Flashback
"YA!! Mau apa kau?" Tiffany dibuat takut oleh tatapan Yuri, tatapan yang berbeda seperti saat ia memberikan tumpangan. Yuri meraih bahu Tiffany, semakin mendekatkan dirinya dan ia berbisik pada telinga gadis itu.
"Aku sama sekali tidak membunuh Ayahmu." Ucapnya begitu mantap. Tiffany dengan segera menjauhkan diri dari Yuri.
"Sebanyak apapun kau mengucapkan kalimat itu aku sama sekali tidak mempercayaimu. Bukti sudah membuktikan dirimu lah yang membunuh Appa-ku." Ia begitu marah saat kembali membuka luka atas kematian sang Ayah.
"Ham Eunjung, dia ada disana. Jika dia bisa berbuat sesuatu mungkin Ayahmu masih bisa diselamatkan." Ucap Yuri dengan penekanan.
Tiffany terdiam, ia berpikir apa yang Yuri ucapkan. Ingin sekali ia mempercayai Yuri namun hatinya sama sekali tidak mempercayai apa yang dikatakan Yeoja berkulit kecokelatan itu.
"Jika kau ingin mengadu domba aku dan Unnie-ku, sama sekali tidak bisa Kwon Yuri-ssi."
Flashback End
Tiffany memijit pelipisnya ketika ingatan itu kembali mengisi kepalanya, ia sama sekali tidak berkonsentrasi dengan pekerjaanya hari ini, terlebih ia sedikit gundah ketika semalam sang kekasih menerima sebuah pesan namun Taeyeon tidak memberitau siapa pengirim pesan tersebut. Perasaan gadis berparas cantik itu kini berkecamuk, ia berpikir adakah hubungannya dengan apa yang dikatakan Yuri? Unnie-nya dan Taeyeon menyembunyikan sesuatu? Hanya itu yang kini dalam pikiran Tiffany.
Ia mengambil ponsel yang terbalut case 'pink' kesukaannya, menghubungi seseorang untuk membuat janji. Tiffany kembali berkutik dengan pekerjaan yang 20 menit lalu terbengkalai.
***
"Maaf membuat kalian menunggu." Gadis pendek diantara empat orang yang ada di ruang introgasi hanya menghela nafas ketika sang pembuat janji terlambat 30 menit dari waktu yang telah ditentukan.
"Kau baru kembali dari California atau dari mana huh?" Tiffany hanya terkekeh dengan ucapan Sunny.
"Mian, banyak pekerjaan hari ini." Tiffany menarik kursi yang tersedia di ruang itu.
"Berhubungan dengan kasus G.O kah?" tanya sang Jaksa begitu Tiffany sudah duduk dengan sukses di kursinya, ia meletakan kedua tangannya di meja dan membuat jadi tumpuan untuk kepalanya, menghela nafas dengan panjang.
"Ani." Jawabnya yang membuat tiga rekannya saling melempar pandangan dan mengangkat bahu atas jawaban Tiffany.
"Kau datang kemari tidak untuk mengajak kita belanja kan?" Hyoyeon menyibakan rambut panjang Tiffany agar ia berpaling ke arahnya.
"Ani." Sunny mulai kesal dibuatnya, ia menyuruh Hyomin yang duduk di dekat Tiffany untuk berpindah.
"Aku sudah menunggumu hampir lumutan pengacara Hwang. Kau datang justru seperti ini huh?" Tiffany masih membenamkan dirinya di meja.
"Yuri." Sunny memutar bola matanya atas ucapan Tiffany.
"Yuri? Maksudmu Kwon Yuri?" kini gadis itu mengangkat kepala dan bersandar pada sandaran kursi begitu Hyoyeon mengucapkan nama Yuri.
"Eoh." Singkatnya.
"Lalu apa yang membuatmu datang pada kami Tiff?" Hyomin tak kalah penasarannya.
"Beberapa waktu lalu dia datang padaku dan mengatakan mengenai kematian Appa." Tiffany kembali teringat sang Ayah "Dia mengatakan bahwa dirinya bukanlah pembunuh Appa." Hyoyeon, Sunny dan Hyomin terlonjak kaget mendengar hal itu dari Tiffany, mereka tidak percaya hal yang mereka tutupi dari Tiffany akhirnya diketahui gadis itu, jika Yuri bukanlah pembunuh sang Ayah.
KAMU SEDANG MEMBACA
White Collar Crime (Re-post)
Misterio / SuspensoKetika penghianatan terjadi, akankah ada kebesaran dalam lubuk hati untuk memaafkan? Karena kata hampir tidak cukup untuk aku dan kamu menjadi kita. Pendekatan intensif yang kita lakukan hampir membuat kita berproses dalam hubungan. Tapi sayang seka...