LUCKY POV
Setelah Belle dan Stefani pergi ke kamar nya masing-masing, aku pun juga bergegas masuk ke dalam kamar. Setelah pintu sudah ku tutup rapat, aku langsung menuju ke lemari dan membuka nya. Aku melihat banyak sekali baju disana. Mulai dari baju santai, baju tidur, dan seragam. Aku pun langsung bergegas mengambil seragam dengan atasan berwarna putih dan rok yang berwarna biru dengan taburan gliter berwarna silver. Tak lupa pula aku memakai rompi dengan warna yang senada dengan rok ku.
"Apa setiap seragam di Academy ini sama? Seragam ini sungguh menakjubkan," Tanyaku pada diriku sendiri.
Setelah selesai memakai seragam, aku segera merapikan rambut ku, untuk malam ini akan ku biarkan rambut ku terurai. Setelah merasa sudah siap, aku pun langsung bergegas keluar dari kamar. Saat aku keluar, aku sudah melihat Belle dan Stefani yang dengan santai nya duduk di sofa, tentunya dengan seragam mereka masing masing. Belle dan Stefani memakai seragam yang sama sepertiku, hanya warna rok dan rompi kami saja yang berbeda. Belle memakai rok dan rompi berwarna silver, lalu Stefani memakai rok dan rompi berwarna kuning.
"Waw, kenapa seragam mu penuh dengan gliter?" Tanya Belle yang hanya ku jawab dengan gelengan kepala tanda tidak tahu.
"Mungkin nanti hanya kau yang akan memakai seragam dengan taburan gliter, karena setahuku tidak ada yg memakai seragam seperti mu," Timpal Stefani yang membuat ku keheranan.
"Apa hanya aku yang memiliki seragam bertabur gliter? Sungguh aneh, tapi juga mengagumkan," Batin ku dengan wajah berbinar.
Kring... Kring... Kring...
Bel yang sangat keras membuat kami terkejut. Dan tentunya yang paling terkejut adalah diriku.
"Ayo segera berangkat," Ucap Belle dengan penuh semangat seraya menarik tangan ku dan Stefani untuk keluar dari asrama.
"Lepaskan tarikan mu dari tanganku dan Lucky, Belle. Apa kau tidak lihat? dari tadi kita bertiga menjadi tontonan semua murid," Ucap Stefani kesal dan langsung melepaskan tangannya dari tarikan Belle.
"Aku hanya takut kau dan Lucky hilang, Stef," Jawab Belle dengan wajah dramatis yang langsung dihadiahi oleh tatapan jijik Stefani.
Aku yang melihat kejadian itu hanya bisa tersenyum tipis. Sepertinya Stefani adalah tipe wanita yang tidak suka menjadi pusat perhatian. Dan Belle, ia sepertinya tipe wanita yang hiperaktif dan ceria.
Aku, Belle, dan Stefani berjalan beriringan menuju aula. Saat kami berjalan, kami selalu menjadi pusat perhatian. Ya mungkin karena kami memiliki wajah yang cantik. Belle yang tinggi dengan tubuh semampai, memiliki rambut coklat yang indah, dan juga memiliki bola mata yang berwarna hitam pekat. Lalu Stefani yang juga memiliki tubuh semampai dengan rambut yang berwarna pirang menyala dan dipadukan dengan bola mata berwarna hazel. Sungguh cantik.
Aula berada di gedung utama academy, berarti aku harus turun dari lift dan berjalan melewati sungai yang berwarna silver. Sungai itu saat malam hari terlihat sangat indah dengan cahaya yang menerangi rerumputan berwarna hitam menyala itu.
Aku, Stef, dan Belle berjalan lumayan jauh karena kamar kami yang terletak di lantai 9 dengan nomor kamar 99. Sungguh melelahkan.
"Apa setiap hari kalian berdua akan berjalan sejauh ini untuk makan menuju aula? Apa kalian tidak merasa lelah," Tanyaku dengan nada ngos-ngosan.
"Ya tentu saja, tapi kami berdua tidak akan lelah. Kau tau kenapa? Karena disini banyak murid yang tampan. Iya kan Stef?" Ucap Belle dengan cengengesan.
"Mungkin hanya kau, karena aku tidak tertarik dengan murid yang tampan," Jawan Stefani dengan malas.
Saat kami sudah menyebrangi sungai dan melewati beberapa taman, akhirnya kami pun sampai di gedung utama academy. Gedung yang menurutku sangat luas. Hal ini membuat ku teringat pada Smith.
"Apa kabar ya dia? mungkin aku akan bertemu lagi dengannya saat makan malam," Batinku dengan wajah yang sudah memerah. Aku pun langsung berusaha untuk menutupi wajah ku dari Belle dan Stefani. Jika mereka sampai tau, pasti aku langsung di introgasi layaknya tersangka.
Lalu samar-samar aku mendengar banyak murid yang berbisik bisik tentang diriku. Aku pun tak tahu kenapa pendengaran ku bisa setajam ini. Aku mendengar banyak murid yang mengagumi dan memuji diriku, dan tentunya juga memuji seragam ku. Tapi tak sedikit juga yang merasa iri dan berusaha merendahkan ku. Aku pun hanya bisa bersikap acuh dan terus melanjutkan perjalanan.
Saat kami sudah sampai di aula, aku dibuat melongo karena ukuran aula yang sangat luas dengan dekorasi yang didominasi dengan warna merah muda dan hitam, dan juga tak lupa pula dengan taburan gliter berwarna silver. Saat aku akan menuju meja makan, mata ku tetap tidak mau berkedip karena keindahan ruangan ini. Lalu tiba tiba aku dikejutkan dengan suara cempreng Belle.
"Apa kau tidak mau duduk Lucky?" Tanya Belle yang membuat ku terlonjak kaget.
Aku pun segera duduk dan tetap melihat ke sekeliling aula. Dan ternyata aula ini dibagi menjadi 4 bagian. Kata Stefani, aula ini dibagi sesuai tingkatan. Yang berada di depan adalah anggota dewan dan guru academy, lalu yang dibelakang nya adalah murid tingkat atas, lalu yang dibelakang nya lagi adalah murid tingkat tengah, dan yang diurutan terakhir adalah meja kami untuk tingkat pemula.
Suasana di aula ini sangat ramai, entah membahas apa. Tapi aku juga dapat mendengar tentang ocehan semua murid tentang diriku, mungkin karena aku berbeda. Kedua teman ku yang tau kalau aku menjadi pusat perhatian hanya bisa menasehati ku.
. "Sudah Lucky, tak usah didengarkan apa yang mereka katakan," Ucap Stefani lembut yang hanya ku balas dengan anggukan.
Setelah itu tiba-tiba aula menjadi hening, bukan tanpa alasan. Karena aku melihat seorang wanita cantik berambut merah muda memasuki ruang aula, dan aku mengenalnya ia adalah Ms. Zella.
"Selamat malam anak-anak, maaf saya terlambat hadir. Berhubung saya sudah sampai, silahkan kalian memakan makan malam kalian. Selamat makan," Ucap Ms. Zella dengan lembut tetapi tegas.
Aku yang mendengar ucapan Ms. Zella itu hanya bisa diam dengan berbagai pikiran.
"Apa yang harus aku makan, sedangkan meja makan ini kosong tanpa ada makanan," Batinku.
Lalu aku dikejutkan dengan suara Stefani."Lucky, kau mau makan apa malam ini?" Tanya Stefani dengan lembut.
Saat aku ingin menjawab pertanyaan Stefani, suara ku terhenti karena ucapan Belle "Aku ingin makan pizza, burger, dan hot dog, dan juga dengan soda," Ucap Belle dengan penuh semangat. Lalu tiba-tiba sebuah cahaya muncul di meja makan kami.
Pic Belle
arigato gozaimas bagi yang baca, vote n komen jangan lupa.
KAMU SEDANG MEMBACA
RUBY'S ACADEMY (END)✔️
FantasíaDibalik kehidupan yang normal, terdapat sebuah kehidupan lain yang belum kita sadari. Kehidupan yang dimaksud ialah Wunderinsel. Kehidupan dengan segala keindahan dan kemakmuran. Kehidupan yang dihuni oleh para penyihir. Dan, seorang gadis bumi...