I Hope It, Baal...

3.6K 72 0
                                    

Beberapa cewek berbisik pelan sambil memandang cowok yang tengah duduk di depan teras kelasnya sambil memainkan laptop kesayangannya. Salah satu telinganya ditutupi oleh sebuah earphone berwarna putih. Entah apa yang sedang ia lakukan. Yang jelas, wajahnya terlihat begitu serius.

Cewek-cewek itu berusaha mengalihkan perhatian si pujaan hati. Berjalan centil melewati cowok itu sambil tersenyum manis. Tapi sayangnya, usaha mereka itu sia-sia. Karena cowok yang sedang menyelonjorkan kakinya itu sama sekali tidak terganggu dengan lingkungan sekitar yang ramai-memperhatikan dia.

Tanpa sepengetahuan Iqbaal, ada satu cewek yang memperhatikannya dari balik tembok. Cewek itu sudah sering menguntit keberadaan Iqbaal beberapa hari ini. Entah kenapa saat pertama kali melihatnya di kantin waktu itu, jantungnya serasa mau copot saat melihat senyuman Iqbaal yang yaaa walaupun bukan untuknya.

Dia masih ingat dengan jelas, hari itu hari kamis dan waktu menunjukkan pukul sepuluh kurang. Tidak seperti biasanya, teman-temannya menghilang saat bel istirahat berbunyi. Ops! Lebih tepatnya pergi ke toilet.

Karena nggak bisa menahan lapar lagi, akhirnya cewek berkucir kuda itu ke kantin duluan. Di kantin, dia bertemu Tari, teman satu lesnya. Saat sedang asyik mengobrol sambil mencari jajanan yang pas, Tari disapa cowok itu. Cowok yang bisa menghentikan aktifitasnya sejenak dan memandang kagum ke arahnya. Dia tersenyum manis dengan rambut tebal yang ingin sekali ia pegang.

Lamunannya terhenti karena bahunya ditepuk oleh Tari. "Woy! Kok mandanginnya gitu banget sih?" tanya Tari sambil tersenyum jahil.

"Ah, engga." Cewek itu langsung menggeleng sambil melanjutkan kembali memilih makanan yang tertunda.

"Kamu suka ya sama dia?"

Cewek itu menggeleng lagi. Kali ini tanpa melihat Tari yang sedang tersenyum jahil ke arahnya. Jarak mereka begitu dekat. Sehingga apapun yang akan Tari katakan, ia pasti bisa mendengarnya dengan jelas.

"Tahu nggak, dia tuh temen sekelas aku. Namanya Iqbaal. Aku denger dari temen-temen yang lain sih, dia tuh baru putus dari pacarnya." Tari berhenti sejenak, mengambil napas panjang.

Cewek yang pura-pura memilih jajanan itu, langsung menengok ke arah temannya sambil menatapnya dengan tatapan terkejut. "Berarti dia lagi jomblo dong?"

"Yup!" Tari mengangguk-anggukan kepalanya dengan semangat.

Mengingat kejadian itu, dia jadi tersenyum lebar sambil membayangkan kembali senyuman cowok yang terus menghantui pikirannya.

"Hei!" Teriak seseorang dari belakang yang hampir membuatnya berteriak kencang atau yang lebih parah... jantungan. Mengingatnya saja, membuat-

"Jadi stalker lagi, di?" tanya Shane membuyarkan pikiran-pikiran aneh yang terlintas di pikiran cewek berambut lurus itu.

"Eehhh enak aja. Aku tuh hmmmmmpppp..."

"Ssttt berisik!" Jung hara langsung menutup mulut Dianty yang akan menyangkal omongan teman-temannya. Jung hara, cewek sipit keturunan Korea-Indonesia itu sudah berada di Indonesia selama sepuluh tahun. Jadi wajar kalau dia lancar berbahasa Indonesia.

"Apaan sih?" tanya Dianty setelah dia berhasil lolos dari bungkaman tangan Hara.

"Kita bosen tahu ngedenger alasan-alasan kamu yang nggak jelas!" jawab Hara santai.

"Hehehehehe ketahuan juga," sahut Dianty sambil cengar-cengir nggak jelas.

Tiba-tiba Dianty teringat sesuatu. Kepalanya langsung celingak-celinguk mencari keberadaan cowok itu. Menyisir setiap penjuru ruangan di sekolahnya.

Jangan-jangan....

"Aaaww!!" Hara dan Shane langsung meringis kesakitan saat kepalanya dipukul oleh Dianty.

Story Of CJRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang