Sadarkah kau?
Dari kejauhan aku selalu memperhatikanmuTerpana diriku
Melihat elok senyummu,
Bagaimana cara untuk mengalihkan mata ini, dari senyummu setiap hari?From:
Your Secret Admirer.
Gadis itu membaca surat dari sebuah amplop berwarna merah muda yang kini sudah berada ditangannya sejak satu jam yang lalu. Ia mengamati lekat-lekat dan berusaha mencerna kalimat demi kalimat yang tertulis di dalamnya.Bukan, ini bukan pertama kalinya ia mendapatkan surat misterius seperti ini, namun sudah dua tahun belakangan ini, dengan kata-kata yang berbeda tetapi dengan tulisan dan penulis yang sama. Entah siapa yang mengirimi surat-surat yang mengatasnamakan secret admirer.
"Adel! Mama tolong belikan garam di warung depan nak,"
Yaps, Adel. Nama lengkapnya Adelyn Karenina Jelita.Adel masih belum menyadari panggilan dari Luna, yang tak lain merupakan Ibu Adel.
Ceklek.
Pintu kamar terbuka dan menampakkan seorang wanita paruh baya namun masih terlihat muda.
"Yaampun anak satu ini, ngelamun terus kerjaannya, pantesan di panggil nggak nyaut-nyaut," Luna menggelengkan kepalanya melihat Adel yang masih termenung di atas tempat tidur.
"Eh, kenapa Ma?" tanya Adel yang baru saja tersadar dari lamunannya.
"Kamu yang kenapa. Di panggil dari tadi nggak nyaut-nyaut. Kenapa sih Del?" tanya Luna.
Adel terdiam sebelum mendengus pelan.
"Kamu dapet surat misterius itu lagi Del?" Luna menunjuk surat yang masih berada di tangan Adel dengan dagunya.
Adel mengangguk lemah.
"Iya Ma, Adel penasaran deh ma. Siapa sih yang ngirimin surat-surat ini? Kenapa setiap tanggal 5?""Itu dari Secret Admirer kamu kan?"
"Iya Adel tau ma kalo ini dari secret admirer Adel, tapi siapa? Dan apa coba hubungannya Adel sama tanggal 5,"
"Ya mama juga nggak tau Del," Luna menghampiri putrinya dan duduk di pinggir tempat tidur.
"Adel juga heran sama dia. Apa sih yang dikagumin dari diri Adel?"
"Iya juga ya. Apa coba yang di kagumin dari kamu. Pinter? Enggak. Cantik? Biasa aja. Baik? Nggak terlalu deh," Luna mencoba bercanda untuk menghibur putri kesayangannya.
"Ih Mama kok gitu sih sama anak sendiri?" Sebal Adel. Mamanya ini suka sekali bercanda disaat moment-moment serius seperti ini, dan lebih anehnya kenapa juga Adel merasa terpancing.
"Kok langsung ngegas gitu sih, mama kan cuman bercanda," Luna mencubit pelan pipi tirus Adel yang membuat kesan imut di wajahnya yang cemberut.
"Ya abisnya Mama,"
"Iya iya. Coba sini Mama lihat suratnya."
Adel menyodorkan surat yang sejak tadi masih berada di genggamannya.
Luna langsung menerimanya dan membacanya sejenak sebelum tawanya pecah.
Adel yang melihat kelakuan itu hanya melongo tak mengerti.
"Kenapa Ma?"Luna berdiri dari duduknya dengan masih membawa surat itu. Ia membaca ulang dengan suara yang tidak bisa di bilang pelan, di tambah lagi dengan nada-nada yang dibuat se-puitis mungkin, bak sedang mengikuti lomba baca puisi antar RT.
Adel yang melihat kelakuan mamanya bergidik ngeri.
"MAMA!" geram Adel seraya melempar bantal yang langsung ditangkap oleh Luna.
"Kamu tau nggak Del? Yang buat surat ini pasti dia melankolis banget. Mama jadi keinget jaman SMA dulu, Papa kamu pernah kasih Mama surat ginian dan isinya juga nggak beda jauh sama surat ini, lebay plus ewh," Luna mengibaskan tangannya berulang-ulang. Sedangkan Adel masih terdiam. Oh jadi gini rasanya punya mama gaul?
"Oke-oke, kembali ke topik," Luna melanjutkan bicaranya setelah tawanya benar-benar reda.
"Jadi menurut Mama, kalau diliat dari kalimatnya, orang yang ngirim ini kenal kamu, bisa jadi temen sekolah kamu atau tetangga kita.""Menurut Mama pengirimnya cewe atau cowo?"
"Mama yakinnya sih cowo, nggak mungkin kan kalo cewe naksir kamu?" Ujar Luna yang terdengar masuk akal.
"Iya juga sih. Tapi kalo temen sekolah Adel kan banyak Ma, kalo tetangga keknya nggak ada deh yang seumuran sama Adel."
"Mama nggak tau juga Del." Luna menghembuskan napas pasrah.
"Oh iya, tadi kan Mama kesini mau nyuruh beliin garam di warung depan, sampe lupa kan. Nih uangnya." Luna menyodorkan selembar uang kepada Adel.Adel mendengus sambil mengusap wajahnya kasar.
Sumpah demi apapun Adel sangat penasaran siapa sebenarnya secret admirer nya.
Haaiii...
Baru nih:) tapi nggak tau juga sih ni cerita bakal jadi apa kagak, soalnya tuh si author gampang bosen,
labil kan? :(
Tapi jan lupa juga vote & comment nya, buat penyemangat author:)
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Admirer
Teen FictionCover by @prlstuvwxyz Yang aku tahu, aku selalu mengagumimu meski ku mengerti engkau tak akan pernah tahu akan keberadaanku, yang sangat kecil bagimu. -your secret admirer- Happy reading for all readers:)