengecup lembut bibir sang kekasih. "Aku mandi dulu, aku harap sudah melihatmu bangun setelah aku selesai, hemm?" tak lama Hyomin bangkit dari ranjang untuk mandi.
Harapannya sirna begitu melihat Eunjung masih tertidur begitu nikmatnya, ia hanya bisa menghela nafas untuk berusaha membangunkan sang kekasih untuk yang kedua kalinya.
"Chagiya, kapan kau bangun eoh?" ia membelai lembut rambut Eunjung, namun ia sadar jika sang kekasih sudah bangun hanya ingin lebih lama diperhatikan dirinya. Hyomin mengambil ponselnya dan ditempelkan di telinga, layaknya ia menerima panggilan.
"Detektif Lee? Arraso aku akan segera kesana." Hyomin sengaja mempertinggi nada suaranya, cara ini terbukti, Eunjung mendadak membuka matanya dan duduk di ranjang sambil memperhatikan sang kekasih.
"Kajima." Pintanya begitu Hyomin selesai dengan pembicaraannya sendiri.
"Kau sudah bangun eoh, mandi terlebih dulu. Tiffany dan Taeyeon sudah menunggumu." Seolah Hyomin tidak mendengar permintaan Eunjung.
"Aniiyo, aku tidak mau jika malam ini kau sudah harus pergi untuk pekerjaanmu itu." Rengeknya pada Hyomin, terang ini membuat sang kekasih menahan tawanya.
"Arraso, aku tidak pergi asal kau segera mandi ne." Wajah Eunjung berubah cerah mendengar kalimat itu dari Hyomin.
"Jinjja?" ia yakinkan lagi pada sang kekasih, Hyomin hanya mengangguk. Dengan segera Eunjung memunguti pakaiannya sendiri dan berlari kecil ke kamar mandi dengan balutan selimut.
KAMU SEDANG MEMBACA
White Collar Crime (Re-post)
Misteri / ThrillerKetika penghianatan terjadi, akankah ada kebesaran dalam lubuk hati untuk memaafkan? Karena kata hampir tidak cukup untuk aku dan kamu menjadi kita. Pendekatan intensif yang kita lakukan hampir membuat kita berproses dalam hubungan. Tapi sayang seka...