“Kukuruyyuuukk........ ”
Suara panggilan dari si Jago jantan sudah mulai mengusik.
Semakin lama suaranya semakin keras saja di telinga.
Dan kalau kita mau memperhatikan, mungkin ini adalah salah satu cara Tuhan membangunkan manusia, melalui ciptaan-Nya.
Dewi dan Mirna yang menyadari hal itu, sudah mempersiapkan diri sejak pagi. Memoles wajah dengan bedak dan lipstik seperlunya, memadukan warna baju dengan tas dan sepatu. Dewi yang pesolek, romantis, dan penyuka drama Korea.
Dan Mirna yang terlalu serius bahkan dalam hal bercanda, hati-hati saja saat bercanda dengan Mirna, hal yang belum tentu benar bisa jadi masalah besar jika Mirna salah menerjemahkan.
Mereka kemudian bergegas menuju kamar kost nomor 05 menyampaikan rencana yang mereka susun untuk Silfin, sahabat sekaligus ketua genks-nya.
Pemilik kamar 05 tak juga menyahut, membuat perasaan Dewi dan Mirna tidak tenang. Baru ketokan pintu ketujuh terdengar nada suara parau dari dalam pintu kamar sembari membuka kunci kamar.
“ iya aku dengar, tapi aku tak bisa pergi ke kampus, aku kurang enak badan, kepalaku pusing karena tak bisa tidur beberapa malam ini. Tolong mintakan aku izin ya, bisakah?” Setelah membuka pintu kamar, Silfin berceloteh panjang lebar.
“Hmmm, masih perihal mimpi dan firasat itukah? Lama-lama kamu bisa ketularan sifat seriusnya Mirna kalau begini. Bisa jadi kan itu hanya bunga tidur saja? Sudahlah, lupakan saja. Serahkan pada kami, ok?” Dewi mencoba menenangkan.
“Astaga! 380C? Ini bahaya Silfin, ayo cepat kuantar ke dokter. Kalau didiamkan saja akan bertambah panas nanti. Bagaimana kalau kamu kenapa-kenapa sementara kami tidak ada?” Mirna mulai serius lagi.
“iya nanti aku berobat, aku baik-baik saja kok. Memang kalau setelah mimpi itu datang, aku takkan bisa tidur semalaman. Aku mungkin terlalu serius menanggapinya. Aku masih perlu bantuan kalian berdua, tolong aku, hanya kalian yang bisa membantuku.”
“Ya, baiklah, akan kami lalukan untukmu.” Dewi kembali menjelaskan,
“Kami bahkan telah menyusun sebuah rencana untukmu. Rencananya adalah…”
Dewi tak melanjutkan. Hanya memberikan secarik kertas untuk Silfin. Para perempuan ini tahu persis bahwa dinding pun kadang bisa bersuara dan mendengar. Dan itu tidak akan bagus untuk keberhasilan rencana mereka.
“Ya sudah, kami berangkat ke kampus dulu. Jangan lupa berobat ya, pokoknya aku tidak mau tahu, begitu aku pulang jam dua siang nanti, kamu harus sudah berobat! Titik!” gaya Mirna kali ini mirip sekali dengan pak Doni, dosen killer matkul Listening 1 di kampus mereka.
Mereka bergegas meninggalkan Silfin setelah melakukan tos ala genk mereka. Menutup pintu kamar kos nomor 05, lalu memulai rencana 1 : menelepon kedua cowok yang sedang dekat dengan Silfin, siapa lagi kalau bukan Awan dan Langit.
Silfin sendirian dalam kamar. Sebenarnya, ada kebiasaan aneh yang selalu muncul dari tubuh Silfin. Saat kenyataan tidak seperti yang dia harapkan, biasanya Silfin akan sakit. Mungkin otaknya bisa menerima kenyataan, tapi tidak dengan hatinya. Kata orang bijak, hati adalah satu-satunya organ yang tidak pernah bisa berbohong.
Dan sayangnya, kata-kata orang bijak itu juga berlaku untuk Silfin. Silfin sakit karena hatinya tidak bisa menerima kalau orang yang dicintainya lebih dari empat tahun itu hanya berniat menjadikannya kelinci percobaan. Ingin sekali Silfin mengingkari mimpi itu.
Tapi mimpi itu terus dan terus datang lagi, mimpi itu seperti menuntut untuk dipercaya…Mimpi itu seperti hidup, mimpi yang aneh!
“Tok tok tok.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Pria Bernama Langit
RomanceTrauma Karna Di Permainkan Oleh Endah Wanita Di Masalalu Membuat Langit Dingin Terhadap Cinta Yang Datang Akankah Ada Yang Mencairkan Hati Langit Untuk Menjalin Cinta Lagi ?