"btw thanks ya," ungkap Lia tulus kepada tiga sejoli.
"Nope." Raka menjawab, sedangkan Rei hanya mengangguk singkat dan Dito yang membuang muka.
"Heh!" Geram Lia kepada Dito.
Yang merasa terpanggil hanya menaikan Alis singkat.
"Lu jangan manggil gua Napa! Gua tuh lagi marah!" Kesal Dito yang membuat para sahabatnya bingung.
"Marah kok bilang." Ujar Raka tajam.
"Biar dia tuh peka. Lagian segala kode-kodean kalo gak ngerti pasti nyalahin, mendingan langsung gua bilang kan." Jelasnya.
"Kode kan biar gak malu buat ngungkapin perasaan." Balas Rara yang tak terima dengan pendapat Dito.
"Heh buat apa jadi pasangan kalo malu, harusnya mereka itu saling nyaman bukan cuman selalu ada, tapi saling mengungkapkan apa yang dirasa."
"Percuma aja lu ada terus, kalo pasangan lu gak tahu apa mau lu ataupun apa kemauannya sendiri."
Panjang Dito yang langsung diberikan tepuk tangan oleh Lia dan juga Raka. Rara dan Rei? Mereka hanya melongo takjub.
"Eh eh, tadi gua bilang apa? Sumpah tadi gua bilang itu?!" Heboh Dito lama, sambil mengguncangkan bahu Raka yang berada disebelahnya.
Poor, Lia dan Rara langsung masuk kedalam rumah Lia. Begitupun dengan Raka dan Rei yang masuk kedalam mobil meninggalkan Dito yang masih heboh.
"Heh kenapa Abang Dito ditinggal, kalian jahat tahu gak!" Kesal Dito lari menuju mobil yang sudah menyala itu, ia takut ditinggalkan oleh sahabatnya
"Li," sapa Rara ragu.
"Apa?"
"Gua aneh tahu," ungkap Rara.
"Nih ya, si Rei kan nolak lu. Tapi kenapa sekarang dia peduli, padahal Lo kan udah punya galang." Aneh Rara.
"Gak tahu gua juga." Acuh Lia yang melanjutkan jalannya menuju kamar Lia.
"Terus lu mau terima dia?"
"Jujur mana ada sih cewek yang mau ditarik ulur gitu?"
"Terus Lo gak mau terima dia kan?"
"Gua juga gak tahu. Lagian gak mungkin juga dia suka Ama gua." Jelas Lia menghela nafas.
"Terus buat apa dia ngedeketin lu?" Tanya Rara masih kepo.
"Emang dia deketin gua? Dia mah ngikut juga gara-gara temennya si Dito Ama Raka yang peduli sama gua."
"Oke." Jawab Rara sekenaknya.
"Gua bingung." Parau Lia setelah merebahkan dirinya di kasur.
Rara menatap sendu kehadapan Lia. Ia pasalnya sangat tahu kelakuan sahabatnya itu.
Lia sudah menyukai Rei sejak kelas sepuluh. Dulu ia hanya menyapa ringan dan selalu bersiap ada kalau Rei mendapat masalah atau terkena hukuman sekalipun.
Rara ingat sahabatnya itu pernah menolong Rei saat cowok itu dikejar oleh guru BK karena bolos, dan apa yang dilakukan Lia ia malah menghampiri guru tersebut dan bilang bahwa ia bolos agar Rei tidak terkena hukuman.
Lia sudah membuat kode keras semenjak kenaikannya kekelas sebelas. Hingga akhirnya ia memutuskan untuk menyatakan perasaan Lia pada Rei.
Sungguh, perjuangan yang sangat menakjubkan. Pikir Rara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Walk [Completed]
Fiksi RemajaOtw [Revisi] Tentang kata yang sukar untuk diungkapkan. Hal yang sering kita lupakan, sangat sederhana. Orang yang memiliki kesungguhan akan berjalan tanpa berhenti atau hanya sekedar untuk menengok.Tentang berjuang, ikhlas dan arti sebuah pengajar...