My Ex - Part 3 (Last Part)

623 30 0
                                    

Sebelumnya, author minta maaf yang sebesar-besar soal author yang updatenya luuuaaammaaaaa bangeett.

Kalian pasti nunggu-nunggu kan terusannya? *kedip-kedip mata*

Alvaro : Author GR banget sih

Author : Biarin *weeee*

Alvaro : -_-"

Salsha : Ih! Udah dong! Mending lanjutin aja deh ceritanya. Kasian pembaca noohh

Author & Alvaro : *natap Salsha horor yang tiba-tiba dateng*

Salsha : *mundur pelan-pelan sambil ngangkat kedua tangannya* Udah yah, mending lanjut aja

***

Entah datang darimana, tapi feeling Alvaro mengatakan bahwa cewek yang masih sangat disukainya itu kembali ke kota Jakarta. Alvaro yakin pasti ada alasan jelas kenapa tiba-tiba saja cewek itu pergi.

"Lo mau ke mana?" tanya Iqbaal bingung. Dia masih berdiri di ambang pintu kamar hotel Alvaro sambil menyilangkan kedua tangannya. Perlahan, dia pun mendekati Alvaro yang mengacuhkannya.

"Jangan dulu ganggu gue!" ucap Alvaro dingin. "Gue lagi sibuk," ucapnya lagi.

Iqbaal hanya tersenyum melihat tingkah sahabatnya ini. Dia sangat tahu alasan apa yang menyebabkan cowok dingin ini tiba-tiba saja ingin kembali ke Jakarta. Yang tak lain dan tak bukan adalah Salsha. Cewek yang sebenarnya tak akan pernah bisa dilupakannya. Iqbaal tahu betul sifat seorang Alvaro. Jika dia menyayangi seseorang, maka dia akan berusaha untuk melindunginya. Iqbaal juga tahu bahwa sebenarnya Salsha cuma pura-pura menerima cintanya Hanif. Makanya saat itu cuma Iqbaal yang tidak marah pada Salsha.

Walaupun sebenarnya Iqbaal tahu apa yang terjadi, tapi dia ingin sahabatnya memperjuangkan cintanya. Itu pun untuk membuktikan pada Salsha bahwa Alvaro benar-benar menyukainya.

"Gue juga mau balik kok. Gue udah bosen ke Bali mulu," ucap Iqbaal sambil menepuk pundak Alvaro yang berarti cowok yang paling banyak penggemarnya itu menyetujui kepulangan Alvaro.

"Gue juga," sahut bang Kiki yang tiba-tiba masuk.

Mereka bertiga pun mengemasi barang masing-masing. Para kru dan juga manager sebenarnya bingung dengan sikap para personil CJR. Karena biasanya mereka tidak pernah menyia-nyiakan hari libur. Tapi, karena memaklumi umur mereka yang tergolong sebagai remaja labil, para kru dan juga manager-dengan terpaksa-menyetujuinya.

*****

Para personil CJR dan juga kru sampai di Jakarta hampir tengah malam, yaa sekitar pukul dua belas kurang dua menit dini hari. Ini akibat ulah Iqbaal yang terlalu lama berbelanja oleh-oleh dan juga pesawat menyebabkan yang terus saja menunda keberangkatan. Lalu ditambah dengan tiba-tiba saja badai yang turun sehingga menyebabkan penundaan pesawat semakin lama. Memang cinta itu butuh pengorbanan, gue harus bersikap sabar untuk menghadapinya, batin Alvaro sambil menatap ke luar jendela lewat kaca mobilnya.

Saat melewati sebuah jalanan yang bisa dikatakan tidak terlalu sepi dan juga tidak terlalu ramai, tiba-tiba saja sebuah gedung yang mobil para personil CJR lewati dikerubungi banyak orang menyebabkan keadaan di sekitarnya sedikit macet. Ini tuh bukan siang hari, tapi kenapa ada demo?, tanya Alvaro dalam hati. Bingung dengan persepsinya sendiri.

Mendadak, hati Alvaro tak tenang. Jantungnya berdebar keras saking gugupnya. Melihat wajah sahabatnya yang pucat, Iqbaal dan bang Kiki seketika cemas.

"Berhenti!" perintah Alvaro keras pada sopir pribadi mereka. Mobil pun menepi di dekat gedung itu.

"Lo mau ke mana?" tanya bang Kiki menahan Alvaro yang hendak membuka pintu mobil.

Story Of CJRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang