1 -Arti-

63 7 4
                                    

-Arti dari sebuah Arti untuk diartikan menjadi lebih berarti-

Pagi yang yang kurang cerah sedang ku lihat saat ini. Aku sedang berada dibawah pohon dan duduk dikursi panjang. Saat ini masih jam istirahat. Ya beginilah yang aku lakukan selalu berada di bawah pohon melihat langit terus bersama dengan awan.

"Hoi!" suara seseorang membuatku terkejut dan merusak pemandangan. Aku menoleh ke samping, ternyata Arsya dan Dinda. Sahabatku. Kebiasaan-nya yaitu merusak suasana orang.

Arsya duduk disebalah kananku dan Dinda sebelah kiriku. "lo ngapain disini Ra?" tanya Dinda

Aku melihat muka Dinda datar,"makan!"jawabku. Dinda menaikan satu alisnya.

"lo gak bawa makanan tuh" ujar Arsya dengan memakan roti ditangannya.

"diem!" ucapku singkat.

"Nih mau gak" tawar Arsya menodorkan roti ke hadapanku

"gak laper" ucapku , Arsya langsung memakan rotinya lagi sampai habis. 'Untung gak mau', batin Arsya.

"Disini enak juga ya ra" ujar Dinda sambil melihat sekeliling lingkungan. Aku mendongak ke atas dan melihat langit.

"emang" ucapku. Sedangkan Arsya sedang maen game online. Taulah apa itu.

Tiba-tiba Adit muncul dihadapan kami. Lebih tepatnya dihadapan Arsya sih. Aku selalu aja ke-pede-an. Adit muncul membawa kertas ditangannya, entah apa itu.

Adit memanggil Arsya "heh" ujar Adit kepada Arsya yang sedang memainkan benda pipih ditangan Arsya.

"Apaan sih ganggu aja" ucap Arsya yang tidak menghiraukan Adit.

"tayo" ucapan Adit dengan wajah yang sangat-sangat datar. udah receh, masang muka datar lagi. Aku dan Dinda yang melihat itu hanya diam dan bodoamat. Tidak ketawa ketika Adit mengucapkan bis tayo. Karena tayo sudah expayed.

"hih apaan sih dit?" tanya Arsya sambil mematikan game-nya dan menaruh ponselnya ke-saku bajunya.

"Ayo ke ruang osis, ada rapat" ujar Adit yang berdiri didepan Arsya.

Arsya berdiri dari duduknya, "gue pergi dulu ya bye jangan kangen" ucap Arsya dengan pedenya. Aku hanya membulatkan mata.

"Pede banget sih" ujar Dinda yang mendapat deretan gigi putih dari Arsya "hehe". Adit dan Arsya meninggalkan aku dan dinda.

Oh iya lupa perkenalan kan. Arsya dan Dinda adalah sahabatku. Arsya dan Adit juga sudah deket dan temenan sejak SMP. Kata Arsya sih gitu.
Adit adalah ketua osis di SMA National Pandaran. NP. Sekolah dimana hanya ada siswa pintar-pintar. Kenapa aku masuk sini? Karena keinginan mamah dan dulu kakak-ku juga sekolah disini. Sekarang aku kelas XI-IPA,A. Aku sekelas dengan Arsya, Dinda, dan Adit.

Tetttt---Tetttt--- Bel masuk berbunyi.

Memasuki jam pelajaran ke 7. Pelajaran Matematika. Aku lumayan suka dengan matematika.

"Siang anak-anak" sapa bu Hana guru matematika.

"Siang bu" serentak siswa.

SHADOWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang