2 -Dekat-

39 7 2
                                    

Seperti biasanya, aku diantar ke sekolah oleh Davi--kakakku tercinta. Karena kakak-ku sangat kebo, aku hampir sering telat masuk sekolah. Jadi, setiap paginya aku membangunkan kebo yang sedang tidur di kandangnya.

Pagi dunia. Matahari mulai menyinari kamarku sehingga menjadi cerah. Aku bangun dan siap-siap untuk berangkat sekolah.

Selang beberapa waktu, selesai. Aku menuju ke kandang kebo untuk  membangunkannya. "Abang!! Bangun ayo antar Clara sekolah" ucapku yanh sedikit teriak.

"10 menit" ujar Davi menutup kepalanya dengan bantal.

"10 menit lagi Clara udah masuk bang!!" ucapku dengan membuka bantal kebo dari kepalanya. Akhirnya bangun juga.
Kebo bangun dari tidurnya dan beranjak dari kandangnya.

Aku menunggu kakak-ku di meja makan. 5 menit pun kebo baru datang. Aku cepat-cepat untuk memakan sarapanku. "Abang cepetan 5 menit lagi Clara masuk!" ucapku yang sedang makan roti.

"Iya sedang abang usahakan" ujar kakakku sambil memakan roti juga. aku yang mendengar itu sedikit kesal. Kaya gini aja harus diusahakan. Tinggal nganterin adeknya apa susahnya sih. Oh ya pada saat ini mamah sudah berangkat lebih awal karena ada meeting.

Aku dan kakakku langsung bergegas. Kakakku membawa mobil dengan sangat cepat. Eh lebih tepatnya mengendarai. 5 menit pun sampai. Benar dugaanku. Terlambat.

Davi sudah kuliah. Jadi segala hal yang aku inginkan dapat dikabulkan oleh Davi. Tetapi Davi meminta persetujuan Mamah. Sama aja kan.

Aku berusaha lari ke gerbang yang mulai tertutup.
Tetapi satpam sudah lebih dahulu menutupnya.
"Pak bukain pak!" Ucapku dengan menggedor-gedor gerbang sekolah.

"Sudah jam berapa ini, kamu baru datang." ujar pak satpam. Aku menghela nafas panjang. Sudahlah toh kalo aku teriak-teriak, pak satpam tidak berubah pikiran. Semoga ada yang menyelamatkanku. Aku menutup mataku sambil mengucapkan kalimat itu. Aku membuka mataku, didepan terlihat seorang laki-laki yang sedang berjalan menuju ke arah gerbang.

Tiba-tiba orang itu sudah dihadapanku?, 'Adit'. "lo ngapain disini" tanya Adit dengan santai dan tidak melihat suasana. Padahal ia juga terlambat.

"Makan!" ucapku terhadapnya.

"Lo terlambat ya?" ujar Adit lagi-lagi dengan santainya.

"hm, lo juga tauk!" ucapku

"Gue mah udah biasa, yuk ikut gue" ajak Adit menarik lenganku dan entah dibawa kemana. Yang jelas sebelumnya aku tidak pernah dekat dengan Adit.

Aku dan Adit lewat pintu belakang sekolahan, kebetulan pintu tersebut langsung menuju ke kantin. Jadi selama Adit terlambat dia lewat sini? Ketos kok sering terlambat, mau jadi apa siswa NP.

"Yuk makan" ajak Adit. Aku heran padahal ini masih jam pelajaran. Untung dikantin tidak ada guru yang melihat.

Aku mengikutunya yang duduk dikursi dan membeli makanan. "Adit ini kan masih jam pelajran kenapa ke kantin?"tanyaku. Adit sedang menunggu makanannya.

"Kita masuknya waktu jam habis istirahat aja" ujar Adit. Pesanan Adit pun datang dan langsunh memakannya. "Lo gak makan?" tanya Adit sambil mengaduk-aduk mie ayam dengan garpu dan sendok. Aku hanya menggeleng "udah sarapan" jawabku.

Aku bosan mau apa. Adit sedang makan. Masa aku ngelihatin Adit makan. Mau maenan ponsel tapi ketinggalan karena buru-buru. Gini amat nasibku.

"Jangan ngelihatin gue terus" ujar Adit makan dan melirikku

Aku yang daritadi melihat Adit makan ketahuan juga, "kenapa?" tanyaku

"Nanti suka" ujar Adit dengan santai. Aku hanya membulatkan mata saja. Akhirnya Adit selesai makan. Adit melihatku. Dan kenapa aku tidak bisa mengalihkan pandanganku. Adit melihatku dengan muka senyum-senyum. Gak biasanya Adit masang muka senyum, biasanya always datar.

SHADOWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang