Chapter 4

76 18 0
                                    

Sepanjang perjalanan menuju kamarnya Irene tak hentinya berpikir Apakah ucapan Stefan bisa dipercaya , untuk tidak melaporkan segala kegiatannya selama di Asrama ini. Jujur saja bagi Irene ketika orang tuanya bercerai ia hilang semangat dan harapan hidup , mengingat selama ini bahwa Daddy & Mommynya baik baik saja. Dimana hari Irene di beritahu bahwa ia akan dipindahkan ke Asrama oleh kedua orang tuanya ia tampak marah dan kecewa. Bagaimana bisa orang yg seharusnya melindungi dirinya malah mengasingkannya ke Asrama. Namun ia tak bisa berbuat banyak. Irene selalu berpikir mungkin di kehidupan sebelumnya dia begitu banyak membuat kesalahan..
Irene berharap saat dia berada d Asrama ini , hidupnya akan jauh lebih baik. Saat ini di pikirannya hanya berharap tak akan terjadi apa apa di tempat ini. Karena dia sudah cukup lelah hidup seperti ini.
Irene tenggelam dalam pikirannya sendiri tanpa ia sadari dia telah sampai di kamar nya.

"Ini dia kamarku.." Irene membuka ruangan itu dan memperhatikan kamar tidurnya , nuansa gotic masih jadi daya tarik tersendiri bagi Asrama di bagian Eropa. Irene tersenyum, sedikit menyukai tempat tinggal barunya.

Tokk.tokk..tokk.. Seseorang mengetuk pintu kamar Irene.

Irene menoleh ke arah pintu. "Siapa?"

"Ini saya, felix nona."

"Tuan felix , terimakasih membawakan koper saya."

"Tidak apa apa nona. Kalau begitu saya permisi dulu."

Membawa koper yg sangat besar , Ia menurunkan sebuah biola dan gitar dari dalam tas alat musik tersebut. Perjalanan panjang cukup membuat irene merasa lelah dan Irene ingin cepat beristirahat.
Hari mulai gelap dan barangnya baru saja ia tata di dalam lemari , sebelum mandi irene berjalan ke arah jendela kamarnya. Irene sedikit membuka jendela untuk menghirup begitu banyak udara untuk melepas segala kepenatan di dalam hati & pikirannya. Begitu tenang di tempat ini dan ia sangat suka , saat irene akan menutup jendela , Irene tanpa sengaja melihat Lily sedang berjalan beriringan dengan seorang pria. Di saat bersamaan Lily & pria itu menghentikan langkahnya memperhatikan Irene dari seberang danau. Dengan pandangannya yg acuh & dingin irene menutup kembali jendela kamarnya tanpa perduli apa yg dilakukan kedua orang itu.

,
,
,
,

Lily berjalan melewati danau untuk menuju ke Paviliun tempat Will tinggal bersama Eliie. Lily tak habis pikir mengapa will begitu keras kepala membangkitkan Ellie dari kematiannya. Menurut lily , Will merupakan vampire terbodoh yg pernah ia temui & parahnya lagi will belum mengetahui motif Ellie menjadikan Sehun sebagai kekasihnya. Sangat jelas bahwa pamannya 'Stefan' sangat menentang hubungan Will dengan Ellie. Ellie adalah anak sahabat Stefan dulu , dan semua berubah saat Ayah Ellie 'Finn Bennet' berkhianat kepada keluarga Wellington. Lily hanya mengetahui akar permasalahan keluarga belah pihak hanya sampai disana. Karena sang mama belum menceritakan kelanjutannya apa penyebab pamannya itu begitu membenci keluarga Ellie. Lily menelusuri setiap ruangan yg ada di paviliun milik Will ini.

"Dimana sih kak will?" saat pintu ujung atas dibuka terdapat ruangan tidur yg sarat penuh mantra dan dari kejauhan Lily melihat box tempat tubuh Ellie di simpan. Lily berjalan mendekat & terkekeh sinis menatap tubuh Ellie disana. "Wahh ternyata kau sungguh sungguh mencintainya, Kak?" tanya Lily pada William yg ternyata sedari tadi sudah berdiri di belakangnya.

"Jauhkan tanganmu dari Ellie , Ly! Aku tidak segan segan akan mematahkan tanganmu! Jika sehelai rambut saja kau berani menyentuhnya! Menjauhlah!"

Lily terkekeh. "Hey kak apa ini sambutanmu kepadaku setelah 3tahun kita tidak berjumpa." Lily menyadari kemarahan sang kakak pada dirinya. Karena lily pun turut andil dalam membuat Ellie seperti ini.

"Apa aku harus menyambutmu? Disaat seseorang yg aku percaya untuk menjaga Ellie , selama aku pergi melawan Stefan , malah berbalik menyerang kekasihku yg tidak berdaya pada saat itu" sehun menyeringai. "Kau seharusnya tak mengkhianatiku , Lilymaymac!"

"Ayolah kak, maafkan aku. Aku kan sudah memberitahumu informasi bahwa gadis yg kau tunggu untuk membangkitkan Ellie sudah datang di pengelihatanku. Apa itu belum cukup memaafkan kesalahanku?" Sehun berjalan keluar dan di ikuti oleh Lily di belakangnya , sesaat setelah keluar dari Paviliun angin berhembus kencang , menerbangkan bau seorang tubuh gadis yg berdiri di jendela kamarnya. "Wahh..bau gadis itu sungguh sungguh sangat lezat.. Kak.. Apa kau tidak mencium bau yg sangat Manis dan familiar ini??"

Sehun seketika berhenti dan memandang arah mata Lily yg tertuju pada seorang gadis yg berdiri memandang dirinya dan Lily dari kejauhan. "Apa maksudmu , aku tidak mencium bau apapun! Sudahlah jangan mengganguku sebaiknya kau kembali ke Asrama!" dan sehun berlalu begitu cepat masuk ke dalam hutan.

Lily sedikit tersenyum. "Ternyata Kak Will tak bisa mencium bau manismu ya , Sang RoseBlood."

🌹🌹🌹
N

B : Jadi aku disini bikin 2 karakter untuk Irene , jd sama lebih tua dia bakalan polos bgtt tp klo udah berhadapan sama Key , Kevin dll dia bakalan berubah dingin.. 😂
Jgn tanya knp ya becouz aku jg gk tw knp bisa begitu 😂🙏

Maaf ya kalau banyak typo..
Aku baru belajar banyakin word aku..
Semoga suka..

Rin's💕💕

Chance (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang