Langit bergegas meninggalkan cafe MATOS. Ia tak tahu perasaan apa yang sedang berkecamuk di hatinya saat ini. Tangannya masih menggenggam surat perjanjian Cinta tadi.
Heran juga ia pada dirinya-sendiri, bagaimana mungkin seorang Langit bisa menulis perjanjian cinta yang terlihat konyol seperti ini? Itu pun dengan gadis yang sama sekali belum ia sukai.
Ada semacam perasaan aneh saat bersama dengan gadis bernama Silfin tadi. Sekuat apa pun ia menolak, seperti ada sisi Langit yang terhipnotis untuk tetap melakukan apa yang diinginkan si gadis.
Hal ini belum pernah terjadi sebelumnya.
Apakah aku tertarik dengan Silfin?
Apakah aku menyukainya?
Atau ini hanya perasaan lelakiku saja?
Bagaimana pun, sebagai seorang lelaki, melihat gadis secantik Silfin pasti akan kagum dengan sendirinya, apalagi aku yang hanya pemuda biasa saja?
Langit membatin.
Siapa itu? Silfin? Kenapa ia ada di sana?
Silfin yang berjalan sendirian, entah kenapa membuat Langit mengikutinya dari belakang. Dari jarak tiga meter ia memperhatikan Silfin yang sedang berjalan sambil bersenandung, sesekali membuat loncatan-loncatan kecil dan menggerak-gerakkan kedua tangannya. Asyik sekali.
Gadis yang lucu dan periang.
Diam-diam, Silfin memperoleh point plus lagi dari Langit tanpa ia tahu.
Melihat kaki Silfin jatuh terpelosok, ia bergegas lari mendekatinya. Namun, belum sempat mendekat, ia mendengar suara Silfin yang cempreng dan berbicara pada dirinya-sendiri.
Satu lagi kutemukan, kamu juga gadis gila yang suka bicara sendirian di tengah malam, dasar! Langit membatin lagi dan tersenyum.
“Lain kali hati-hati kalau berjalan, Silfin,” gumaman Langit kali ini sepertinya didengar Silfin, karena dengan serta-merta Silfin menoleh ke belakang.
Syukurlah karena dengan dua kali kecepatan Silfin, Langit bisa bersembunyi lebih dulu darinya.
Seusai melihat Silfin masuk rumah kost perempuan, Langit melanjutkan langkahnya kembali menuju kontrakan. Abdul dan Sholikin pasti sudah menunggunya.
Dan benar, persis seperti dugaan Langit, Abdul dan Sholikin bahkan telah menyiapkan sepiring martabak manis dan kopi hitam untuk menemani mereka mengobrol semalaman.
Dengan secepat kilat, Abdul merebut kertas aneh di tangan Langit. Meski langit mencoba merebutnya kembali, namun gagal. Lagi-lagi mereka berdua berhasil mengerjainya. Perjanjian Cinta yang konyol itu sudah ada di tangan mereka.
Dan dengan kekuatan satu melawan dua orang juga tak memungkinkan bagi Langit untuk melawan. Akhirnya ia memutuskan untuk membiarkan kertas perjanjian itu dibaca kedua karibnya.
“Kalau sudah selesai, tolong dikembalikan, aku mengantuk dan ingin segera tidur, selamat malam.”
“Tunggu, Langit..” Sholikin mencengah langkah Langit untuk maju selangkah lagi.
“Selamat sahabatku, kurasa gadis itu benar-benar menyukaimu. Lihatlah dari cara ia menulis, Silfin menulis kejujuran di kertas itu. Kau harus tahu kawan, gadis secantik, sebaik, dan semenarik Silfin mungkin adalah satu-satunya yang bisa tersesat dan menyukaimu. Jadi, jangan disia-siakan atau kamu akan menyesal. Sudah malam, kami juga ingin tidur. Ambillah martabak dan kopi hitam ini, kau pasti belum makan bukan? Dan ini kertas perjanjianmu, jaga baik-baik ya, jangan sampai hilang.”
Langit tak bisa tidur, nasehat karibnya, Sholikin benar-benar di luar dugaan. Ia berkata benar, alangkah bahagianya jika perasaan Silfin benar-benar tulus. Tapi jika tidak, bagaimana? Alter ego-ku lagi yang berbicara…
AKU TAK MAU TERLUKA UNTUK KEDUA KALINYA.
Sekelebat bayangan Silfin muncul. Senyum manisnya tadi masih tampak sempurna untuk diingat di sepagi ini.
Bayangan kedua muncul. Ah, bayangan Endah datang lagi. Bayangan yang membuatku malu, harga diriku hancur, bayangan yang membuatku jera untuk jatuh cinta.
Suara ponsel Langit berdering. Melalui layarnya yang berukuran lima inci, ia temukan pesan singkat dari pemilik gadis dengan senyum sempurna yang ia lamunkan tadi.
Inbox message : “Selamat tidur kak Langit,terimakasih untuk hari ini. 🙂
Send message : “Sudah malam, aku mengantuk.Jangan mengganggu orang, dasar kau gadis kurang kerjaan! :-P”
KAMU SEDANG MEMBACA
Pria Bernama Langit
RomantikTrauma Karna Di Permainkan Oleh Endah Wanita Di Masalalu Membuat Langit Dingin Terhadap Cinta Yang Datang Akankah Ada Yang Mencairkan Hati Langit Untuk Menjalin Cinta Lagi ?