"Mandi sana, Hyung. Kau terlihat berantakan sekali. Bekas air mata dan ingusmu masih sangat ketara, lho." Ucapannya yang terkesan mengejek, berhasil membuat sosok yang disebutnya hyung mendelik tajam padanya. Mendesis sinis, lantas melayangkan tatapan mematikannya. Menjadikan pemuda yang ditatap menyengir menampakkan dua gigi kelinci andalannya.
Lucu, tapi menyebalkan.
Jeon Jungkook, si maknae yang berhasil membuat Taehyung mendengus kesal."Kurasa ketampananmu menghilang dalam sekejap, Hyung. Ckckck..." tambahnya diiringi kekehan kali ini.
"Tidak lucu. Aku sedang tidak ingin bercanda, Kook." Balas Taehyung kini meredupkan tatapan tajamnya, tidak membalas ucapan Jungkook meski ia tahu Jungkook ingin bergurau dengannya. Berakhir ia menundukkan kepalanya, tak menatap lagi pada Jungkook. Dimana ia kini tengah bersandar di atas ranjangnya. Raut wajahnya masih terlihat kesedihan, meski sedih yang dirasakan Taehyung kali ini dari rasa bahagia berlebihan yang kini ia rasakan, "Rasanya aku masih seperti bermimpi sekarang. Mendapat daesang kali ini benar-benar membuatku terharu. Kau tahu, rasanya dadaku sesak sekali tadi. Menangis sesegukan seperti tadi, rasanya tak cukup menyalurkan rasa haru bahagiaku. Apalagi mengingat Hobie hyung, dan Seokjin hyung saat mengutarakan rasa terima kasihnya pada ARMY." Tutur Taehyung dengan vocal paraunya. Sedikit terdengar isakan diakhir, dan Jungkook sudah yakini bahwa hyung-nya itu menangis lagi.
"Aey, Hyung. Sudah, jangan menangis lagi. Sedari tadi kau menangis terus, bahkan tak peduli itu di depan kamera. Asal kau tahu, aku pastikan besok meme wajahmu akan bertebaran di sosial media. Kau tidak sadar soal itu? banyak ARMY yang kreatif, lho." Ujar Jungkook menambahkan kembali guyonannya. Menjadikan Taehyung merengek, antara kesal dan sedih.
"Yak! Kau benar-benar menyebalkan, Jeon! Aku sedang serius! Tidak ingin bercanda, sialan! Huaaaaa..."
Refleks Jungkook menutup kedua telinganya. Taehyung dan rengekkannya sukses membuat Jungkook tergelak pelan, ingin tertawa keras rasanya. Namun sadar bahwa sekarang sudah larut malam.
"Ckck, sudah sana cepat mandi Hyung. Bau!" Jungkook melemparkan handuk kecil yang sudah basah akibat rambutnya, tepat pada wajah Taehyung. Membuat si empunya semakin dibuat kesal, lantas melemparkan kembali handuk tersebut. Jungkook terkekeh, tatkala mendengar sumpah serapah tak jelas dari bibir si Kim yang sudah menghilang di balik pintu kamar mandi.
Jungkook tersenyum seraya menggeleng singkat. Merasa senang oleh kebiasannya yang selalu membuat Taehyung kesal. Lantas ia merebahkan tubuh lelahnya di atas kasur, meraup nafas dan menghembuskannya dengan tenang. Sejenak ia meratapi langit-langit kamar hotel yang berdominan putih gading itu, melamun—mengingat kembali serangkaian kejadian beberapa jam yang lalu. Saat ia dan keenam hyung-nya menangis karena mendapat daesang di sebuah acara penghargaan musik terbesar di Asia.
Menangis karena terharu, merasa bahagia luar biasa karena kerja keras mereka selama ini tidaklah sia-sia. Ia semakin merasakan bahwa dirinya dan yang lain sudah banyak menerima cinta dari para penggemar. Mengingat kembali teriakan mereka memanggil namanya, sudah cukup membuat Jungkook merinding oleh kebahagiaan.
Jungkook bahagia—teramat.
"Kook, aku hampir lupa. Periksa ponselmu, dia meneleponmu sejak tadi. Sepertinya dia menunggu kabarmu." Teriak Taehyung dari dalam kamar mandi. Meski samar, tapi Jungkook dapat menangkap maksud perkataannya. Menjadikan Jungkook seketika bangkit dari tidurnya, melihat jam dinding yang menunjukkan waktu sudah tengah malam. Lantas ia buru-buru meraih ponselnya yang berada di nakas.
"Aish, pasti dia akan marah. Ini sudah pukul satu dini hari di sana, pasti ia sudah tidur." Gumam Jungkook merasa bersalah karena tak melihat ponselnya sejak tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Story of Bangtan
FanfictionKumpulan Fanfiction BTS oneshoot, twoshoot, side story, dan lain-lain. Cast : Member BTS (random) Genre : Romance, Sad, Hurt, Drama, Family, Angst, Brothership copyright : 2018 -Chamochi