Disini aku berdiri sekarang, di tempat yang memiliki keindahan, tempat yang layak untuk disebut surga dunia. Deburan ombaknya yang terdengar begitu tenang, juga suara kicauan burung begitu merdu memasuki rungu menyatu berirama dengan sang ombak. Pun langit biru yang nampak sangat cerah—memperlengkap indahnya pemandangan musim panas di tempat ini.
Pantai. Ya, satu tempat yang memiliki berbagai keindahan tersebut, dan di sinilah aku berada sekarang.Sejenak kupejamkan mata, menikmati udara yang menyejukkan serta menenangkan. Kuhirup dengan penuh kenyamanan. Barang sebentar, aku kembali membuka mataku, tak ingin terlalu lama terpejam hingga melewatkan pemandangan indah di depan mata. Bagaimana burung-burung terbang bebas dari kejauhan di atas sana, bahagia menikmati alam liarnya.
Aku merendahkan tubuhku, mengambil sebuah ranting kayu yang berada tak jauh di depan kakiku. Dengan seburat senyum yang menghias bibirku, ku gerakkan tanganku, mulai menuliskan sesuatu di atas pasir putih dengan ranting tersebut. Cukup sederhana, yang kulakukan hanya menuliskan namaku serta nama seorang pria yang telah lama ini menjadi pemilik hatiku. Tentu saja dia kekasihku, Min Yoongi.
Lagi-lagi aku tersenyum, kebahagiaan kecil yang kuciptakan saat namaku dan Yoongi terukir di atas hamparan pasir. Ulah tanganku sendiri.
Oh ya, kalian pasti bertanya apakah aku sendiri di tempat seindah ini? Ah, tentu saja tidak. Aku tidak sendiri. Ada dia, kekasihku, Min Yoongi. Bahkan Yoongi lah yang mengajakku ke tempat indah ini.
Oh, mungkin jika kalian diposisiku, kalian pasti akan mengeluh—menggerutu, juga kesal tak karuan.
Baiklah, aku akan katakan pada kalian. Yoongi-ku, ada di sana, tertidur pulas di bawah pohon yang tak jauh dari bibir pantai. Tempat yang berhasil membuat priaku itu terbuai nyaman.
Terlelap, sampai melupakan rencana awal mengapa kami datang ke tempat ini. Tapi, sungguh aku tidak bisa marah ataupun merajuk padanya. Aku tahu, Yoongi-ku itu telah melalui banyak hal yang sempat menyita banyak waktunya, hingga porsi tidurnya pun berkurang. Aku memaklumi itu dan tak ingin mempermasalahkannya. Jadi, aku biarkan dia menikmati waktu istirahatnya di tempat tenang seperti ini. Kebetulan cocok sekali untuknya. Meskipun tak bisa kupungkiri bahwa sang mentari terlalu terik menampakkan kehadirannya.
Aku mulai melangkahkan kakiku untuk mendekatinya. Tanpa di minta bibir ini tak henti mengulas senyum. Ah, kenapa Yoongi-ku tetap terlihat tampan meski sedang tertidur? Juga, lihatlah dia sangat lucu. Wajah tampannya terlihat begitu tenang saat tertidur. Jujur aku sangat menyukainya. Melihatnya seperti itu, entah mengapa itu menjadikannya salah satu sumber kebahagiaan bagiku.
Ah, Yoongi-ku itu. Tuhan menyertakan sempurna ketika melahirkan pria itu ke dunia.
Perlahan aku terduduk di sampingnya, memangku daguku dengan kedua tangan. Saat ini aku tengah menatapnya, mengagumi kelopak matanya yang terpejam nyaman. Hingga tanpa sadar perlahan tanganku mulai jahil, menyentuh setiap inci lekuk paras sempurnanya. Sedetik kemudian tanganku seketika terdiam, yang mana aku melihat bibir tipis Yoongi membentuk lengkungan, menciptakan senyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Story of Bangtan
Fiksi PenggemarKumpulan Fanfiction BTS oneshoot, twoshoot, side story, dan lain-lain. Cast : Member BTS (random) Genre : Romance, Sad, Hurt, Drama, Family, Angst, Brothership copyright : 2018 -Chamochi