#3 Bugh

221 48 135
                                    

Adel duduk di salah satu kursi kantin dengan segelas Cappucino cincau kesukaannya.

"Adel!" teriak Kaira dari belakang dengan lengkingan suara yang tidak bisa di sebut pelan.

Adel mendengus. Ah ya tadi dia memang bilang pada Kaira mau ke toilet, tapi setelah dari toilet bel istirahat berbunyi jadi Adel memutuskan langsung menuju ke kantin, toh nanti juga Kaira pasti akan nyusul.

"Kok lo ninggalin gue sih Del?" kesal Kaira langsung menyerobot minuman Adel.

"Iya maap."

"Kenapa tuh muka lo? Lagi PMS? Ato masih mikirin topi lo yang ketinggalan?" Tebak Kaira.

"Ya nggak lah ngapain juga masih mikirin topi sialan itu. Gue ..."

"Kenapa?"

"Lo udah pernah gue ceritain kan soal secret admirer gue?"

Kaira mengangguk antusias.
"Yang ngirimin lo surat setiap tanggal lima itu kan? Kenapa emang?"

"Kemaren kan tanggal lima tuh, dia ngirimin surat ke gue lagi, dan gatau kenapa dari kemaren sampe sekarang gue tuh masih kepikiran banget. Padahal bulan-bulan sebelumnya gue nggak pernah ambil pusing masalah itu." jelas Adel menceritakan.

"Lo udah cerita sama keluarga lo?"

Adel mengangguk. "Udah. Kalo menurut nyokap gue yang ngirimin itu sih kalo nggak tetangga gue ya temen sekolah gue,"

"Gue enggak ya," Kaira mengangkat kedua tangan bak melakukan pembelaan ketika di tangkap polisi.

"Siapa juga yang ngomong kalo itu lo, GR banget," Adel menoyor kepala sahabatnya. Ini yang ia suka dari Kaira, selalu menghibur bahkan saat-saat sedang serius.

"Kai, gue mo nanya deh sesuatu deh sama lo."

"Nanya apaan?"

"Dia siapa sih, kok gue baru tau kalo sekelas sama dia?" Adel menunjuk siswa laki-laki yang sedang berjalan menuju salah satu kedai di kantin.

"Yang mana?" tanya Kaira, karena memang banyak laki-laki disana.

"Itu tuh yang tinggi plus mukanya datar kek triplek," bisik Adel seraya melirik siswa itu.

"Yasa maksud lo? Ya kan emang Yasa sekelas sama kita Del. Gimana sih lo sama temen sekelas sendiri nggak kenal."

"Oh jadi namanya Yasa," Adel menganggukkan kepala mengerti. "Sumpah Kai gue baru tau tadi kalo satu kelas sama dia."

"Yaampun Del, cuek lo kebangetan banget sih, udah hampir satu semester loh, masa lo baru tau kalo sekelas sama Yasa,"

Adel meringis. Apa memang segitu cuek nya dia, sampai-sampai ia tidak mengenali teman sekelasnya sendiri?

"Emang apa penyebab lo sampe baru nyadar sekelas sama dia?"

"Jadi, tadi pagi setelah gue diceramahi sama Bu Beta, tiba-tiba dia tuh nongol di bekakang gue, dan ngomong gini 'hanya orang bodoh yang nggak taat aturan' nyebelin banget nggak sih? Sok kecakepan lagi." Adel mendengus.

"Masa sih?" Tanya Kaira seraya memakan batagornya yang baru saja datang.

"Iya Kai. Belagu banget nggak sih."
Adel melipat tangan di depan dada, kekesalannya memuncak sekarang.

"Dia emang sifatnya gitu Del,"

"Kok lo tau?"

"Waktu kelas sepuluh kan gue sekelas sama dia, itu aja gue nggak pernah ngomong sama dia,"

Adel menggelengkan kepalanya dan berdecak.

***

Secret AdmirerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang