♥Ramon "Chapter 29"♥

745 89 15
                                    

"Apa??!!"

      Seketika wajah semua orang yang ada disitu kaget bercampur ingin tahu dan juga ada rasa cemas.

"Baik, Pak. Saya segera kesana." Alva mengakhiri panggilan itu dan langsung menatap wajah yang lainnya.

"Kenapa, Al? Kok lo mendadak kaget gitu? Ada masalah?" tanya Melly cemas.

"Sorry sorry kalau gue bikin kalian cemas. Tadi polisi ngabarin kalau mereka nemuin satu rumah di tengah hutan, dan mereka curiga rumah itu tempat penyekapan, soalnya banyak banget orang yang jaga di rumah itu." jawab Alva menjelaskan.

     Seketika mereka kompak menghembuskan nafas lega yang sedari tadi ditahan.

"Terus? Mereka udah pastiin di rumah itu ada yang disekap?" tanya Mondy panik lagi.

"Mereka belum pastiin tapi mereka yakin. Karena gak mungkin rumah itu dijaga banyak orang kalau gak ada yang harus mereka jaga. Kalau emang bener itu tempat orang yang semalem gue liat disekap, masuk akal banget. Pasti penjagaannya ditambah, biar itu orang gak kabur lagi." jawab Alva.

"Terus? Kalau banyak yang jaga gitu gimana caranya kita masuk kesana?" tanya Reva.

"Tenang. Polisi udah diam-diam mengepung tempat itu. Kita kesana juga harus diam-diam dan pake rencana." ucap Alva.

"Oke. Dan yang pasti, buat cewek-cewek nanti tunggu di mobil Cindy aja. Cindy bawa mobil kan?" tanya Boy pada Cindy dan Cindy langsung mengangguk cepat.

"Loh, Boy? Kenapa kita gak boleh masuk?" tanya Reva tidak setuju.

"Terlalu bahaya. Bisa aja mereka nangkep salah satu dari kalian untuk dijadiin sandra." jawab Boy telak. Dan Reva akhirnya diam menurut.

"Bener. Nanti kalian stay di mobil. Dan kita bakal taruh kendaraan kita di tempat yang agak jauh biar mereka gak curiga. Dan inget, cewek-cewek gak ada yang boleh keluar dari mobil apapun alasannya. Kunci mobil kalian dari dalam." ucap Alva menegaskan.

"Kalian paham kan?" tanya Alva tegas pada keempat cewek itu. Kompak keempat cewek itu mengangguk.

"Oke. Nanti gue akan minta bantuan polisi untuk jaga-jaga disekitar mobil kalian. Gue mau semuanya tersusun rapi. Selain demi keselamatan kita semua, keselamatan Raya, juga demi ketangkepnya semua penculiknya dan supaya kita tau dalang utama dibalik penculikan ini siapa." ujar Alva final.

"Memangnya udah pasti itu Raya?" tanya Deni yang telak membuat semuanya terdiam.

      Alva yang sedari tadi dengan tegas menyusun rencana pun terdiam. Alva melirik Mondy, menyerahkan pada cowok yang juga terdiam itu.

"Siapapun dia. Setidaknya berbuat baik itu pada siapa aja." jawab Mondy telak dan dia langsung menuju motornya.

"Mondy bener. Kita jalan sekarang." Iyan memberi arahan pada semuanya untuk bubar.

"Ayo ayo semangat!!" seru semuanya saling menyemangati.

      Mondy yang sudah duduk di motornya dan sudah memakai helm, dia tersenyum melihat kompaknya mereka semua.

"Banyak yang sayang dan peduli sama kamu, sayang." batin Mondy

*****

      "Tony lepasin gue!!!" seru Raya karena Tony tak kunjung melepaskan dia.

"Terus biarin lo kabur lagi? Gitu? Gak akan." jawab Tony sedikit membentak.

"Gak ada gunanya lo nyulik gue. Itu gak akan bikin abang lo yang berengsek itu bebas dari penjara."

"Aww.."

     Tony langsung mencengkram rahang Raya dengan kuat. Sampai kepala Raya mendongak menatapnya.

"Love Begins With From The Past" (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang