12. Sisi

652 33 6
                                    

Terlalu sakit, marah tidak akan berguna, akhirnya gw butuh pelampiasan

Bunga Shinta Brayuda

...

"Aww"Diva menjitak kepala Sisi.

"Pertanyaan lo vulgar" Sisi mengerutkan dahinya dengan jawaban Diva.

"Hellow... lo aja yang kelewat kuno. Mahasiswa jaman now udah lebih dari gituan kali. Jadi yang aneh itu lo yang baru ngerasain First Kiss saat udah kuliah" Sisi memutar bola matanya.

"Itumah elo doang, sengaja pacaran ama playboy biar bisa bebas ngelirik cowok lain tanpa dicemburui" Diva tau gimana Sisi.

"Ga usah dibahas, lo udah tau moto gw. So let it go" Sisi mengangkat bahu cuek.

Sisi punya moto dalam berpacaran.
'Pacaran dan selingkuhlah sewajarnya. Kamu serius saya serius, begitupun sebaliknya'

Walau seperti itu, Sisi tidak pernah mempermainkan perasaan orang lain. Dia hanya melakukan itu pada cowok yang juga brengsek menurutnya. Sedangkan pada cowok yang terlihat baik, dia akan jujur tentang hubungan lainnya.

Sisi juga bukan cewek nakal yang suka hangout bareng cowok ke club atau tempat terlarang lain. Dia berpacaran dan selingkuh masih dalam batas normal. 

"Jadi gimana rasanya?" Diva menghela napas, sahabatnya ini pasti akan terus bertanya sampai dia puas mendapat jawaban yang dia inginkan.

"Biasa aja. Dia ngelakuin sepihak jadi gw ga ngerasaiin apapun" Jawab Diva berbohong. Padahal mengingatnya saja udah bikin Diva panas dingin dan pipinya merona.

"Pipi lo tuh yang biasa. Ga ngerasain apapun tapi tiba2 pipi lo hipertermi? Lucu sekali anda" Sisi bertepuk tangan mengejek Diva.

Diva memegang pipinya yang memanas. Kemudian dia menatap Sisi serius.

"Gw harus gimana? 4 bulan tersakiti, bertekad kuat untuk mengakhiri, dia berubah lebih baik, satu tindakannya aja bikin gw lupa sama sikap buruk dia sebelumnya" Diva merasa lelah dengan perasaannya yang labil dan sangat gampang berubah-ubah jika sudah menyangkut Randi.

"Menurut gw, keputusan lo nunda rencana pembatalan perjodohan itu udah benar. Dia udah ngerubah sikapnya ke elo hanya dengan ancaman pembatalan itu. Itu artinya dia perlahan sadar akan perasaannya sendiri dan ga mau ngelepas elo." Sisi memegang tangan Diva meyakinkan sahabatnya.

"Jadi menurut lo dia hanya belum sadar perasaannya ke gw?" Diva sedikit berharap mendengar perkataan Sisi.

"Iya, dan kepastiannya akan terjawab besok saat lo nuntut alasannya. Lagian mana ada yang bisa nolak pesona sahabat gw yang manisnya ngalahin cuka apel" Sisi tersenyum jahil.

"Sialan, cuka apel asam dan pahit ogeb" Diva menepis tangan Sisi.

"Emang lo pernah nyicip cuka apel?"

"Belom.. hehe" Diva nyengir

"Dasar sok tau"

"Bodo" Diva mencibir kemudian melihat seseorang dari arah pintu masuk kantin yang melambaikan tangan kearahnya. Diva membalas.

Sisi memperhatikan Diva kemudian ikut menoleh kearah pintu masuk kantin.

Sisi melotot kaget melihat dua orang yang sedang menghampiri mereka. Dia langsung kembali duduk dengan posisi semula dan pura-pura sibuk dengan hp nya.

Diva bingung dengan tingkah sahabatnya yang gelagapan. Sisi merasa diperhatikan, dia mengangkat kepalanya dan menatap Diva.

'Ada apa?' Diva menaikkan alisnya seakan bertanya kepada Sisi.

Sisi menggeleng dan kembali sibuk dengan hp nya. Diva baru mengerti kenapa sikap Sisi jadi seperti ini setelah melihat cowok yang muncul dibelakang Faiz. Diva memandang iba kepada sahabatnya.

"Punya hp tapi ga gunain itu namanya mubazir" Ucapan Faiz membuat Diva mengalihkan pandangannya ke arah Faiz yang baru duduk disampingnya.

"Maksudnya?"

"Kenapa ga bales chat gw?" Faiz menarik hidung Diva. Diva langsung menepisnya dan memukul lengan Faiz.

Percayalah Faiz menarik hidungnya agak kuat dan membuat Diva sedikit terlonjak dari duduknya.

"Sakittt. Kalo copot gimana?" Faiz hanya pasrah menerima pukulan Diva. Diva mengusap hidungnya yang terasa sakit.

"hp gw silent dan getarnya juga ga aktif. Sorry" Diva berkata santai.

"kok bisa bareng Ando?" Diva melirik Sisi yang masih sibuk dengan Hp nya. Sisi kelihatan gelisah. Diva tidak tau kalau Faiz kenal dengan Ando yang merupakan temen seangkatannya tapi beda kelas.

Ando atau Bagas Fernando adalah cowok yang telah membuat Sisi menjadi cewek cuek dalam berhubungan. Yang menjadi alasan Sisi memiliki moto seperti itu. Hanya Diva, Sisi dan kedua sahabat lainnya yang tau fakta tersebut.

Ando adalah playboy yang terkenal dingin dan kalem kalo berhadapan dengan cewek-cewek. Sikapnya akan sangat berbanding terbalik saat bersama temen-temen cowoknya. Tidak seperti kebanyakan playboy lain yang identik dengan petakilan. Ando bisa dibilang Randi versi playboy di Fakultas Kedokteran.

Selain terkenal sebagai playboy kalem, Ando juga salah satu mahasiswa dengan otak encer di kelasnya. Isi dompet jangan diragukan lagi. Beberapa mall ternama di Jakarta adalah milik keluarganya.

"Ando temen ngegame gw selama SMA" Ucapan Faiz mendapat anggukan dari Ando.

"Gimana caranya? Kan lo ga SMA di Jakarta?" Tanya Diva polos.

"Ketemu di game online, sering setim bareng, terus kita sering chat-chatan yang awalnya obrolin game doang, tapi karena obrolan kita yang lainnya juga nyambung, jadilah kita temenan LDR ampe sekarang. Dia juga yang bantuin gw masuk Univ ini lewat Om nya yang wakil rektor 1 disini" Faiz dengan semangat menceritakan kronologis dia berteman dengan Ando.

Diva hanya manggut-manggut mendengar penjelasan Faiz. Ando hanya menberikan senyum tipis saat Diva menoleh kearahnya ketika Faiz bercerita tadi. Dan Sisi dia masih sibuk dengan hpnya dalam diam.

Merasa ada yang aneh dengan gelagat temen toa nya, akhirnya Faiz membuka suara.

"Si orang utan kenapa kalem banget dari tadi?" Faiz mengangkat dagunya ke arah Sisi yang masih diam.

"Orang utannya lagi sariawan hahahaha " Diva tertawa lebar melihat Sisi yang sudah melotot kearah mereka berdua. Faiz juga ikut tertawa.

"Lahh.. senggol bacok dia.. wuahhahaha" Faiz masih tertawa. Tetapi kali ini lebih nyaring dari yang tadi. Seisi kantin menoleh ke arah mereka dengan tatapan tidak suka. Merasa terganggu dengan ketawa Faiz yang nyaring kayak pake toa. Diva tidak peduli dengan tatapan aneh yang ditujukan kepadanya dan teman-temannya. 'Bodo amat, yang penting bahagia' batinnya.

"Sssttt... diam lo berdua. Malu-maluin gw" Sisi melempar tatapan kesal kepada dua teman didepannya.

'Dasar sahabat laknat' batin Sisi. Tatapan Sisi menajam saat kedua temennya bukannya berhenti tapi malah menjadi-jadi.

Ando yang memperhatikan perdebatan ketiganya tersenyum tipis dan menoleh kepada Sisi.

"Biarin aja" Ando berkata lembut.

Sisi menoleh kesampingnya. Didapati Ando tersenyum tipis padanya.

'Sh*t...!!' Umpat Sisi dalam hati saat jantungnya berdebar tak karuan.

"Apa kabar? Mantan?...."

...

Bersambung.....

...

Yang menikmati ceritanya jangan lupa kasih bintang⭐️

Yang kurang puas atau tidak suka silahkan kritik di kolom komentar ya

Terima kasih banyak😄

From Author yang masih jauh dari kata sempurna😅

Diva's Love Story (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang