☆ Ramon ☆ "Chapter 11" ☆

6.4K 175 10
                                    

☆☆☆kepo☆☆☆
                                   ❤❤❤❤❤❤❤
     Pagi hari raya baru bangun tidur. Sesungguhnya ia malas untuk kesekolah, mengingat semalem ia tidur pukul 12 malam karna pulang pesta itu.
"Ma,, males ahh sekolah. Masih ngantuk."ucap raya dengan mata setengah terpejam saat mamanya membangunkannya dan membuka gorden kamarnya
"Kok males sih?"tanya mama kini duduk di kursi rias raya dan menghadap raya yang mulai tidur lagi
"Males, raya tu baru tidur 3 jam yang lalu."ujar raya asal sambil memeluk lagi gulingnya
"3 jam dari mana? Kamu udah tidur 6 jam. Kan lumayan itu."jawab mama
"Gak mau sekolah."ucap raya mulai terpejam
"Yakin gak mau sekolah?"tanya seseorang membuat raya melotot dan membalikkan badannya kearah pintu.
   Dilihat sosok cowok yang sudah rapi dengan seragam SMA sekolah mereka. Cowok itu nyender di pintu dengan tangan didepan dadanya. Raya kenal cowok itu, siapa lagi kalau bukan cangannya. Calon tunangannya yang menurutnya menyebalkan. Raya melihat mamanya yang tengah tersenyum.
"Yakin."jawab raya kembali memeluk guling dan menarik selimutnya lagi. Apa tunggu? Selimut? Berarti tadi selimutnya turun sementara dia hanya memakai dress tidur yang panjangnya hanya 5 cm dan dres itu tipis dan transparan.
    Raya mengurungkan niatnya untuk tidur lagi, dia melihat dirinya yang hanya tertutup selimut di bagian kakinya. Raya langsung buru-buru menarik selimut hingga menutupi semua tubuhnya sampai kemukanya.
''Bangun raya."ucap mamanya, raya memang tak melihat mamanya tapi ia tau mamanya keluar dari kamarnya.
"Mama mau kemana?"tanya raya dari balik selimut
"Bikin sarapan."jawab mamanya
"Emang jam berapa sekarang?"tanya raya dari balik selimut
"06.15 wib."jawab mamanya santai. Raya melotot dan langsung membuka selimut tapi yang menutup wajahnya saja.
     Raya melihat mondy yang tersenyum dengan posisinya tadi.
"gak mau mandi?"tanya mondy
"Kamu ngapain disini?"tanya raya
"Bangunin princess aku."jawab mondy
"Ya udah sana keluar."suruh raya
"Ngapain keluar?"tanya mondy senyum nakal
"Aku mau mandi."jawab raya kesal
"Kamu mandi dikamar mandi apa disini?"tanya mondy tegas
"Dikamar mandi."jawab raya lirih
    Kenapa sama raya? Mulai takut? Mungkin.
"Ya udah, aku kan gak ikut masuk kekamar mandi."ucap mondy.
"Ya setidaknya keluar dulu."jawab raya
''Setidaknya diriku bernah berjuang.
  Meski tak pernah ternilai dimatamu."ucap mondy malah nyanyi lagunya last child. Mondy malah duduk di tepi ranjang samping raya, menaikkan kakinya kekasur dan bersandar di sandaran ranjang raya sambil memainkan hpnya. Raya memutar bola matanya malas.
     Raya pasrah dan membuka selimut yang menutup tubuhnya. Raya bangkit dari kasurnya, mondy meliriknya.
"Sexy amat dressnya."ledek mondy tertawa sementara raya hanya memutar bola matanya malas.
    Raya masuk kekamar mandi.

Setelah berada di kamar mandi dan sedang mengisi air di bak mandi besarnya, raya teringat dia hanya membawa handuk dan piyama mandinya. Bodohnya ia tak membawa langsung pakaiannya kedalam kamar mandi.
"Sudahlah. Toh mondy juga cowok-cowok baik-baik."gumam raya.

      Mondy masih setia di ranjang raya sambil memainkan hpnya. Dia membuka instagram nya. Comment dari teman-temannya bahkan anggota klub WS juga ada.
"Gila."ucap mondy
"Siapa yang gila?"tanya raya yang baru keluar dari kamar mandi dengan menggunakan piyama mandinya berwarna pink hello kitty yang panjangnya diatas lulut dan handuk yang bertengger dikepalanya untuk mengeringkan rambutnya.
    Mondy melihat ke raya yang baru keluar dari kamar mandi. Mondy memperhatikannya dari ujung rambut sampai ujung kaki.
"Kenapa?"tanya raya
"Gak papa."jawab mondy
     Raya membuka lemari yang berukuran lumayan besar itu. Dia mengambil baju sekolahnya lalu membawa baju itu kekamar mandi, gak mungkin dia pake di depan mondy.

   Sesaat kemudian raya keluar dengan sudah memakai seragam sekolahnya. Rambutnya lumayan kering. Raya duduk di depan meja riasnya. Mengambil hair drayer untuk mengeringkan rambutnya. Mondy yang melihat raya sedikit kesulitan mengeringkan rambut, menghampiri raya dan mengambil alih hair drayer itu. Raya hanya menurut dan raya mengambil bedak untuk memoles sedikit wajahnya. Raya memakai lipstik berwarna pink tipis.
    Mondy memeprhatikan raya dari cermin.
"Tipis banget make upnya?''tanya mondy
"Iya. Kenapa? Gak suka? Cari aja cewe yang make upnya tebel."jawab raya
   Mondy hanya tersenyum, lalu meletakkan hair drayer yang ia pegang karna rambut raya sudah kering. Mondy mengambil sisir raya dan menyisir rambut raya.
"Udah, sini aku aja."ucap raya terdengar kesal dan jutek.
   Mondy hanya menurut dan berdiri dibelakang raya memperhatikan raya dari cermin sambil melipat tangannya didepan dada.
   
Sesaat kemudian raya sudah selesai. Mondy tersenyum melihat penampilan raya hari ini. Dia adalah orang pertama yang melihat penampilan raya hari ini.
"Udah selesai?"tanya mondy
"Hem."jawab raya merubah ekspresi wajahnya menjadi sendu
"Kenapa?"tanya mondy
"Mon, cantikan aku atau felly sih?"tanya raya serius
   Mondy mengerutkan keningnya. Tak lama ia yersenyum dan menjawab
"Ya kamu lah, sayang."jawab mondy tersenyum
"Kalau sama luna?"tanya raya membuat mondy makin tak mengerti. Mondy kini jongkok disamping raya, raya memutar posisinya dan kini duduk menghadap mondy yang sedang berjongkok didepannya.
"Kamu maunya cantikan siapa?"tanya mondy menggengam tangan raya dan menatap lekat mata raya
"Terserah kamu."jawab raya
"Dengerin aku ya, luna itu cantik tapi dia cantik untuk masa lalu aku. Ya walaupun aku gak seberapa inget masa lalu aku. Tapi kalau kamu itu cantik untuk masa depan aku dan untuk selamanya."jawab mondy tulus mengusap pipi raya
"O."jawab raya cuek. Jujur dalam hatinya ia sangat senang. Bahkan tadi pipinya hampir merah gara-gara ucapan mondy. Mungkin kalau gak gafa-gara gengsi dia akan menangis karna ucapan mondy.

"Love Begins With From The Past" (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang