5# Satu Kelompok

164 35 50
                                    

Hari ini, suasana kelas 12 IPS 2 cukup mengharukan. Semua siswa bersolidaritas untuk sesuatu yang bernama tugas.

"Nih Kai, makasih banget ya contekannya. Kalo nggak lo contekin pasti nih gue udah frustasi dan bunuh diri gegara tugas fisika sialan ini," Adel menyerahkan buku punya Kaira yang baru saja ia contek tadi.

Kaira mengangguk. "Mana katanya lo mau kasih gue pict nya Jimin," tagih Kaira atas janji Adel tadi malam.

"Iya iya bakal gue kasih, nih nanti lo pilih sendiri deh," Adel menyodorkan handphone nya, membuat mata Kaira berbinar sekejap.

"Eits, lo temenin gue dulu ke kelas sebelah, kelasnya Kevin," Adel menarik handphone nya kembali.

"Hah? Mau ngapain lo ke kelasnya Kevin?"

"Mau ngasih ini," jawab Adel memperlihatkan kotak makan berisi sandwich yang ia buat tadi pagi.

"Yaelah, ke kelas sebelah kudu di anterin?"

"Gue malu Kai, plis anterin gue ya," ujarnya dengan mata yang dibuat puppy eyes.

Kaira menghela napas. "Yaudah, cepetan ayo,"

"Yeay, makasih kayi," ujar Adel memeluk Kaira.

***

"Kevin!" panggil Adel yang kebetulan Kevin sedang berada di luar kelas.

Adel tersenyum cerah dan melangkahkan kakinya menuju Kevin.

"Kenapa?" tanya Kevin dengan muka datarnya.

"Eum, ini buat lo. Sebagai tanda terimakasih gue karna kemaren lo udah nolongin gue," Adel menyerahkan kotak makan itu dengan tersenyum.

"Sante aja. Apa nih?" celetuk Kevin sambil melirik kotak makan tersebut.

"Itu sandwich, buatan gue sendiri loh. Moga lo suka,"

"Thanks."

Adel mengangguk. Ia benar-benar gugup sekarang ini. Ini pertama kalinya ia melakukan pendekatan kepada seorang makhluk yang bernama pria.
"Jangan lupa di makan ya,"

"Pasti."

"Yaudah, gue balik ke kelas dulu ya," ijin Adel langsung berlari terbirit-birit meninggalkan Kevin yang masih termenung.

Perlahan, senyum tipis tercetak di bibir Kevin. Namun ia segera menghapus senyuman itu dan kembali ke kelas karna bel telah berbunyi.

***

"Kairaaaaaa!" teriak Adel di depan koridor kelas, yang membuat sebagian murid yang berada di sana menoleh ke arah mereka.

"Gimana? Berhasil?" tanya Kaira antusias yang langsung dijawab dengan anggukan Adel.

"Gue deg-deg an banget Kai," Adel menyentuh dadanya, merasakan debaran-debaran yang belum juga hilang.

"Mana pict nya?" tagih Kaira kembali.

"Iya iya ih, nih pilih sendiri," Adel mendengus, lalu menyodorkan handphone nya.

Kaira tersenyum dan langsung merampas handphone Adel.

Sementara Adel masih berbahagia dengan dunia khayalannya.

Secret AdmirerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang