♥ Ramon "Chapter 38"♥

662 84 13
                                    

"Tapi Mondy gak ngerti maksudnya apa. Menurut mama apa ada yang Raya sembunyiin dari Mondy?" tanya Mondy yang tiba-tiba langsung menatap mamanya.

"Hah?"

"Mama kenapa malah kaya kaget gitu?" tanya Mondy curiga pada sang mama juga.

"Ha? Mama kaget? Ya mama cuma kaget aja kenapa kamu berpikir Raya nyembunyiin sesuatu dari kamu?" tanya sang mama dengan senyum yang dibuat-buat.

"Ya iya aku mikir gitu karena sikap Raya. Masa iya dia tiba-tiba sewot, kan aku cuma nanya biasa aja, Ma." jawab Mondy.

"Ya mungkin Raya cuma lagi sensitif aja kali. Dia juga mungkin kaget sama keberadaan kamu tiba-tiba di kamarnya. Raya tengsin lah kamu mendadak ada di kamarnya. Pasti dia takut kalo kamarnya itu berantakan, kotor atau apa gitu. Makanya dia langsung sewot sama kamu." ucap sang mama.

"Masa sih? Tapi kamar Raya baik-baik kok, kenapa dia mesti panik gitu. Kan kamarnya pasti selalu rapi." pikir Mondy tidak percaya.

"Yang namanya cewek. Pasti panikan lah kalo ada orang selain keluarganya masuk ke kamarnya. Apalagi kalo itu cowoknya, pasti dia harap-harap cemas lah. Kamu gimana sih, gak ngerti banget pandangan cewek." ujar mamanya dengan tawa sumbang yang dipaksakan.

"Gitu ya, Ma? Jadi sebenarnya Raya gak nyembunyiin apa-apa dari Mondy gitu?" tanya Mondy masih tidak yakin.

"Iya, nak. Raya emang mau neymbunyiin apa dari kamu? Kalau emang ada yang dia sembunyiin pasti itu yang bener-bener privasi dia. Kamu kan baru pacarnya, udah pasti belum tau semua luar dalem nya gimana." ucap sang mama.

"Tapi Mondy kok masih gak yakin ya, Ma? Soalnya Raya bawa-bawa kecelakaan. Kecelakaan apa coba? Kecelakaan siapa?" tanya Mondy pada dirinya sendiri.

"Udahlah jangan dipikirin. Kamu salah denger pasti." ucap sang mama.

"Udah ya, mama mau ke kamar dulu. Jangan terlalu mikirin yang gak penting." sambung mamanya kemudian menepuk bahu anaknya sambil berlalu pergi.

*****

       Raya duduk di meja makan bersama mama dan papanya. Sekarang sudah waktunya makan malam dan mereka juga sudah berkumpul untuk makan malam bersama.

"Ma, tadi Raya gak sengaja ngomong tentang kecelakaan Raya dulu. Dan Mondy ternyata denger, Raya gak tau kalau Mondy ternyata lagi di belakang Raya." ucap Raya tiba-tiba membahas masalah tadi siang.

"Kok bisa? Emang kamu ngomong dimana? Terus kapan? Kenapa bisa ada Mondy?" tanya mamanya beruntun.

"Ma, eh, ma. Biarin dulu anaknya cerita. Sekali nanya kaya reporter, gimana mau dijawab. Satu-satu kalo nanya." tegur sang papa.

"Kan mama cuma penasaran aja, pa." ucap mamanya membela diri.

"Kalo penasaran diem aja. Dengerin aja ceritanya Raya dulu, baru komentar." ujar sang papa jadi berdebat.

"Ya kalau cuma dengerin gak asik dong. Harus ada respon juga. Biar ceritanya Raya gak jadi garing gitu." ucap mamanya tak mau kalah.

"Aduuh ini kok jadi mama papa yang ngomong terus. Kapan Raya ceritanya?" tanya Raya memotong debat.

"Iya iya. Maaf, nak. Abis papa kamu ngeselin tuh." adu sang mama.

"Dih kok jadi papa. Kan mama duluan yang nyerocos." papanya membela diri.

"Iya iya siapapun yang mulai, terserah. Sekarang intinya mau denger cerita Raya gak?" tanya Raya kembali melerai.

"Ya mau lah. Gimana-gimana?" tanya mama dan papanya antusias.

"Love Begins With From The Past" (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang