6# Aww

140 27 50
                                    

"Lah itu mereka udah dateng." Sahut Kaira setelah melihat mobil mewah berwarna biru laut itu berhenti di depan rumah Adel. Mereka memang sengaja menunggu di teras depan rumah Adel.

"Mobil nya bagus ya Del. Keknya si Yasa orang kaya deh." Celetuk Kaira melihat mobil itu.

"Bodo amat gue ga peduli." Ketus Adel sambil berdiri dari duduknya.
"Mama, Adel pergi dulu yah." Teriaknya kepada Luna yang sedang berada di dalam.

Bersamaan dengan itu keluarlah Yasa dan Kinan dari dalam mobil, menghampiri Adel dan Kaira.

"Loh, udah mau berangkat? Nggak mau ngemil dulu di dalem." Sahut Luna setelah keluar dari dalam rumah.

"Assalamualaikum tante." Yasa mencium tangan Luna yang membuat wanita paruh baya itu sedikit terkejut.

"Waalaikumsalam. Si ganteng namanya siapa?" Tanya Luna dengan sumringah.

"Saya Yasa tante, dan ini Kinan." Jawab Yasa di sertai anggukan dari Kinan yang baru saja melakukan hal serupa, yakni mencium tangan Luna.

"Ohh Yasa. Kalo Kinan sih tante udah tau, kan waktu kelas 11 kamu juga sekelas kan sama Adel, pernah kesini juga kan pas ngerjain tugas kelompok."

Kinan mengangguk sembari tersenyum.

"Kamu ganteng ya Yas, pasti Adel suka sama kamu. Adel kan emang sukanya sama cowok-cowok tinggi ganteng putih kayak artis Korea, ya kan Del?" Luna berganti menoleh ke arah Adel.

Seketika Adel membulatkan matanya, tidak percaya apa yang baru saja Luna katakan. Luna bilang ia suka sama si muka datar ini? Apa apaan. Yang jelas ini sudah merusak citra Adel sebagai cewek cuek nan anggun.

"Mama apaan sih, ntar dia kepedean lagi." Protes Adel tidak terima.

Mereka semua terkekeh, termasuk Yasa. Eh? Yasa bisa senyum juga?
Bodo amatlah.

Adel mendengus panjang. "Yaudah ayok ntar keburu macet." Ajaknya kepada teman-temannya.

"Yaudah ma, Adel pergi dulu." Adel menyalami Luna, diikuti dengan Kaira, Kinan serta Yasa.

"Hati-hati ya Yasa nyetirnya." Pesan Luna kepada Yasa.

"Pasti tante." Yasa mengangguk kemudian masuk ke dalam mobil.

Mobil Yasa melaju meninggalkan rumah Adel, menuju TPI Cilincing. Mungkin jarak dari rumah Adel ke TPI Cilincing bisa di tempuh dalam waktu setengah jam, itupun kalau tidak macet, kalau macet mungkin bisa sampai satu jam.

"Angket wawancaranya udah lo bawa kan Ra?" tanya Kinan menoleh ke Kaira yang duduk di belakang.

"Udah, nih." Kaira menunjukkan sebuah kertas yang berisi angket untuk menanyai para nelayan nantinya.

"Sip." Ujar Kinan mengacungkan jempolnya.

***

Akhirnya mobil Yasa sampai di TPI. Untung saja pagi ini jalanan belum terlalu macet.

"Akhirnya sampe juga." Sahut Kinan bersender di pinggir mobil. Yasa, Adel, dan Kaira hanya melongo atas apa yang baru saja mereka lihat, bukan karena kelakuan Kinan, namun penampilan Kinan yang sekarang. Ya, ia memakai masker dan topi hitam ditambah lagi jaket hoodie dengan warna yang sama serta kacamata hitam yang sudah menutupi matanya.

Mereka yang melihat itu tertawa terbahak, bahkan Adel sampai kebelet buang air gegara terpingkal-pingkal.

"Lo apaan sih Nan, kek teroris lagi nyamar aja lo." Celetuk Kaira di sela tawanya.

Secret AdmirerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang